Pelajaran dari Dinda
Beberapa minggu lalu salah satu trending topik di beberapa portal
berita, medsos dan televisi adalah status seorang gadis bernama Dinda. Dinda pun di kecam banyak orang terutama
perempuan dan kaum ibu. Buat yang belum tahu apa isi status Dinda bisa di
googling.
Sebagai pengguna KRL walaupun tidak setiap hari, saya tahu
dan merasakan rasanya berdiri berjam-jam plus berdesakan sampai saking
berdesakannya, merasa tak perlu menegakkan badan karena badan sudah tertopang
penumpang yang menghimpit kiri-kanan depan-belakang.
Bisa mendapatkan tempat duduk itu
seperti anugrah. Tapi betapa tak enak hati, walaupun pura-pura tidur, ternyata
tepat di depan saya, seorang ibu berdiri membawa anak balita. Jadilah dengan (harus)
rela saya memberikan tempat duduk saya. Jujur sayja
dalam hati sempat terbersit pikiran-pikiran; Duh kenapa sih si ibu di takdirkan
berdiri di depan saya? Coba kalau tadi saya pilih bangku tengah ya atau coba
kalau saya tidur beneran. Yap, saya memang bukan orang super baik dan tulus,
jadi ya berandai- andai saya duduk dan tidur heheh. Namun di sudut hati yang
lain, saya bahagia dan sedikit tersanjung dengan senyuman dan rasa terima kasih
yang diungkapkan si Ibu.