Support System Menjadi Mama Blogger

Satu dekade 

Alhamdulillah, siapa sangka kalau ngeblog yang awalnya selingan, iseng, keterusan sampai lebih dari 10 tahun dan bisa terjadi salah satunya karena dukungan penuh  suami. 



Awal ngeblog tahun 2010, di multiply untuk nulis dan ngepost pake laptop suami. Iya saya memang tidak punya laptop walaupun saat itu saya kerja kantoran karena pekerjaan saya quality control di laboratorium, pekerjaan hanya dikerjakan di kantor, tidak bisa dibawa ke rumah jadi tidak perlu laptop. Sebagai orang yang suka nulis (sempat bercita-cita jadi penulis) impian memiliki laptop ada sejak kuliah karena laptop kan lebih praktis untuk nulis-nulis di banding komputer pc. Tapi apalah daya sebagai generasi sandwich yang banyak kebutuhannya, impian itu harus dipendam hehehe. 

Tahun ketiga menikah kami mencicil rumah, udah ga kebayang beli laptop, prioritas menstabilkan keuangan keluarga. 

Laptop pertama

Tahu saya cukup keukeuh nulis,  suami membelikan saya laptop. Ngeblog makin semangat, mulai rajin ikut lomba nulis dan kirim-kirim tulisan ke media. Saat itu media cetak masih ramai dan tulisan yang dimuat honornya lumayan. Beberapa kali menang lomba nulis yang diadakan brand. Saat itu lomba blog masih langka. 

Dari ngeblog mulai memberanikan diri ikut lomba/kontes nulis dan mengirim tulisan ke media cetak. 

Boleh baca Jadi kontributor lepas majalah

Tanpa diduga dapat email penawaran meliput acara sebuah brand di Jakarta untuk ditulis di blog, itu pertama kalinya saya mendapat pekerjaan dari blog dengan fee 1.5 juta untuk dua tulisan di blog sekali datang ke acara, tahun 2015.

Suami ikut antusias. Sejak saat itu setiap ada undangan ke Jakarta kalau weekend suami dan anak-anak ikut. Oh ya sebagai perantauan dari Bandung, saat itu saya masih buta banget kota Jakarta. 

Ditengah kesibukan kerja dan punya anak rajin ikut workshop offline tentang menulis fiksi atau non fiksi ke Jakarta. Suami  tidak keberatan bahkan mendukung. Anak dititip si mba di rumah.  Kalau workshop di Jakarta biasanya saya sendiri dari Bogor naik KRL. 

Boleh baca Workshop bareng majalah Femina 

Sekarang suami memang hampir tidak pernah lagi mengantar saya ke acara blogger di Jakarta karena saya sudah tahu Jakarta dan anak-anak cukup besar untuk ditinggal, malah seringnya gak mau diajak. Dukungannya lebih ke selalu memberi ijin, memaklumi  jika saya bilang ga masak karena ada deadline tulisan, anak-anak pulang sekolah naik gojek karena saya harus ke Jakarta ada acara blogger (liputan campaign, peluncuran produk). 

Anak-anak juga mendukung kegiatan saya, mau diajak kerjasama membuat konten, bantu ini itu.. Mengerti kalau Mamanya ga bisa jemput sekolah karena acara blogger ke Jakarta jadi mereka naik gojek dsb. 

Peralatan motret dan membuat video

Dari blog merambah ke  membuat konten di media sosial, mulai suka motret makanan, bikin video dll. Dukungan suami tidak pernah surut, dari membelikan kamera, macam-macam tongsis, lampu softbox, lampu led dsb. Bahkan pernah saat dia tugas kantor ke Bali oleh-olehnya printilan dapur dari kayu katanya buat moto moto. Ya ampun terharu walaupun di luar ekspektasi, printilan kayu yang dibawanya tidak sesuai selera saya hahahha. 

Alasan mendukung hobi istri

Alasan suami mendukung saya ngeblog karena dia tahu saya suka nulis. 

Suami paham istri kesibukan selain mengurus rumah tangga (setelah saya resign) dan dia paham sebagai orang introvert katanya saya cocok dengan dunia tulis menulis. Doi pecaya saya punya potensi nulis cuma kurang percaya diri. Iya sih. 

Saya dan suami ada kesamaan frekuensi, jadi perempuan harus berdaya, bisa mandiri. 

Soal penghasilan dari blog suami tidak mau tahu, alias buat saya sendiri . Jadi biasanya penghasilan blog untuk ortu, praktik resep, beli printilan dapur, buat jalan-jalan ke Bandung dan mentraktir suami dan anak-anak. 




Tidak ada komentar