KEB dan Srikandi Blogger
Bangga menjadi bagian dari
keluarga KEB, diusianya yang menginjak satu tahun sudah melakukan langkah besar
yaitu pemilihan Srikandi Blogger sebuah ajang pemilihan blogger perempuan yang
bisa menyampaikan dan mengaktualisasikan kegiatan dan aktivitasnya secara
online maupun offline. Tentunya, butuh
merencanaan matang dan kerja keras agar acara ini berlangsung, terutama mencari
sponsor yang mau mendanai. Salut untuk panitia!
Bagi saya ajang Srikandi Blogger
merupakan bentuk apresiasi terhadap blogger perempuan yang menginspirasi.
Inspirasi dari dunia maya untuk perubahan positif di dunia nyata.
Salah satu alasan kenapa
perempuan perlu ruang untuk mengaktualisasikan diri karena kemampuan
multitasking mereka. Sebagai seorang ibu atau calon ibu yang kelak melahirkan
agen-agen perubahan di setiap jaman. Peran yang menuntut para perempuan untuk
pintar dan meng up grade
pengetahuannya sesuai perkembangan jaman karena merekalah sekolah pertama untuk
anak-anaknya.
Peran sebagai perempuan bekerja,
yang menuntut untuk profesional. Kedua peran tersebut mengharuskan perempuan mampu menuangkan ide dan gagasannya. Ide dan
gagasan yang bisa membuat perubahan positif. Terlebih di era digital, dimana tak
ada batas ruang untuk para perempuan berkolaborasi mengaktualisasikan ide dan
gagasannya.
Blog, Ruang Menuangkan Gagasan dan Ide
Bagi saya menulis bukan sekedar
eksistensi tapi kebutuhan. Ruang untuk menuangkan gagasan, ide, rekaman
keseharian dengan anak-anak yang selalu memberi pelajaran baru atau sekedar
menuliskan unek-unek. Walaupun untuk bisa menulis dengan tenang dan nyaman
perlu usaha ekstra yaitu memotong jam tidur. Kesibukan sebagai mama dari dua balita dan bekerja di sebuah perusahaan asing dengan
budaya kerja yang menuntut karyawannya
bekerja total saat di kantor. Terjadwal dengan deadline ketat. Jadi jangan harap bisa duduk manis dan menuangkan
ide yang melintas, mengerjakan order tulisan atau menulis untuk lomba di sela
pekerjaan kantor.
Gagasan atau ide yang tidak luar
biasa tapi sangat ingin saya bagi salah satunya menularkan kenikmatan membaca
pada semua orang, anak-anak, muda atau tua.
Tidak usah membakar buku untuk menghancurkan sebuah bangsa. Buat saja
orang-orangnya berhenti membaca -
Ray Bradbury
Bagi saya ini seperti warning untuk mewarisi anak-anak dengan
kebiasaan membaca.
Membuat anak menyukai game dan menonton sangat mudah tapi
menyukainya membaca perlu usaha keras di
jaman serba digital saat, ketika banyak mama termasuk saya menginginkan
kepraktisan dan serba cepat. Praktis dan tidak mau rempong dengan kerewalan
anak-anak, membiarkan si kecil main game di gadget. Tentu tidak salah jika
porsinya sesuai. Tapi ada kecenderungan yang saya lihat, dimanapun saya berada
dan melihat (nunggu antrian di rs, mall, restoran, termasuk di rumah), sangat
(sangat) hampir tidak ada anak yang memanfaatkan gadget untuk membaca. Bagi
anak gadget telah identik dengan game dan sosmed. Game edukatif, tapi seberapa besar mengedukasi anak? Padahal banyak cerita atau
ebook yang bisa di download sehingga gadget bisa jadi media portable untuk anak
membaca di manapun berada.
Tapi saya percaya, para mama atau
calon mama yang terkabung dalam KEB mama
yang cukup bijak memanfaatkan gadget untuk si kecil dan suka membaca. Karena mama
di sini pasti ingin menularkan hobi menulis pada anak-anak, apapun profesi
mereka kelak. Tapi bukan berarti pula saya men’judge’ bahwa mama yang tidak ngeblog tidak bijak terhadap penggunaa gadget oleh anak.
Interaksi saya dengan para mama
yang juga tetangga atau teman kantor membuat saya melek, ternyata masih banyak mama, di era digital ini
yang bangga karena sedikit membaca. Padahal akses untuk membaca saat ini mudah dan
murah, melalui internet di gadget. Dengan alasan mengandalkan insting atau pola
kebiasaan. Tentu tidak salah tapi jaman berubah, tantangan yang dihadapi si
kecil kelak pun berubah dan orangtua adalah
sekolah pertama anak-anak.
Cepatnya pertumbuhan kelas
menengah secara ekonomi diikuti terjadinya
ketimpangan sosial. Sebagian orang mudah
mengakses informasi namun tidak memanfaatkannya dengan maksimal sebagian merasa
sukar dan mahal untuk mengakses
informasi.
Perlu ruang untuk menjembatinya.
Dan sebuah ide atau gagasan tidak bisa berjalan sendirian, dibutuhkan komunitas
untuk saling berbagi dan mendukung. Itu salah satu alasan saya berkabung di
komunitas Kelompok Emak-Emak Blogger dan mengikuti pemilihan Srikandi Blogger. Karena
pada akhirnya saya tidak hanya butuh dukungan berupa komentar di postingan blog
tapi langkah nyata.
Walaupun begitu ide mengikuti
ajang ini bagi saya tetap bisa dibilang
nekat karena aktivitas ngeblog saya belum konsisten alias belum bisa rutin
mengisi blog secara berkala dengan alasan klasik tidak sempat. Dan sejujurnya, kadang memprioritaskan posting
untuk sebuah lomba karena hadiahnya yang menggiurkan. Saya mungkin bukan blogger sejati tapi suka
menulis, sesekali berburu lomba nulis dan menginginkan ide dan gagasan saya
terwujud.
Beberapa ide dan gagasan yang
ingin saya wujudkan jika menjadi Srikandi Blogger adalah:
- Bersinergi
atau mempererat sinergi dengan komunitas lain yang memiliki misi dan visi
mirip..
- Parenting
class untuk para ibu yang tidak bisa mengakses informasi melalui internet, buku atau majalah buku
karena keterbatasan ekonomi
- Bekerja
sama dengan penerbit buku dan komunitas buku untuk mendukung gerakan cinta
baca.
Jadi Srikandi Blogger, bersiap
untuk menjadi agen perubahan!