Ponsel Pintar Untuk Perempuan Bukan Sekedar Fashion

Yap, bukan jamannya lagi ponsel pintar sekedar fashion buat perempuan. Artinya memiliki ponsel  pintar sekedar mengikuti trend dan agar dibilang ‘the have’.  Ponsel pintar harusnya membuat lebih pintar pemiliknya dan bisa dimanfaatkannya secara maksimal agar ponsel pintar ini lebih berdaya guna baik dari segi knowledge maupun finansial. Gimana caranya? Benar, bisnis online tapi saya sendiri belum memanfaatkannya untuk bisnis online masih dalam tahap rencana. Buat emak-emak yang intens berinteraksi dengan ponsel pintar tapi tidak merasa atau tidak mau memanfaatkan untuk bisnis online tidak perlu khawatir karena ada cara lain.

Sekedar berbagi pengalaman
Berapa jam dalam satu hari penonton tv?  Lebih seringnya saya tidak sempat menonton tv. Karena begitu pulang kerja dan sampai di rumah, saya meghabisan waktu bersama kedua anak saya. Dan Azka memang tidak kami kenalkan pada tontonan tv, dia hanya tahu film kartun dari cd yang kami belikan. kamipun tidak membiasakan menyalakan tv di pagi hari dengan alasan agar interaksi kami, saya, suami dan anak-anak tidak terinterupsi tv.

Walaupun begitu saya dan suami tetap up to date dan mengikuti perkembangan berita. Itu karena kami bisa mengakses berita dari ponsel pintar. Saya bisa cek email, menikmati layanan e-banking, membaca situs berita, majalah atau artikel berthema parenting yang saya butuhkan untuk mendukung tumbuh kembang si kecil, resep bahkan peta disela istirahat jam makan siang, break di pantry atau saat menunggu.Tak ada waktu yang terbuang. Jadi saat si kecil terlelap di malam hari saya tidak perlu menghabiskan waktu  di depan tv untuk mengikuti berita atau informasi apapun. Bisa digunakan untuk memuaskan hobi yaitu nonton dvd, membaca buku, membuat tulisan untuk posting di blog atau tulisan komersial atau meningkatkan gizi ruhani.

Aktif  di jejaring sosial saya manfaatkan untuk berkenalan dengan teman sehobi, masuk grup atau komunitas yang sesuai minta dan ternyata tanpa saya duga membangkitkan dan membuka banyak peluang untuk saya menyalurkan hobi menulis yang sempat vakum selama 10 tahun.  
Perkenalan dengan teman baru sesama mama penulis dan blogger di dunia maya, membuka wawasan, pengetahuan dan sudut pandang baru saat saya membaca tulisan-tulisan mereka. Saya termotivasi untuk terus menulis, meng up grade pengetahuan dan tidak menyerah ketika tulisan di tolak media. Produktif menulis, dimuat di media  dan mendapatkan uang saku tambahan :)

                  kopdar dengan mama sehobi, pertemanan yang berawal dari jejaring sosial.
 
Selain itu dengan keberadaan ponsel pintar saya bisa dengan mudah mengabadikan moment indah si kecil kapan saja dan di manapun. Tak perlu repot kesana-kemari membawa kamera. 

Keuntungan lain yang tidak saya duga adalah fasilitas recorder dari ponsel pintar ini. Berbeda dengan fasilitas video yang kerap saya gunakan untuk merekam moment indah bersama keluarga.  
 Ini berkaitan dengan hobi menulis saya. Sempat bingung ketika   seorang redaktur majalah berthema parenting meminta saya mewawancara seorang dokter spesialis. Sebagai freelance writer pemula tidak terpikir mempunyai recorder sampai saya ingat ponsel saya. Alhamdulillah, wawancara selama kurang lebih 45 menit terekam dengan baik, lengkap dan sempurna oleh ponsel pintar. Tak lupa foto bareng dengan ibu dokter.

 Ada fasilitas lengkap yang nyaman berarti ada harga yang harus di bayar. Sebagai manager keuangan keluarga prinsip hemat  tapi berkualitas adalah pegangan saya. Dan saya berharap dapat kesempatan  mencoba  tawaran  ini, Paket bundling Indosat Mobile dan Nokia berisi Kartu Indosat Mobile dan handset Nokia kini hadir untuk para Wanita Indonesia dengan benefit GRATIS paket Hebat Keluarga Selama 30 Hari dan Layanan Info Wanita” Sepertinya bisa lebih hemat telp si kecil di rumah sehari tiga kali, telp suami dua kali sehari, juga telp orang tua, mertua dan kerabat yang tinggal di lain kota  plus  benefit lain yang saya butuhkan sebagai seorang perempuan, istri dan ibu dua anak. Program layanan Indosat Hebat Keluarga.
 
Tentunya bukan sekedar menulis, hobi yang bisa mendapatkan peluang besar melalui akses ponsel pintar. Semua hobi bisa. Salah satunya, emak -emak yang tergabung dalam  milis perempuan terbesar dan teraktif . Yap, NCC atau natural cooking club. Dari hobi memasak lalu bertemu teman sehobi saling support dan berbagi pengetahuan jadilah emak-emak enterpreneur di bidang tata boga.

Pada akhirnya ada kepuasan yang tentu tidak bisa dinilai dengan sejumlah uang ketika apa yang kita lakukan dengan memanfaatkan ponsel pintar ini berguna dan bermanfaat bagi banyak orang dengan berbagi pengetahuan dan sharing memalui blog misalnya. Keuntungan finansial  hanya bonus.

Yang pasti, saya merasa lebih berdaya dengan ponsel pintar. 




“Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes “Ponsel Pintar untuk Perempuan Indonesia” yang diselenggarakan oleh EmakBlogger

Like Father Like Daughter


Sebagai komuter  yang harus pergi pagi dan pulang malam,  pertemuan suami dan kedua anak kami setiap harinya mungkin tidak lebih dari satu jam. Yaitu sebelum berangkat bekerja. Karena jam kantor suami saya agak siang, jam 9, biasanya dia berangkat dari rumah jam 7 dan pulang dengan jam tak menentu. Karena banyak pekerjaan atau kereta  mogok tanpa alasan jelas. Pilihan membawa kendaraan sendiri dirasa kurang bijak karena macet dan ini tentu berimbas pada pemborosan bensin (uang). Pengennya disupirin dan bensin diganti kantor,  seloroh suami. Amin….

Tapi minimnya interaksi si kecil dan suami yang hanya sekitar satu jam di hari senin sampai jumat tidak mengurangi keakraban dan kedekatan mereka.Kedekatan mereka kadang  membuat saya ‘iri’.  

Azka suka menceritakan kejadian-kejadian yang diangapnya lucu pada abinya, cekikikan bareng, sok berbagi rahasia, hal2 yang tidak pernah dilakukan Azka terhadap saya. Azka pun sepertinya mengagumi sosok Abinya. Apa yang dilakukan Abinya Azka  mengikuti..


Itu karena mama terlalu serius. Banyak ngatur ini itu. Mama bukan pendengar yang baik, komentar suami.

Ehm, gitu ya…#bersiap memperbaiki diri n jadi best mom#

Mejeng di Parents Guide Indonesia


Bulan Mei lalu profil saya sebagai mama penulis mejeng di majalah Parents Guide (PG). Agak malu dan kurang percaya diri karena di sana ada profil Asma Nadia dan beberapa mama lain yang sudah punya solo album. Sedangkan saya baru punya satu antologi. Yap, baru satu! #nutup muka karena malu#

Kesembilan profil mama penulis disini memang bukan penulis profesional semua, kecuali beberapa, salah satunya Asma Nadia, yang lainnya seperti saya ini karyawan sebuah pma yang hobi nulis dan sempat dipercaya majalah AyahBunda (AB) untuk jadi kontributor lepas, tulisan bisa diintip di sini selain suka kirim berbagai tulisan ke media massa. Tulisan saya yang mejeng di media bisa di lihat di  sini .

Beberapa teman bertanya kok bisa sich jadi kontributor AB? Background pendidikan saya kimia murni dan pekerjaan yang saya geluti sekarang di laboratorium jadi gak nyambung sama tulis menulis parenting dan saya pun gak punya kenalan orang AB. Ceritanya karena saya rajin kirim tulisan, walaupun di tolak dengan atau tanpa email penolakan resmi saya terus kirim tulisan dan akhirnya di tawari kerjaan nulis hehehe. 

Sayangnya, diprofil ini tidak ditulis secara lengkap kalau saya kontributor lepas AB atau keterangan kalau tulisan saya pernah mejeng di media massa. Jadi isi profil sekedar mejeng. Pelajaran, kalau di wawancara lagi #halah memang siapa yang mau mewawancara#, harus minta report tulisan sebelum tayang hehehe.