Semua Beres Kalau Ada Mama

Mama datang dan isi tas besar yang dibawanya sudah bisa saya tebak. Bukan pakaian karena mama sudah menyimpan pakaian di sini. Isinya tahu bandung, brokoli, wortel, cabe gendot (jenis cabe gemuk dan pedas ini tidak ada di bogor), tomat, daun bawang dan cabe merah keriting.


Azka dan Uti (eyang putri)
Mama tidak mengambilnya dari kebun  karena kami memang tidak punya kebun . Tapi mama membelinya dari pasar simpang dago.”Aduh Bu, gak usah repot-repot, di sini juga ada,” kata suami saat pertama kali mama berkunjung ke rumah kami .

Be Smart

Menurut saya seseorang disebut  smart jika memiliki kemampuan lebih, multitalent, keinginan untuk tumbuh atau maju, optimis dan  bisa bersikap dan bertindak tepat pada setiap peran yang dilakukannya. Jadi perempuan smart menurut saya, perempuan yang bersikap dan bertindak smart  pada setiap peran yang dilakukannya.  Nah berikut multiperan perempuan (yang sudah  dan akan menikah) dan smart  menurut defini ‘smart’ untuk saya.

Belajar Positif Parenting

Untuk beberapa hal saya kerap  berbeda pendapat dengan suami mengenai pola asuh anak. Saya cenderung hati-hati tapi menurut suami terlalu banyak khawatir dan takut. Misal, saya melarang Azka memanjat pohon tapi menurut suami, saya seharusnya memberi Azka kesempatan  (dengan catatan pohon yang ranting untuk pijakannya kuat, gak terlalu tinggi dan naiknya pun hanya beberapa langkah – misal pohon jambu batu atau mangga cangkokan yang memang terdapat di halaman rumah kami)– bantu memanjat sambil memberi pengertian hanya boleh memanjat jika dibantu orang dewasa karena jika jatuh bisa menyebabkan luka.

Atau saat pertama kalinya Azka dan Khalif merengek minta hujan-hujanan saat gerimis. Jelas saja saya melarangnya, tapi suami mengijikan. Jalan tengahnya, Azka hujan-hujanan mengenakan sepatu boot, jas hujan dan payung kecil.  Saya melarang Azka mengenal game tapi suami sebaliknya menurutnya ada sisi positif dari bermain game dengan catatan sesuai umur, edukatif dan waktu yang dibatasi.

Sebuah Langkah Sederhana #Ad

Video ini disponsori oleh  Lifebuoy 
Thesgora adalah sebuah desa  di India dengan angka kematian tertinggi pada balita yang disebabkan diare.  Di sana, seorang anak bisa hidup mencapai usia 5 tahun adalah  hal luar biasa. Ayahnya akan mengungkapkan rasa syukur dengan cara yang unik, seperti yang dilakukan Gondappa dalam video di bawah ini;




Dua juta anak-anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia meninggal karena infeksi diare dan pneumonia. Infeksi ini dipicu karena kurangnya akses air bersih, fasilitas sanitasi dan pendidikan kesehatan. Angka kematian ini  lebih besar dibanding kematian yang disebabkan oleh AIDS.  Di Indonesia sendiri, dalam setahun ada 50 ribu balita meninggal karena pneumonia dan diare (sumber dari sini )

Langkah sederhana untuk mengurangi paparan infeksi diare dan pneumonia adalah dengan cara mencuci tangan dengan sabun. Mencuci tangan dengan sabun terbukti mengurangi resiko diare hingga 42-47%. Selain itu, membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun akan membuat kita terbiasa mempraktikkan perilaku sehat sederhana lainnya seperti menjaga kebersihan kuku, badan dan lingkungan sekitar.

Ada lima waktu penting di mana kita harus mencuci tangan dengan sabun yaitu setelah membersihkan pup si kecil  (terutama untuk para mama), setelah buang air besar dan kecil, sebelum makan, sebelum memasak dan menyuapi si kecil.

PBB melalui unicef mengkampanyekan cuci tangan dengan sabun dengan menetapkan tgl 15 oktober sebagai hari cuci tangan pakai sabun.  Di Indonesia peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) sedunia tahun ini berlangsung di Senayan, Jakarta pada tgl 20 November dengan  di hadiri Gubenur DKI Jakarta, Joko Widodo (sumber dari   sini)

Selama 10 tahun terakhir, sabun Lifebuoy telah berpartisipasi dalam membantu mencegah kematian akibat diare dan pneumonia  dengan mengajarkan anak-anak  melakukan tindakan sederhana yaitu mencuci tangan dengan sabun. Lifebuoy diluncurkan di Inggris oleh Lever Brothers pada tahun 1895, dengan tujuan untuk membasmi wabah kolera.  Pada tahun 1917 William Hesketh Lever dianugerahi gelar Lord Leverhulme atas kontribusinya terhadap pendidikan kesehatan dan kebersihan.

Postingan ini disponsori oleh Lifebuoy

Kopdar, di mana pun seru yang penting happy

Kopdar alias bertemu teman-teman yang selama ini kenal di dunia maya, baik teman medsos maupun blogger, selalu saya tunggu - tunggu. Jika waktunya pas – saya suka jika kopdar diadakan week end - tempatnya ok, terutama tempat yang memungkinkan saya membawa serta suami dan anak-anak, kemungkinan besar saya datang.

kopdar bersama teman medsos. Foto milik Murtiyarini
Agak repot memang harus membawa anak-anak tapi saya menikmatinya, kopdar membawa keluarga itu seperti menyelam sambil minum air.

Ntar Dulu...

 Tulisan saya dengan narasumber Psikolog Ratih Ibrahim, mengenai kebiasaan si  balita yang suka menunda. ada di edisi 9 Desember 2013


Home is where the heart is

Ini postingan ketiga sekaligus terakhir dari sesi family time di acara family tea camp sariwangi dan tabloid nova dengan narasumber psikolog  Ratih Ibrahim.


Kunci Komunikasi Suami Istri
Sesi terakhir sekaligus paling membuat haru beberapa pasangan suami istri peserta family tea camp. Jadi ceritanya mba ratih memberi semua peserta (suami dan istrinya) masing-masing selembar kertas dan balpoint. Dan meminta menuliskan yang kita sukai dan tidak disukai dari istri/suami, setelah itu ditukarkan, jadi istri bisa baca pujian dan komplain suami, begitupun sebaliknya.

Partisipasi Aktif setiap Warga untuk Indonesia Sehat

Keadaan darurat yang datang tak terduga
Jujur saja, yang membuat saya cukup tenang ketika dokter memutuskan saya harus operasi caesar untuk melahirkan  anak pertama dengan alasan bayi sungsang dan pinggang saya pendek, adalah karena seluruh biaya persalinan di cover asuransi kantor suami 100%. Berbeda dengan kantor saya yang hanya meng cover sekitar 5 juta rupiah.

Sayangnya tidak semua perempuan terutama ibu hamil diberi kemudahan seperti saya. Saya ingat kejadian yang menimpa tetangga ibu saya meninggal beberapa jam setelah melahirkan. Sebutlah bernama ibu X. Sejak hamil ibu X sering mengeluh sakit kepala dan tekanan darahnya naik. Tiap bulan dia mengecek kehamilannya di puskesmas. Bidan puskesmas menganjurkan untuk melahirkan di bidan terdekat atau dokter. Walaupun ibu X mengiakan tapi saat hari H nya, ibu X memilih melahirkan di temani dukun beranak, alasanya tentu saja tak ada biaya. Dan hal yang dikhawatirkan pun terjadi,

Modal Dasar Bayi Sehat

Postingan promo,  bisa di skip atau dibaca, tergantung kebutuhan hehehe

Artikel mengenai apa saya yang harus dilakukan dan dipersiapkan agar bayi tumbuh sehat dengan narasumber dr. Prastiya Gunawan, SpA dokter di RSUD DR.Soetomo Surabaya.

apa saja modal dasar itu;
1. imunisasi lengkap dan tepat waktu
2. lingkungan bersih
3. cek kesehatan secara berkala
4. ASI eksklusif
5. jam tidur cukup
6. kebersihan badan

Artikel lengkapnya bisa di baca di majalah Ayahbunda yang edar minggu ini no 24, 25 nov-08 des 2013