|
berbuka dengan air putih |
Setelah dewasa saya baru paham
kecerewetan ibu soal minum air putih sebanyak 8 gelas sehari. Dengan ekspresi
dan intonasi suaranya yang khas ibu selalu bilang,”Loba nginum supaya
sehat.”
Dan Ibu selalu memastikan kami
minum air putih setelah makan apapun hingga akhirnya menjadi kebiasaan. Kepahaman
yang membuat saya melakukan hal yang sama pada anak-anak.
Tahun ini adalah ramadhan kedua Kaka
(7 y) belajar puasa, dan saat sahur adalah saat tersulit membuatnya mau makan
dan minum cukup karena rasa kantuk yang enggan dia lawan.
“Habiskan minumnya,” pinta saya
seraya menyodorkan segelas air putih.
“Tadi kan udah.”
“Baru seteguk. Harus minum banyak
air putih.”
Kenapa harus minum air putih banyak, sekarang kan puasa?
Kaka mengira karena puasa minum
air putih juga berkurang seperti halnya makan yang di kurangi dari sehari 3
kali menjadi dua kali.
Faktanya, kebutuhan air saat puasa atau pun tidak sama, yaitu 8
gelas sehari karena 50-70% tubuh manusia adalah air. Air tersebar dalam tubuh dan organ tubuh, sebagai
contoh, darah mengandung 85% cairan, 80% otak adalah cairan dan sel terdiri
dari 90% cairan, begitu pun organ tubuh yang lain. Air dalam tubuh juga
berfungsi dalam proses metabolisme sel dan pencernaan.
Kuantitas air dalam tubuh harus
di jaga keseimbangannya, itu sebabnya walaupun sedang puasa air yang di
butuhkan tubuh sama dengan saat tidak puasa, yaitu sebanyak 8 gelas.
Tapi karena puasa, pemenuhan 8
gelas sehari dilakukan 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat berbuka dan 4 gelas di malam
hari.
Dari manakah angka 8 gelas sehari
di peroleh?
Delapan gelas sehari setara
dengan 2L. Angka 2L di patok sebagai kebutuhan tubuh akan air di dapatkan
berdasarkan sebuah penelitian bahwa tubuh kita kehilangan cairan sekitar 1.5L
setiap hari melalui pernafasan, keringat, buang air besar dan kecil. makanan
yang kita konsumsi (sayuran, buah dan lauk pauk) diperkirakan menyumbang 20%
dari cairan tubuh yang di butuhkan.
Bolehkah Minum Kopi Saat Berbuka Puasa?
“Ma, siapin kopi!” Kalau pak
suami bilang seperti itu saya langsung teringat Bapak saya. Iya karena bapak
saya pun kerap bilang seperti itu menjelang berbuka puasa.
Alih – alih menyiapkan kopi, Ibu
malah menyodorkan segelas air putih dan saya melakukan hal yang sama dengan
Ibu. Saya selalu meminta anak-anak dan pak suami berbuka dengan segelas air
putih dulu.
Faktanya, Air putih merupakan cairan alami untuk menghidrasi tubuh
karena tidak mengandung pemanis, pewarna atau pengawet. Mengkonsumsi air putih
saat berbuka puasa dapat mengembalikan energi dan cairan yang hilang selama
seharian berpuasa. Selain itu asupan air putih saat berbuka puasa berperan
besar dalam mendorong pelaksanaan fungsi tubuh dengan baik, seperti melancarkan
sistem pencernaan, memberikan energi, dan melindungi jaringan – jaringan tubuh
yang sensitif.
Alasan jangan berbuka puasa dengan
segelas kopi
Pertama, kafein yang terdapat dalam kopi dapat menyebabkan sakit
maag pada perut yang kosong.
Kedua, kafein adalah zat yang bersifat diuretik atau pemicu buang
air kecil. Artinya, jika kita meminum secangkir kopi kandungan airnya memang
dapat menghidrasi tapi akan cepat di keluarkan kembali melalui buang air kecil.
Karena kafein bersifat memicu buang air kecil, keinginan buang air kecil akan
lebih sering di bandingkan cairan yang kita minum, otomatis cairan yang di
keluarkan lebih banyak dari yang diminum.
Bukan berarti saat buka puasa
tidak boleh meminum kopi lho, terutama untuk Anda penggemar kopi, hanya saja
waktunya yang di rubah. Sebaiknya kopi di konsumsi dua jam setelah berbuka
puasa sehingga tidak mengantuk karena kekenyangan.
Tapi karena kafein dalam kopi bersifat memicu
buang air kecil, jika minum kopi sebaiknya asupan air putihnya di tambah untuk
mengganti cairan tubuh yang keluar akibat sering buang air kecil.
Berbuka harus dengan minuman yang manis?
Seorang teman pernah berseloroh,
tandanya bulan puasa segera tiba, iklan sirup di televisi. Ada benarnya juga
sih hahaha. Iklan dengan tagline yang menempel di benak semua orang termasuk
anak-anak, ‘berbuka dengan yang manis’.
Ada yang bilang, ini akibat salah
persepsi dari yang di contohkan Rasullullah saw.
Faktanya
“Adalah Rasulullah berbuka dengan
rutab (kurma yang lembek) sebelum shalat, jika tidak terdapat rutab, maka
beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering ,
beliau meneguk air.” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Kemudian orang mempersepsikan
contoh ini dengan berbuka dengan yang manis, karena kurma identik dengan rasa
manis. Padahal contoh Rasullullah di atas menunjukkan bahwa berbuka harus
dengan makanan sehat. Rasa manis kurma berasal dari fruktosa yang mudah di
cerna tubuh, masuk ke dalam aliran darah dan cepat mengembalikan energi.
Sedangkan manis dari sirup atau
kolak berasal dari glukosa atau gula sintesis yang dapat meningkatkan kadar
gula darah dan memicu rasa lapar. Itulah salah satu sebabnya orang suka kalap
alias makan banyak saat buka puasa. Tak heran setelah puasa bobot tubuh
meningkat.
Benarkah minum cukup dilakukan saat haus ketika buka puasa dan
sekaligus banyak?
Tidak mudah merubah kebiasaan
minum tidak pada saat haus. Untuk menyiasati itu saya membiasakan dengan selalu
minum setelah makan apapun, saat bangun tidur, saat akan tidur dan malam ketika
bangun untuk buang air kecil.
Yap, mengkonsumsi air putih
sebaiknya tidak menunggu saat haus karena faktanya
air yang kita minum membutuhkan waktu untuk berpindah dari lambung ke otot-otot
tubuh. Jadi sebaiknya tidak perlu menunggu haus untuk mencukupi hidrasi.
Di bulan puasa ini, saya
mengkonsumsi air putih sesuai saran AQUA 2+4+2 yaitu 2 gelas saat buka, 4 gelas
malam hari, dan 2 gelas saat sahur.
Trik minum 2+2+4
Agar tidak eungap* kalau istilah orang sunda, yaitu perasaan kenyang dan perut
penuh, pemenuhan dua gelas saat buka dan sahur dapat di bagi menjadi dua kali
konsumsi, satu gelas sebelum makan dan satu gelas sesudah makan. Empat gelas di malam hari bisa di konsumsi
sebagian di sela tawarih, jadi bawa botol aqua ke mesjid. Biasanya kan sholat
tarawih empat rakaat – empat rakaat terus tiga rakaat witir, nah di sela itu
bisa di minum.
Lebih baik buka dengan air putih atau
minuman bervitamin?
Puasa, menahan tidak makan dan
minum selama kurang lebih 12 jam, membuat tubuh mengalami dehidrasi. Karena dehidrasi
ini ada yang menyarankan untuk mengkonsumsi air bervitamin saat berbuka dengan alasan untuk mempercepat
hidrasi. Benarkah?
Faktanya, air kemasan yang mengandung vitamin seperti vitamin C atau
fortified water perlu waktu lama terserap ke dalam aliran darah, terlebih
biasanya minuman ini sudah di tambah gula, yang tentunya tidak baik jika di
konsumsi banyak.
Kenapa AQUA
Dengan perannya yang sangat vital
di dalam tubuh, air yang di konsumsi harus memenuhi standar mutu yang sudah di
standarisasi dan terbukti baik untuk kesehatan. Air minum harus tidak
mengandung senyawa pestisida, logam atau senyawa kimia berbahaya lainnya karena
keberadaan senyawa-senyawa tersebut dalam menyebabkan keracunan atau
mengacaukan metabolisme tubuh.
Aqua berasal dari sumber mata air
pilihan dengan segala kemurnian dan kandungan mineral alami yang terpelihara.
Aqua di kemas dengan proses higienis dan
telah di percaya sejak 1973 sekaligus sebagai pelopor minuman kemasan di
Indonesia.
Pola #AQUA2+4+2
Pola minum 2+4+2 adalah kampanye
Danone Aqua mengenai pentingnya menjaga hidrasi tubuh saat berpuasa.
Rekomendasi 2+4+2 yaitu 2 gelas saat berbuka puasa, 4 gelas saat makan malam
hingga menjelang tidur dan 2 gelas saat sahur, dengan demikian kebutuhan tubuh
akan air sebanyak 8 gelas sehari atau 2L terpenuhi walaupun sedang puasa.
|
AQUA 242 |
Referensi
www. Aqua.com
www.aqua242.com
www.lifestyle.sindonews.com