Produktif Dimasa Pensiun Ala Pak Sukarji #SekotakPenuhKesan

Down to the earth and you would hear with  heart.

Alasan saya memilih taksi saat bepergian dengan membawa dua anak adalah karena aman. Tak khawatir ini itu terlebih saya tidak hapal jalan-jalan di Jakarta karena perantauan. Ya, daripada nyasar cari aman sajalah. Alasan kedua, berharap menemukan  pengalaman mencerahkan.

selfie dalam taksi Blue Bird
Seperti beberapa waktu lalu, sepulang  menghadiri sebuah acara dengan membawa kedua anak saya. Siang itu, ruas jalan yang kami lewati padat merayap. Saya mengurungkan niat untuk mengeluhkan kemacetan begitu melihat wajah pak supir (lewat kaca spion) yang tenang.

Dari banyaknya uban dan karakteristik kerutan di wajah, dugaan saya umur pak supir seumur bapak saya, lebih dari 50 tahun. Mungkin sudah  belasan atau puluhan tahun menjadi supir taksi jadi tak heran jika wajahnya tampak tenang walaupun macet karena sudah terbiasa untuk sabar dengan keadaan ini.   

Alih-alih mau menggerutu saya malah bertanya,“Sudah lama ya Pak, bawa Blue Bird?”
“Baru delapan bulan Bu.”
“Delapan bulan wah saya kira sudah bertahun-tahun, maaf lho, soalnya Bapak terlihat sudah senior,” kata saya bercanda sambil tertawa.

Saat Hati Tertaut di Rumah #BahagiadiRumah

Walaupun sudah berkeluarga  dan memiliki rumah sendiri  tidak jarang saya merindukan rumah Ibu. Rindu masakannya, rindu suaranya, dan rindu kehangatan yang diciptakannya.

Dan sepertinya bukan hanya saya yang merindukan rumah dan kehangatan Ibu, juga kedua adik saya yang  sudah memiliki keluarga dan  tinggal terpisah. Itu terlihat dari binar mata dan tawa kami saat berkumpul di rumah. Masakan Ibu memiliki tempat tersendiri di lidah dan hati kami, bukan karena masakannya  mewah lho bahkan masakan Ibu sederhana. Pernah juga Ibu mempraktikan masakan dari resep di tabloid, walaupun Ibu menyebutnya gagal tetap saja bagi lidah  kami rasanya   lezat. Tapi untuk contekan resep dari tabloid salah satunya tabloid Nova, Ibu lebih sering mempratikkan resep kue kering karena Ibu  menerima pesanan kue kering menjelang lebaran.

[Fun Blogging] Ngeblog, dari Hobi jadi Profesi


Ngeblog  bisa jadi profesi? Memang bisa? Mungkin itu pertanyaan banyak orang termasuk saya. Sampai saya bertemu beberapa teman dan ikut workshop ini, ternyata benar lho ngeblog bisa jadi profesi.

Saya sendiri  sudah merasakan penghasilan dari blog, jumlahnya masihlah sedikit alias recehan. Eit, bilang recehan bukan maksudnya tidak bersyukur malah sangat bersyukur, di sela ‘ngasuh’ dapat uang.

Jadi bisa di bilang salah satu alasan saya mengikuti Workshop Fun Blogging ini adalah up grade ilmu blog untuk meningkatkan  penghasilan dari ngeblog hehehe.  Fun blogging adalah miniworkhop tentang blog yang di gagas trio blogger yaitu mba Haya Aliya Zaki, teh Ani Berta dan mba Shinta Ries sejak . Dan kini memasuki sesi 12. Saya ikut sekitar pertengahan bulan Mei, sesi 11. Di post ini saya akan menuliskan liputannya sekaligus rangkuman materi dari mini workshop tersebut.

uPang, Sterilizer Peralatan Bayi yang Aman, Hemat dan Efisien

Rasanya waktu cepat berlalu, tanggal 12 Mei lalu si sulung tepat berusia 8 tahun dan saya masih mengingat dengan jelas  perasaan  saat menimangnya pertama kali sesaat setelah melahirkannya. Lalu hari-hari di mana saya mengasuhnya berikut nasehat ini itu dari Ibu soal pengasuhan. Salah satunya nasehat yang saya ingat adalah; “Hati-hati, jangan lengah walaupun anak anteng, anak umur segitu suka memasukkan apa yang dipegangnya ke mulut. Jangan kasih mainan yang bentuknya kecil, khawatir tertelan.”

Kebiasaan bayi memasukkan benda ke mulut 
Iya  awalnya saya heran dengan kebiasaan bayi yang memasukkan apa yang dipegangnya ke mulut sampai kemudian saya mendapat penjelasan dari sebuah buku dan  majalah, bahwa ada fase oral yaitu saat bayi berusia 5-7 bulan. Di usianya ini koordinasi tangan dan mata bayi meningkat, ia memasukkan semua benda yang dipegang ke mulut sebagai cara untuk mengenalinya.

Di fase ini si kecil  rentan terkena sakit karena kuman dengan mudah dapat berpindah dari benda yang di jilat/gigitnya  ke dalam tubuh dan menyerangnya, karena sistem pertahanan tubuh bayi belum sempurna.

Ehm, saya jadi teringat kejadian saat si kecil mencret berhari-hari, rewel dan demam. Dan kesimpulan dokter dari hasil pemeriksaannya, kemungkinan si kecil terkena kuman. Bukan tidak mungkin kumannya dari mainan yang masukkan kemulut. Atau mungkin dari botol susu yang saya bawa ke kantor untuk memerah yang kurang steril.

Sayangnya tidak semua mainan dapat direbus untuk mensterilkannya. Dan saya termasuk yang ragu mensterilkan botol susu dengan cara di rebus. Kuliah di jurusan kimia membuat saya sedikit banyak mengerti soal bahan plastik atau polimer yang umumnya tidak terlalu tahan di suhu 100 derajat celsius,  sehingga sebagian larut lalu bisa secara tidak sengaja tertelan kecil. Ini yang kadang membuat saya galau soal rebus merebus botol susu.

Adakah mama yang mengalami hal sama? Ragu menstrerilkan botol susu dengan cara direbus?

Cari Tahu Informasi Tepat Mengenai Alergi

Risau karena alergi
Sekitar dua tahun lalu saya pernah di buat risau dengan keluhan yang dialami anak  kedua saya, Khalifah,   karena gatal di betisnya  yang sering kambuh. Sembuh setelah   diolesi obat, begitu obat habis kambuh lagi. Ganti dokter kulit hasilnya sama.
“Ini obatnya sudah bagus, Bu,” kata salah satu dokter kulit begitu saya mengeluhkan gatalnya yang kambuh lagi dan memperlihatkan salep yang di beri dokter sebelumnya.
“Kalau saya tambah dosisnya khawatir bahaya. Ini sejenis eksim kering.  Ibu atau bapak ada riwayat eksim?”
“Tidak, Dok.”
“Atau alergi?”

“Iya saya alergi, anak pertama saya juga alergi.”
“Ehm, kemungkinan eksimnya ini efek alergi, Bu. Udah pernah cek alergi Dedenya?”
“Iya Dok, alergi susu sapi, tapi saya tidak memberikan susu sapi, kok kambuh ya Dok?”

”Saya resepkan salepnya ya, Bu tapi yang terpenting hindari pemicu alerginya. Selain susu sapi coba Ibu hindarkan Dedenya dari makanan olahan susu sapi lain. Yoghurt, keju.  Saya resepkan juga lotion Bu, kulit Dedenya kering jadi makin rentan kena gangguan kulit. Perbanyak konsumsi sayur dan buah juga ya Bu agar kulitnya lembab.”

Saya menuruti saran Dokter, alhamdulillah seiring waktu gatal di betis Khalif sembuh dan tidak pernah kambuh lagi.

Boleh baca Modal Dasar Bayi Sehat (tulisan saya untuk majalah AyahBunda edisi cetak tahun 2013 dengan narasumber dokter anak)

Semua dari Ingin Tau:  Tau - Cegah dan Atasi - Sebar
Dan saya mulai berpikir, apa sayur dan buah bisa menyembuhkan gejala alergi yang berdampak pada kulit? Apa seiring usia alergi sembuh? Karena sejak usia 3 tahun lebih saya tidak memantang makanan untuk Khalif dan dia suka  mengkonsumsi susu kemasan seperti Morinaga Chil-Go! seperti Kakanya dan tidak menampakkan gelaja alergi.

Pertanyaan –pertanyaan itu terjawab saat saya mengikuti sesi coaching clinic mengenai alergi yang di selenggarakan Morinaga di KalCare mall Bintaro Xchange beberapa waktu lalu. 

KalCare Bintaro Xchange

Pertanyaan Seputar Pembalut

Artikel lengkapnya  pernah saya tulis untuk majalah AyahBunda (terbit bulan Oktober 2015) dengan narasumber  Dr. Frizal  SpOG, dokter di Rumah Sakit Pertamina, di blog post ini saya hanya mengutip sebagian isi artikel yaitu pertanyaan - pertanyaan seputar pembalut yang dijawab oleh ahlinya, dokter Frizal. 



Boleh lihat foto majalah dan artikelnya di sini Teman Wanita Sepanjang Usia

Apakah penggunaan pembalut pada wanita bisa  mengganggu kesehatan reproduksi? Jika ada, apa contoh gangguannya?

Tidak, jika kita menggunakan pembalut yang cocok dengan kulit dan menjaga kebersihan daerah intim saat sedang terjadi haid dengan cara mengganti pembalut secara rutin setiap 3 sampai 4 jam, tergantung banyaknya haid dan  mencuci daerah intim dengan bersih. Sejauh ini keluhan yang sering terjadi karena pemakaian pembalut adalah alergi, gatal dan iritasi seputar daerah intim. Itu disebabkan karena pembalut yang digunakan   tidak cocok dengan kulit atau pembalut tidak sering diganti.

Lebih menyehatkan  menggunakan pembalut reusable dari kain yang bisa dicuci dan digunakan lagi atau pembalut biasa saat haid atau nipas?

Kesehatan daerah intim saat menstruasi tergantung pada perawatan kebersihannya bukan jenis pembalut yang digunakan.  Penggunakan pembalut kain atau sekali pakai sama – sama harus di ganti secara berkala agar daerah intim bersih dan terjaga kehigieniesannya.

Untuk pembalut kain yang bisa di cuci dan digunakan kembali, saat pencuciannya harus bersih agar tidak berjamur.

Pilih pembalut yang menurut yang menurut Anda nyaman digunakan.


Jika tidak haid, apakah penggunaaan panty liner akan menyehatkan daerah intim?

Hati-hati dengan kenyamanan semu dari penggunaan panty liner, karena merasa daerah intim kering dan nyaman, padahal sebenarnya lembab dari panty liner yang menyerap cairan daerah intim dan tidak ada sirkulasi udara.

Penggunaan panty liner tidak perlu agar sirkulasi udara di daerah intim terjaga. Untuk kenyamanan dan kesehatan gunakan celana dalam yang kainnya nyaman dan mudah menyerap keringat. Jika celana dalam sudah terasa sedikit basah dan lembab sebaiknya di ganti.

Bagaimana melindungi dan menjaga kesehatan vagina?

Vagina yang sehat tidak berbau dan tubuh memiliki sistem untuk membuat vagina tetap bersih. Jadi jika vagina tidak bermasalah jangan gunakan sabun untuk membersihkannya, cukup cuci dengan air bersih. Penggunaan sabun dengan pewangi dapat merusak pH vagina yang dapat menyebabkan bakteri baik yang seharusnya ada di daerah vagina mati, selain itu dapat menyebabkan iritasi jika sabun yang digunakan tidak cocok dengan kulit.

Kenakan pakaian dalam yang menyerap keringat dan tidak ketat, agar cairan vagina mudah terserap dan ada sirkulasi udara. Memakai pakaian atau celana ketat  terlalu lama dapat menyebabkan daerah vagina lembab dan ruam sehingga rentan infeksi.

Saat menstruasi, ganti pembalut secara berkala, jika sedang banyak, ganti  dua sampai 3 jam sekali.

Potong rambut vagina secara teratur agar vagina tidak mudah lembab. Banyak minum air putih agar bakteri dalam urin terbuang, kesehatan vagina pun terjaga. Untuk memperkuat otot vagina dan panggul lakukan senam kegel.

Jika vagina bermasalah seperti berbau, gatal dan iritasi, segera periksa ke dokter untuk mendapat menanganan yang tepat. Lakukan tes pap smear secara berkala, minimal setahun sekali, agar jika terdapat kanker leher rahim segera bisa diatasi.




Pentingnya Stimulasi di 1000 Hari Pertama Si Kecil

Permah merasa si Kecil kita pintar dan hebat? Ehm, perasaan yang saya kira di alami hampir semua ibu dan itu wajar. Kemampuan si kecil meniru, mengingat dan pertanyaan-pertanyaan kritisnya tak jarang membuat kita kagum. Dan hampir semua anak seperti itu karena saat usianya menginjak batita atau sering di sebut golden age, otaknya tengah berkembang dengan cepat dan menyerap semua informasi seperti spoons.

Begitu pula dengan di kecil saya, ketertarikannya pada buku membuat saya kadang merasa heran, di keramaian begitu melihat tumpukan buku, dia antusias melihat dan ingin membeli, padahal tak jauh darinya ada pedagang balon dan beragam mainan. Saya juga tidak menyangka, dia tertarik dengan buku science sederhana. Ini adalah dua buku science favoritnya, minta dibaca berulang-ulang sampai dia sendiri hapal. Namun bukan berarti dia tidak tertarik mainan, malah sangat tertarik di banding menonton, dia bisa berjam-jam anteng main berkhayal dan lupa minta nonton seharian. Ketertarikannya tidak lepas dari stimulasi  yang saya berikan saat dia bayi, rutin dibacakan buku (hinga saat ini) dan membatasi menonton tapi 'dipaksa' bermain dengan mainan dan berkhayal.

Apa yang kita berikan pada si kecil pada awal kehidupannya memang sangat berperngaruh besar. Penjelasannya ilmiahnya saya dapat saat tanggal 2 April lalu saya mengikuti seminar parenting dengan tema  Siap Cerdaskan si Kecil Sejak Dini  dengan narasumber  dokter ahli tumbuh kembang anak Dr.dr. Ahmad Suryaman, SpA(K), dokter ahli alergi-imunologi anak Dr.dr. Anang Endaryanto, SpA(K) dan pakar psikologi Dr.Rose Mini,A.P., M.Psi.

Siap Cerdaskan Bangsa