Kami Cinta Buah Lokal

Buah Favorit Anak-Anak

sarbu (sarapan buah) lokal
Saat  musim buah mangga kemarin Khalifah bisa makan buah ini sepuasnya, kini giliran kakaknya Azka yang bisa makan buah rambutan sepuasnya. Ya, di daerah saya (Tangeran Selatan) masih musim rambutan, harga sepuluh ribu rupiah isi tiga ikat dan penjualnya mudah di temui di sepanjang jalan Pamulang dan Pondok Petir. Masuk ke perkampungan Pondok Petir dan Pondok Cabe, mata akan di manjakan dengan deretan pohon rambutan milik warga yang tengah ranum dengan warna merah yang mencolok.

Si kecil Azka dan Khalif memang memiliki buah favorit yang berbeda. Sayangnya kedua buah favorit mereka buah yang mengenal musim jadilah untuk menikmati sepuasnya harus menunggu masa panennya. Tapi saya tidak khawatir karena keduanya sama-sama suka buah pisang yang tak mengenal musim berbuah. Hampir semua jenis pisang mereka suka. Khusus pisang nangka atau uli mereka sukanya jika dipanggang lalu di taburi, meses, susu kental manis dan keju. Anak-anak juga seperti saya dan suami suka buah semangga, melon dan jambu batu. Sedangkan buah naga hanya suami dan saya yang suka.

kesukaan si sulung

Cinta dan Terbiasa mengkonsumsi  buah lokal
Saya dan suami suka buah lokal karena sedari kecil kami dibiasakan mengkonsumsinya. Alasannya tentu bisa di tebak, buah lokal mudah di dapat dan relatif murah.

Selain itu, yang membuat kami cinta buah lokal adalah karena kami tumbuh dengan  menjadi bagian keberadaan  buah lokal yang  tumbuh di lingkungan kami.

Waktu kecil suami (seperti di ceritakannya) terbiasa memetik pohon kecapi, memelintir tangkai buah rambutan dengan galah bersama teman-temannya.

Sementara saya, sejak kecil terbiasa menikmati rambutan, mangga dan buah nangga hasil kebun kakek (dari pihak Ibu) di Purwakarta atau buah jambu air milik Kakek (dari pihak Bapak) di Bandung. Terlebih jika sedang liburan sekolah di sana, saya biasanya membantu memetiknya. Buah-buahan itu masih ada sampai sekarang dan setiap berkunjung ke sana pasti di bekali ketiga buah itu jika kebetulan sedang berbuah.

Saya pun menyaksikan bagaimana sebatang pohon buah-buahan memiliki arti lebih, yaitu saat Kakek saya dengan terpaksa menjual  buah rambutannya (sebelum matang) karena keperluan keuangan  mendadak.  Saat itulah saya mengerti dan bisa  membayangkan, para petani yang benar-benar menggantungkan hidupnya dari buah-buahan yang mereka tanam.

Kini giliran kami mengenalkan dan membiasakan anak-anak mengkonsumsi buah lokal. Selain dengan alasan mudah di dapat dan harganya relatif murah, lebih sehat dan aman untuk di konsumsi.

juga membantu petani lokal memasarkan produknya dengan begitu mereka produktif menanam tanpa khawatir kehilangan pasar di tengah gempuran buah import.

Mudah, murah dan Aman
Karena buah sistem pendistribusiannya yang pasti memakna waktu lebih pendek dari buah import, buah lokal  tak perlu pengawet seperti zat lilin. Tentu saja ini membuat buat lokal lebih aman, sehat dan fresh.

Buah lokal lebih murah dibandingkan buah import karena jarak pendistribusian lebih dekat dan tidak kenal pajak bea import.

Sedangkan kandungan gizinya tentu tidak berbeda dengan buah import. Selain itu buah lokal banyak sekali variannya, tentunya ini memudahkan orangtua memilihkan si kecil buah sesuai kesukaannya. 

Banyaknya varian buah  lokal sama dengan lebih banyaknya macam kandungan vitamin dan mineral yang bisa di konsumsi.

Membeli lokal juga berarti memajukan para petani lokal sehingga mereka bisa hidup sejahtera.

Guava atau Jambu Batu
terbiasa dengan buah lokal
Anak-anak sudah familiar dengan guava karena saat tinggal di bogor selalu ada abang-abang keliling yang lewat menjajakannya. Kemudian saya tahu perumahan kami tak jauh dari kebun buah jambu. Itu sebabnya juga di sepanjang jalan baru bogor mudah di temui pedangan buah jambu batu.

Dua tahu lalu kami pindah ke sini dan di depan rumah kami ada pohon jambu batu bedanya jambu ini dalamnya berwarna putih. Saya tidak tahu jenis jambu apa. Yang pasti jambu ini  tidak bisa di nikmati saat masak karena selalu berbelatung, walaupun sudah di bungkus plastik sejak masih kecil.  Harus di petik dan di nikmati saat mengkel. Tapi saat musim hujan seperti sekarang ini kami tidak bisa menikmatinya karena buah jambu ini busuk sebelum mengkel. 

Kini saya tidak bingung jika tiba-tiba anak-anak ingin jambu batu karena kini tersedia Guava Kristal   dari Sunpride yang bisa dengan mudah di dapat di supermarket .  Buah Sunpride yang sudah familiar untuk saya dan keluarga karena kami kerap membelinya  adalah pepaya, pisang, melon  dan kiwi.





Kelebihan Guava Kristal

Apa yang membedakan guava kristal dengan guava lain? Guava kristal di sebut juga sebagai buah super sehat karena kandungan vitamin,  mineral dan serat pangannya yang tinggi.  Guava kristal mengandung vitamin A dan C, Omega 3 dan 6 serta asam lemak tak jenuh. Kandungan C Guava Kristal 5x lebih tinggi dari jeruk dan 8x lebih banyak dari lemon. Selain itu Guava Kristal juga renyah. 

Guava kristal termasuk satu dari banyak buah lokal produk Sunpride yang di tanam oleh para petani lokal. jadi membeli produk Sunpride sama dengan memajukan petani lokal.



Tulisan ini diikutsertakan dalam Fruit for Love Blogging Competition Sunpride.

8 komentar

  1. saya baru suka buah sejak nikah sama suami, karena suami penggila segala macam buah (buah lokal tentunya) ;)

    BalasHapus
  2. Kalau anakku suka banget makan belimbing. Karena di halaman rumah, adanya pohon belimbing. Hihihi :D

    BalasHapus
  3. Aduuuh, foto rambutannya menggoda banget..

    BalasHapus
  4. Aduuuh, foto rambutannya menggoda banget..

    BalasHapus
  5. aku suka buah dengan catatan tinggal makan mbak :)

    BalasHapus
  6. Memang betul Mak. Dengan mengkonsumsi buah lokal, kita membantu petani lokal dari gempuran buah import. Tapi saya baru berkunjung ke halaman tautan postingan ini, sayang ya, foto-foto yang dipakai malah foto bule semuanya. Kurang mencerminkan itu produk lokal. Nggak masalah sih, namanya juga pemasaran. Cuma sayang aja, gitu...

    Btw sukses ya lombanya.. :)

    BalasHapus
  7. saya juga paling seneng sama rambutan

    BalasHapus
  8. kalau buah lokal, syaa paling suka banget sama mangga :)

    BalasHapus