Asi untuk Khalif

Saya  yakin sedikit sekali para mama yang ingin memberikan susu formula untuk buah hatinya tapi kenyataan kadang membenturkannya pada hal lain. Itu juga yang dialami oleh saya. Sampai hari ketiga bahkan seminggu Asi saya masih berupa tetesan. 

Tapi saya menuruti saran dokter, suster dan bidan, untuk tetap memberikan asi sebelum sufor. Saya pun mematuhi nasehat mama untuk tiap hari makan sayur katuk padahal udah eneg dan super bosan. 

Alhamdulillah minggu ketujuh usia Khalif, Asi saya cukup untuk Khalif tanpa tambahan sufor. Sayangnya asi masih tidak melimpah jadi belum bisa menyimpan stock jika saya  kembali bekerja dua minggu mendatang. Semoga ada keajaiban, Asi saya melimpah sehingga bisa memerah stock dan bebas sufor sampai usia Khalif minimal 6 bulan. 
 

Momlit Series : Ibu-Ibu Anda


Momlit series adalah seri buku yang diterbitkan penerbit buah hati  yang merupakan imprint dari penerbit Lentera hati. Berisi kisah-kisah yang dialami ibu-ibu dalam dinamika kehidupannya sebagai sosok ibu, istri, wanita karir atau ketiganya. Selain sebagai medium berbagi pengalaman dan pendidikan, kisah-kisah dalam momlit akan membuat tertawa, haru dan terinspirasi. Buku perdana dari seri ini adalah Ibu Ibu Anda (bisa baca di sini)

Bunga untuk Mama


Baru-baru ini Azka memiliki kebiasaan memetik atau memungut bunga apapaun dan dimanapun untuk diberikan pada saya sambil berkata,”Ini bunga untuk mama.” Saat pertama kali ia melakukan itu saya tidak menganggapnya istimewa karena saya tahu hal itu dicontohnya dari buku Go Diego Go yang saya bacakan beberapa hari lalu. Dalam buku itu si kungkang semi dan Bobo si Monyet Kembar memberikan bunga untuk mamanya. Jadi setelah menyimpannya begitu saja setelah mengucapkan terima kasih. Tak disangka beberapa menit kemudian Azka menanyakan bunga pemberiannya.

“Ih, Mama jangan dibuang bunganya. Di simpan aja. Itu kan bunga dari aku untuk mama.”
Sejak itu saya akan menyimpan bunga pemberian Azka, di tas atau saku celana (jika dia memberikan saat kami di jalan), di meja (jika dia memberikannya di ruma) karena Azka akan menanyakan di mana bunga pemberiannya.

“AZka kenapa ngasih bunga ke mama?”
“Kan karenanya aku saying mama.”
So sweet


Eksotis , Mistis dan Mitos


Pilihan untuk berlibur di daerah pantai, sesuai request Azka, karena  nonton Dora n Diego (film kartun fav Azka) selalu merengek minta ke ocean. “Ocean tuch apa sich?” tanya saya suatu hari. “Itu kayak di film dora.” Kami memilih Pelabuhan Ratu karena jaraknya dekat dari Bogor jadi bisa mumer dan gak kelelahan di jalan. Kebetulan pula saya belum pernah ke sini. 

Nah kalau biasanya daerah pantai panas maka si pelabuhan ratu ini sebaliknya, adem. Di sepanjang pantainya juga banyak pohon besar nan rindang. Tapi yang pasti pantai ini eksotis. Walaupun saya belum tahu definisi dan batas yang disebut sesuatu eksotis. Sebagai perbandingannya, kebetulan saya pernah ke Bunaken dan beberapa pantai di bali (alhamdulillah, kalau bukan karena event dari kantor, belum sempat ada bayangan buat ke tempat2 ini). Dan baru ngeh juga kalau setiap pantai memiliki karakter yang berbeda. Pelabuhan Ratu dengan ombak yang tidak pernah berhenti menghempas pantai, makin sore makin besar dan puncaknya di pagi hari, saat yang tepat untuk surfing.

Mungkin keeksotismean ini  yang  kemudian pantai laut selatan ini dihubungkan dengan seorang ratu yang menguasainya, yaitu Nyi Roro Kidul. Kalau klik di om google seputar mitos pantai laut selatan ini, akan muncul beragam versi.

Saya jadi teringat versi yang ditulis Pramoedya Ananta Toer (PAT) dalam salah satu buku Tetralogi Bumi Manusia;
"Tetapi Eropa kolonial tidak berhenti sampai disitu. 
Setelah Pribumi jatuh dalam kehinaan dan tak mampu lagi membela 
dirinya sendiri, 
dilemparkannya hinaan yang sebodoh-bodohnya. 
Mereka mengetawakan penguasa-penguasa pribumi di Jawa yang 
menggunakan tahayul 
untuk menguasai rakyatnya sendiri, dan dengan demikian 
tak mengeluarkan biaya untuk menyewa tenaga-tenaga 
kepolisian untuk mempertahankan kepentingannya. 
Nyai Roro Kidul adalah kreasi Jawa yang gemilang untuk 
mempertahankan kepentingan 
Raja-Raja Pribumi Jawa."
 
Atau di petikan pidato tertulis PAT saat menerima penghargaan Magsasay: 

Salah satu contoh bagaimana pujangga Jawa memitoskan kekalahan 
Sultan Agung, raja pedalaman Jawa, 
yang dalam operasi militer terhadap Batavia-nya Belanda 
pada dekade kedua abad 17 telah mengalami
 kekalahan total. Akibatnya Mataram kehilangan kekuasaannya atas 
Laut Jawa sebagai jalan laut internasional.
Untuk menutupi kehilangan tersebut pujangga Jawa 
menciptakan Dewi Laut Nyai Roro Kidul sebagai selimut, 
 bahwa Mataram masih menguasai laut, di sini Laut Selatan (Samudera Hindia). 
Mytos ini melahirkan anak-anak mytos yang lain: 
bahwa setiap raja Mataram beristerikan Sang Dewi tersebut. 
Anak mytos lain: ditabukan berpakaian hijau di pantai Laut Selatan. 
Ini untuk memutuskan asosiasi orang pada pakaian hijau Kompeni Belanda. 
Dan tanpa disengaja oleh pujangganya sendiri 
Sang Dewi telah mengukuhkan kekuasaan para raja Mataram atas rakyatnya. 
Bahkan menjadi polisi batin rakyat Mataram.



Logika Mitos yang masuk akal bukan?

Ayah Edy Menjawab


Baca lengkap di sini

Saya suka sekali dengan perumpamaan yang ditulis Ayah Edy di halaman 199 yang merupakan jawaban dari pertanyaan bagaimana menemukan bakat atau kemampuan anak.  Anak itu seperti sketsa lukisan. Samar-samar terlihat tetapi belum jelas dan masih berupa tarikan-tarikan garis dari sang Maestro, yakni Tuhan Yang Maha Agung. Seiring bertambahnya usia, tarikan – tarikan itu akan semakin jelas. Cuma sayangnya yang kerap terjadi, orangtua, guru atau sekolah mengintervensi dengan warna-warna yang mereka inginkan sehingga sketsa yang sesungguhnya menjadi kabur dan tidak nampak lagi aslinya. Tanpa mempelajari dan mendalami tarikan garis dari sang Maestro tadi, orangtua, guru dan sekolah asal saja memberi warna dan garis-garis lain. (hal 199)

Hadiah Lomba


Beberapa waktu lalu kantor tempat saya bekerja mengadaka lomba ‘Making More Health’, yaitu setiap orang dan atau keluarga menuliskan ide atau kegiatan yang dilakukan untuk membuat orang/keluarga hidup lebih sehat. Judul tulisannya play is beginning of knowledge. Ngarepnya sich tiga besar dengan hadiah paket eduwisata keluarga senilai 30 juta. Ternyata hanya dapat hadiah hiburan berupa alat masak. Alhamdulillah...

“Alat masak udah komplit, buku masakan banyak, kapan praktiknya nich,” kata suami.

Hehehe, maaf gak bisa janji...



Gambar Hati

Memiliki Balita jangan berharap tembok rumah bebas dari coretan pensil warna, spidol, krayon atau cat air. Pun setelah kita menyediakan buku, kertas, papan tulis plus nasehat yang diulang – ulang agar menulis atau mewarnai di kertas. Si kecil tetap melakukannya dengan mencuri-curi ataupun dengan wajah polosnya saat kita ada di dekatnya dan dengan bangga menunjukkan hasil karyanya. Seperti suatu siang, saat tengah menemaninya bermain di kamarnya.

“Lihat Ma, ini gambar pocong.”
Saya lihat corat-coret tak jelas di dinding kamarnya yang baru beberapa minggu di cat. Pocong? dari mana dan sejak kapan Azka dapat kosakata pocong? Seingat saya kami belum ‘mengenalkan’ atau menakut-nakuti dengan istilah-istilah mahluk halus.
“Apa sich pocong?” tanya saya pura-pura tidak tahu.
“Pocong Mama. Ini gambar pocong.”
“Tahu dari mana itu gambar pocong?”
“Dari teman pengajian.”

Kali lain saya dibuat terkejut dengan coretan spidol cukup besar di dinding ruang menonton. Yang membuat saya terkejut karena ruangan ini baru saja di cat dan saya sudah mengingatkannya untuk tidak mencora-coret tembok saat tukang tengah mengecatnya. 

“Azka ya?”
“Iya.” Katanya dengan muka di tekuk tapi tak lama ia menegakkan kepalanya dan berkata dengan wajah sumringah.”Tapi ini gambar hati, Mama!”
Ehm, memang kalau diperhatikan lebih seksama ada guratan berbentuk hati.
“Terus kenapa kalau gambar hati?”
“Hati itu kan artinya sayang. Jadi aku sayang mama.”


Resolusi Juara 2012 : Menseriusi Hobi

Walaupun hobi menulis sejak kecil (sekolah dasar) tapi baru-baru ini saya menseriusinya, salah satunya karena kini saya terhubung dengan internet 24 jam. Tapi saya lebih suka mengakses internet dari pc atau laptop dirumah dengan alasan mata saya lebih nyaman dengan layar lebar.  Ya walaupun melek internet dari dulu tapi saya bisa dibilang terlambat memanfaatkan teknologi ini secara maksimal. Dulu saya hanya memanfaatkannya sekedar mengirim dan menerima email atau ngeblog yang isinya lebih banyak curhat (saat itu tahun 1998 jamannya saya kuliah). 

Kini dengan adanya situs jejaring sosial berikut akses  internet yang cepat dan murah, beragam info mengenai kepenulisan, komunitas menulis dan bertemu teman sehobi membuat saya bersemangat untuk menseriusi hobi menulis saya. Ya dengan  internet saya terhubung dengan banyak hal dan secara langsung atau tidak langsung membangun jaringan untuk saya mengembangkan dan menseriusi hobi saya. saya menjadi lebih bersemangat walaupun waktu yang saya miliki untuk menulis sempit karena siang hari saya bekerja sementara saat di rumah  waktunya untuk anak-anak dan suami. Jadi mau tidak mau harus menunggu mereka tidur agar bisa leluasa mengakses internet, ngeblog  dan menulis.

Berawal dari ngeblog saya menjuarai lomba ngeblog yang diadakan sebuah majalah berthema parenting. Berawal dari cora-coret di blog tulisan saya dimuat dimedia dan berkesempatan  menjadi kontributor lepas sebuah majalah berthema parenting.




Gara-gara ngeblog insyaallah blog saya diliput sebuah majalah bulan mendatang sebagai mama yang hobi ngeblog.

Resolusi tahun ini, keseriusan saya menekuni hobi membuahkan sebuah 'album' duet dan solo hehehe.Amin

NB: thank's for my wonderful husband yang selalu mendukung


Ulin di Bogor : Taman Rusa

Liburan di Bandung, tepatnya rumah Uti (eyang putri) gagal karena minggu lalu kami sekeluarga kena batuk pilek termasuk Khalif (7m). Tidak tahan menghabiskan hari di rumah saja, setelah batpil agak reda kami memaksakan diri mengajak si kecil Azka ke playground di mall dan taman rusa. Sebenarnya Azka gak menuntut liburan – lha wong setiap hari liburan secara sudah ‘lulus’ playgroup dan menunggu masuk tk pertengahan tahun ini - cuma emak dan bapaknya saja yang merasa sensitive, merasa ‘berkewajiban’ mengganti hari-hari yang dihabiskan dikantor  dengan hadiah liburan untuk Azka.


Tepatnya halaman Istana Presiden Bogor tapi Azka lebih suka menyebutnya taman rusa. Rusa-rusa di sini diperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari 500 ekor. Menurut catatan sejarah rusa-rusa ini telah beranak-pinak di sini selama 200 tahun terhitung sejak tahun 1811. Awalnya hanya  sebanyak 6 pasang rusa yang dibawa Dan Daels Gubernur Hindia Belanda pada saat itu. Rusa-rusa ini merupakan jenis rusa totol yang dibawa dari daerah di sekitar pegunungan Himalaya. Ketika Indonesia diinvasi oleh Jepang, rusa-rusa tersebut diburu hingga hampir habis. Namun beberapa bersembunyi di rumpun-rumpun yang terdapat di halaman Istana dan selamat.

Cukup dengan merogoh recehan seribu rupiah si kecil bisa menikmati eduwisata ini. 



Untuk mama dan papa yang ingin menyempatkan diri kesini dengan  membawa kendaraan roda empat mungkin akan sedikit bingung memarkirkan kendaraannya. Yap, disini memang dilarang parkir karena halaman istana langsung berbatasan dengan ruas jalan utama yang padat. Parkiran mobil bisa dicari di di depan hotel salak atau masuk hotel salak.