Hidup
sejahtera impian semua orang, pun sejahtera dalam arti yang sangat sederhana,
yaitu cukup makan, cukup tempat bernaung, cukup untuk biaya pendidikan
anak-anak, sehat dan tak bingung ketika sakit yang kedatangannya kerap tak
terduga, karena memiliki dana darurat
atau asuransi. Sejahtera sampai menutup usia dengan husnul khotimah.
Mungkin
itu juga maksud ibu saya ketika selepas kuliah dulu selalu mendorong untuk ikut
tes cpns ini itu dan di doakan jadi pns,
yaitu karena memiliki uang pensiun, jadi tak bingung ketika usia tua. Tak perlu
membanting tulang saat usia tua, tinggal menikmati. Kedua orangtua saya bukan
pns jadi mungkin meraka merasakan dan membayangkan, enaknya punya uang pensiun
:D.
Tapi
harapan orangtua tidak terkabul, saya menjadi karyawan swasta yang kemudian
memutuskan resign dan menjadi pekerja lepas. Suami saya pun karyawan swasta.
Dengan melek info (membaca), kami jadi tahu karyawan
swasta pun bisa punya pensiunan. Caranya kelola keuangan dengan baik selagi kami bisa produktif seperti sekarang,
menabung, investasi dan atau asuransi.
Menurut
artikel yang saya baca di brighterlife.co.id, ada 3 rencana penting atau rencana garis besar dalam
mengelola keuangan yaitu investasi, rencana keuangan sehari-hari secara
keseluruhan yang meliputi biaya hidup, cicilan rmh dsb, dan yang terakhir
rencana dana pensiun.
Dari
referensi lain, yang saya baca seperti ini % alokasi penghasilan bulanan.
*Zakat,
infak, sedekah = 5%
*Dana
darurat dan premi asuransi = 10%
*Biaya
hidup rutin = 50%
*Tabungan
untuk kebutuhan dalam setahun = 10%
*Investasi
jangka menengah dan panjang = 15%
*Biaya
senang-senang dan gaya hidup = 10%
Jujur
saya, bagi saya hitung-hitungan di atas agak membingungkan,
apakah cicilan KPR dan kendaraan termasuk pengeluaran hidup sehari-hari? Jika ya, sulit juga mengaturnya jika penghasilan hanya lima juta. Cicilan KPR saja sudah 30% dari penghasilan (tahun 2009, di mana cicilan rumah masih ada yang satu koma jutaan). Jika tidak, berarti ada beberapa pos yang harus di hilangkan.
apakah cicilan KPR dan kendaraan termasuk pengeluaran hidup sehari-hari? Jika ya, sulit juga mengaturnya jika penghasilan hanya lima juta. Cicilan KPR saja sudah 30% dari penghasilan (tahun 2009, di mana cicilan rumah masih ada yang satu koma jutaan). Jika tidak, berarti ada beberapa pos yang harus di hilangkan.
Akhirnya
kami mengelola keuangan dengan cara yang disesuikan dengan penghasilan,
berdasarkan skala prioritas dan disesuaikan dengan kenaikan penghasilan. Dan ini cara saya dan keluarga mengelola
keuangan.
Nyicil tempat tinggal dari
pada ngontrak
Bicara
soal nabung, bagi kami mudah di katakan tapi sulit dilakukan, terutama di masa awal pernikahan ketika kami
masih jadi staf di kantor. Boro-boro nabung, penghasilan aja pas-pas an, di sisi lain kami ingin dan berpikir keras bagaimana caranya memiliki aset.
Akhirnya diputuskan segara membeli rumah dengan cara KPR di bandingkan
memperpanjang kontrakan.
Kami
menyebut menyicil rumah ini memaksa nabung karena jika tidak di lakukan uang
akan habis terus. Menyicil rumah juga berarti harus lebih efisien mengeluarkan
uang, maklumlah penghasilan kami pas – pas an. Salah satu cara untuk menghemat,
saya naik sepeda dari rumah sampai gerbang komplek yang berjarak 2 km, di
banding ngojek. Sementara suami naik krl ke kantor. Dan tentu saja tidak
menolak tawaran lembur dari kantor hahaha.
Kelelahan
terbayar begitu sampai rumah, ini rumah kami! Walaupun dapur baru setengah jadi
dan carpot belum ada kanopinya tetap saja rasanya puas.
Pos zakat dan infak
Sebagai
seorang muslim kami memiliki kewajiban menyisihkan sebagian harta melalui zakat
dan infak. Nah ini yang tidak boleh terlewat selain harta menjadi berkah juga
menambah rejeki. Dan pos ini dikeluarkan
begitu menerima uang, agar tidak lupa atau uangnya keburu habis hehehe.
Mengatur pengeluaran secara
efisien kalau perlu irit
Agar
cicilan rumah terpenuhi tentu kami harus benar-benar mengelola keuangan dengan
baik. Untunglah saya tidak memiliki kesulitan mengelola keuangan dengan efisien
dan irit jika perlu, karena saya di besarkan dengan cara itu oleh Ibu.
Saya
biasanya menuliskan semua pengeluaran dalam buku khusus, berapa untuk cicilan
rumah, cicilan motor, budget belanja masak harian selama sebulan, budget
belanja bulanan untuk sabun dsb, dan gaji art dan ongkos ke kantor. Dan
berusaha konsisten dengan semua pengeluaran.
Asuransi kesehatan
Beruntung
saat ini ada program BPJS, asuransi
kesehatan pemerintah dengan premi terjangkau. Kekhawatiran sakit yang bisa
datang tiba-tiba bisa diatasi. Mengingat pula seiring usia fungsi tubuh
menurun, jadi memiliki asuransi kesehatan menjadi keharusan.
Menunda keinginan periotaskan
kebutuhan
Pasangan
menikah yang baru memiliki rumah pasti dong merasakan, keinginan besar
‘bebenah’ rumah, ingin beli perabot rumah, alat masak, kebun yang walaupun Cuma
sepetak ingin di tumbuhi bunga-bunga cantik dan terawat. Dan dengan bertambahnya anggota keluarga
tentu kami pun ingin memiliki kendaraan roda empat.
Saya
memilih menunda keinginan itu dan memprioritaskan kebutuhan yang benar-benar
urgent. Kalau ada uang lebih seratus dua ratus, simpan sampai terbeli segram
emas. Salah satu nasehat ibu saya, beli
emas walaupun kecil untuk simpanan mendadak, karena kalau dalam bentuk uang
mudah terpakai.
Menghindari Hutang
Cara
menghindari hutang adalah gaya hidup disesuaikan dengan kondisi keuangan. Artinya kalau menginginkan sesuatu dan tidak
ada dananya tidak perlu memaksakan dengan berhutang.
Tidak merubah gaya hidup saat
penghasilan naik
Seiring
waktu penghasilan bertambah, karena setiap tahun gaji rutin naik atau posisi di
kantor yang meningkat dari level staf ke jenjang berikutnya dan berikutnya.
Godaan
pun datang. Apalagi kalau ingin beli ini itu dengan alasan butuh hehehe.
Keinginan makan di luar pun jadi lebih sering. Tapi pada saat bersamaan kami
mulai berpikir untuk asuransi.
Berasuransi
Walaupun
sempat galau, asuransi atau nabung emas? Dua-duanya ada plus minusnya. Dan
menurut artikel yang saya baca sih katanya sebaiknya punya dua-duanya. Duh
emang maunya begitu ya tapi karena keuangan terbatas kami harus memilih.
Kami
pilih asuransi pendidikan anak-anak dengan pertimbangan sedia payung sebelum
hujan. Kelebihan asuransi, dana
pendidikan anak terjamin andaikan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada
kepala keluarga.
Dana pensiun
Ini
yang kami rasakan penting, memiliki dana pensiun agar masa tua bisa mandiri
atau tidak menggantungkan seluruhnya pada anak. Jadi kami mulai menyisihkan
dana untuk ini dengan membuka tabungan pensiunan.
Menabung dan atau Investasi
Bagi
kami, investasi masih sebatas rencana dan angan-angan. Yap, keinginan memiliki
investasi berupa properti kedua, emas, investasi di pasar modal dsb. Investasi
ideal untuk masa depan.
Karena
keinginan menabung selalu ada terutama sebagai seorang muslim yaitu untuk ke
tanah suci, dan memiliki dana darurat. Cara sederhana yang kami lakukan adalah
menyisihkan sedikit uang belanja harian untuk di tabung, walaupun jumlahnya tak
banyak dan belum rutin.
Rencana
keuangan kami masih jauh dari sempurna dan masih suka tersendat-sendat
mengaturnya tapi setidaknya kami sudah mengerti bahwa merencanakan keuangan itu
penting untuk masa depan yang lebih baik. Terlebih pernah merasakan sulitnya orangtua saat
membiayai saya dan asik-asik sekolah/kuliah dan kini melihat orangtua bisa
menghabiskan masa tua dengan tenang karena memiliki penghasilan dari kontrakan,
walaupun tak besar tapi cukup.
Referensi tulisan
boleh buat pelajar ga mom? :D kayanya cocok juga ^^ terima kasih tipsnya
BalasHapusboleh donk biar pas kerja udah siap nabung hehhe
HapusNice tips Mba. Tambahan buat pendidikan anak sampai kuliah kayaknya reksadana boljug tuh ;)
BalasHapustertarik reksadana tp belum ada budgetnya nih
HapusSuami saya juga karyawan yg suatu hari nanti pasti pensiun. Sekarang sdh mulai persiapan, apa yg akan dilakukan begitu sudah pensiun. Betul-betul harus hati2 ya mb....dalam mengatur keuangan..
BalasHapusiya mba suapaya masa tua tenang :)
HapusAkika lagi mulai belajar memprioritaskan kebutuhan, nih. :D
BalasHapusheheh pengantin baru ya
Hapusterimakasih tipsnya mbak
BalasHapussama-sama mba
Hapusalangkah baiknya menghindari hutang ya mba. Tips menarik.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTips yang bagus buat saya yang masih karyawan., menabung dan meyisihkan untuk masa depan., dan juga sedikit menyisihkan untuk pariwisata dan liburan biar kedekatan keluarga makin harmonis.
BalasHapus