![]() |
suasana |
Selain akhir tahun sanlat ini juga di adakan saat liburan sekolah menjelang Idhul Fitri, di sebutnya sanlat ramadhan.
Sanlat serupa tentunya tidak
hanya ada di Bandung juga di kota lain dan bukan hanya majelis Daarut Tauhid
yang mengadakan. Untuk Daarut Tauhid selain di Bandung diadakan juga di
Jakarta.
Sejak ada sanlat itu saya punya obsesi kecil, kalau punya anak mau
diikutkan Sanlat. Membayangkan keseruannya bertemu teman baru, melakukan
kegiatan baru dan tentu saja mendapat banyak pengalaman dan ilmu baru – teringat khayalan masa kecil, membayangkan keseruan petualangan dan sekolah asrama ala buku Enid Blyton.
Tapi setelah punya anak, misi saya mengikutsertakan anak sanlat bertambah, bukan sekedar petualangan tapi menambah wawasan agama dengan cara baru, kalau di analogikan secara sederhana seperti mengikutsertakan anak dalam wisata rohani tapi di sini anak tidak hanya melihat kegiatan rohani tapi melakukan.
Tapi setelah punya anak, misi saya mengikutsertakan anak sanlat bertambah, bukan sekedar petualangan tapi menambah wawasan agama dengan cara baru, kalau di analogikan secara sederhana seperti mengikutsertakan anak dalam wisata rohani tapi di sini anak tidak hanya melihat kegiatan rohani tapi melakukan.
Seiring waktu saya lupa keinginan
itu sampai tahun lalu melihat postingan foto saudara yang anaknya ikut sanlat
di sana. Waktu saya tanya ternyata sanlat untuk anak mulai kelas 4 SD. Wah
harus sabar menunggu 3 tahun lagi donk pikir saya.
Sampai beberapa minggu lalu teman
grup kuliah memposting leaflet info sanlat dan ternyata ada untuk anak kelas 1,
2 dan 3 SD, bedanya dengan kelas 4 SD keatas, termasuk SMP dan SMA, sanlat
untuk SD123 diadakan dan menginap di
sekitar mesjid Daarut Tauhid sedangkan kelas 4 SD ke atas di laksanakan outdoor
(semacam camping) di Lembang.
Alhamdulillah keinginan ini di
acc pak suami. Liburan ke pantai pun batal, tapi rela dan ikhlas, malah senang
akhirnya Kaka ikut sanlat.
Memang anaknya mau ikut sanlat?
Saya berani menawari Kaka ikut
sanlat karena melihat Kaka cukup mandiri mengurus dirinya sendiri, mudah
berinteraksi dengan orang baru dan tidak
cengeng. Beda jauh lah sama saya saat seusianya yang masih cengeng dan Mama
mainded hahaha.
Awalnya Kaka menolak tawaran ikut sanlat walaupun
sudah diterangkan apa dan bagaimana sanlat. Alasannya, tidak ada teman dan
takut.
Alasan yang wajar dan saya yakin,
banyak anak akan menolak dengan alasan yang sama. Tapi ada beberapa hal yang
menurut saya kita sebagai orangtua harus memaksakan kehendak pada anak selama
itu merupakan kebaikan tapi dengan cara
tanpa pemaksaan. Terlebih kehendak itu sebenarnya akan menyenangkan si anak
tapi anak tidak mau mencoba karena takut. Dipaksa dengan cara diplomatis
tentunya.
Dipaksa tapi tanpa pemaksaan, gimana caranya?
Saya dan suami memberi pengertian
dan sedikit bayangan seperti apa dan bagaimana sanlat serta keseruannya. Bertemu teman baru, Kakak
pembimbing, pengalaman dan ilmu baru. Saya analogikan dengan buku petualangan science yang suka Kaka baca. Bukan
kebetulan Kaka juga suka berkhayal mengalami petualangan seperti buku yang di
bacanya itu.
Saya yakinkan Kaka ikut sanlat
aman, karena jika ada apa-apa dia tinggal minta Kakak pembimbingnya telepon
kami. Alhamdulillah akhirnya Kaka
bersedia ikut sanlat dengan senang hati.
Time to packing
Membawa keperluan untuk kegiatan
selama 4 hari 3 malam ternyata banyak
juga. Baju muslim anak empat stel termasuk yang di pakai, baju tidur, plastik untuk pakaian kotor, sandal
jepit, sepatu karena ada acara outing, alqur’an, sajadah, alat tulis, minyak
kayu putih, sisir, sapu tangan dan daleman.
Untuk memudahkan ganti baju, saya
susun pakaian berikut dalemannya dalam satu lipatan, dan memberi tahu setiap pakaian untuk dipakai hari apa. Karena
khawatir celana panjang yang hanya bawa satu di pakai di hari yang bukan
waktunya outing.
Packing ternyata membuat saya
gelisah dan deg-deg an dasar ya Mama lebay. Anaknya tidur nyenyak dan tidak
mikiran apa-apa, Mamanya yang tidak bisa tidur.
Go to Sanlat
Pendaftaran sanlat tidak pake
ribet tinggal telepon untuk informasi detail lalu transfer biaya investasinya
setelah konfirmasi, panitia akan mengirimkan form isian via WA.
Saat hari H dilakukan registrasi
ulang. Registrasi tidak dilakukan di komplek masjid Daarut Tauhid tapi di
SECAPA AD, komplek kantor militer angkatan darat yang terletak tak jauh dari
DT. Area parkir yang luas sehingga tidak membuat macet.
Ini foto suasana saat registrasi
ulang. Registrasinya simple hanya
menunjukkan bukti transfer dan mendata nama anak dan no telepon orangtua. Mengantri
tapi tidak lama.
Perasaan saya antara antusias dan
khawatir saat harus meninggalkan Kaka. Ternyata tidak mudah melepas anak
belajar mandiri secara penuh. Atau saya Mama yang lebay hahaha, kasian anak, terlalu
mengkhawatirkan hal-hal kecil seperti, tidak ganti kerudung dan kaus kaki,
tidak memasukkan baju kotor ke kantung plastik yang sudah di siapkan, lupa
menyimpan kayu putih dsb.
![]() |
memberi sedikit pesan untuk Kaka |
![]() |
teman sekelompok, baru kenalan |
Investasi untuk sanlat SD kelas
123 sebesar 800 ribu rupiah, untuk peserta yang berdomisili di Jakarta panitia
menyediakan jasa antar jemput investasinya jadi sebesar 1,2 juta (termasuk
ongkos antar jemput anak).
Komunikasi panitia dan orangtua via grup WA
Saya membayangkan saat pertama kali sanlat
untuk anak sekolah ini diadakan - saat komunikasi masih terbatas melalui telepon, pasti para orangtua was-was dan gelisah karena
pengen update, kegiatan dan kondisi anak. Untuk yang berdomisili di Bandung
mungkin tinggal mengintip tapi yang tinggal di luar kota? Duh pasti deg-deg an
dan tidak sabar ya bertemu dan mendengarkan cerita si kecil tentang sanlatnya.
Jaman sekarang sudah ada WA, jadi
panitia membuat grup WA untuk orangtua peserta sanlat, sehingga orangtua dan panitia bisa berinteraksi langsung dengan orangtua peserta serta mengirimkan foto kegiatan anak tapi ternyata oh ternyata
tetap saja ya para Mama ini kepo dan rempong hahaha. Tidak sabar menunggu
update kegiatan, foto anak-anak dan minta foto ini itu.
Ehm, jadi tidak sabar menunggu
Kaka menceritakan secara langsung pengalaman sanlatnya. Mau tahu juga
seperti apa keseruan sanlat anak SD dari foto yang di kirim panitia, curhat
mama-mama di grup WA dan cerita langsung dari Kaka? Simak di postingan
selanjutnya ya. Siapa tahu jadi rekomendasi untuk mengikutsertakan si kecil
sanlat tahun depan.
seperti apa keseruan SANLAT Kaka? Intip postingan Nano-Nano Cerita SANLAT SD123
seperti apa keseruan SANLAT Kaka? Intip postingan Nano-Nano Cerita SANLAT SD123
Allhamdulillah masih ada kegiatan seperti ini, waktu jaman aku kecil suka ikutan juga nih
BalasHapusiya biarliburannya ga nonton dan gadgetan melulu ini...
Hapusliburan yang produktif ini mah, tetep dapet ilmu tapi anak2 juga seneng ya mak :)
BalasHapusanaknya senang banget
HapusWah kaka hebat... untung ada wa yah :)
BalasHapusada wa ..emaknya yang rempong heheh
Hapussi Kaka hebat yah
BalasHapusKaka sok ngayal petualangan hehehe
Hapuskegiatan positif asal harus kreatif agar anak suka
BalasHapusalhamdulillah di kemas kreatif jd anak-anak senang malah ingin lagi
HapusPengin mendaftarkan Sidqi ikut Sanlat juga mak :)
BalasHapusbukanbocahbiasa(dot)com
ayo mak daftarin sidqi
Hapus