Masa-masa Indah di Sekolah Dasar

Masa-masa Indah  di Sekolah Dasar

Merencanakan menulis tentang masa-masa sekolah dasar si anak gadis ini udah lama, bahkan sebelum dia lulus SD hampir 2 tahun lalu.



Ingin menuliskannya karena saya melihat si anak gadis semenyenangkan itu melalui masa sekolahnya. Selalu semangat ikut kegiatan ini itu, seksi sibuk kalau ada lomba antar kelas, dari lomba menghias kelas, gerak jalan (bikin yel dan pilih kostum), lomba nari dan olahraga saat class meeting. Bela-belain pulang sore atau datang di hari minggu buat latihan atau persiapan.

Cita-citanya menjadi ketua regu HW (semacam pramukanya sekolah Muhamadiyah) tercapai bahkan hingga 4 tahun berturut-turut dan saat pesta kuntum kelas 6 (camping terakhir HW) terpilih jadi ketua regu perempuan terbaik, kelompoknya jadi juara. Ga heran  kelompoknya jadi juara karena si anak gadis senang berkompetisi dan selalu ingin menang, selalu berambisi untuk menang hahaha. Melihat persiapan sebelum kempingnya aja bikin capek, latihan ini itu setiap pulang sekolah (sebelum pandemi). 



Di masa sekolah dasar ini juga si anak gadis mencoba banyak hal baru, hampir tiap semester ganti ekskul, saat kelas 3 boleh ikut ekskul 2, ada satu yang konsisten, yaitu ekskul bela diri Tapak Suci. Alhamdulillah dari ekskul ini si anak gadis punya banyak pengalaman ikut 3 kali pertandingan dan menang. Sempat mewakili sekolahnya lomba gambar tapi kalah.

Kalau melihat kesibukan dan semangatnya, jadi ingat masa-masa sekolah dasar saya dulu. Semangat, pengen aktif, pengen jadi yang terdepan tapi sayangnya ga tercapai kecuali dalam hal akademik, karena pemalu, kurang pede dan kurang modal heuheu. Iya ikut kegiatan ini itu kan perlu modal walaupun ga banyak. Dulu pengen banget kepilih jadi dokter kecil di sekolah (anak SD tahun 80 dan 90 pasti tahu donk Dokter Kecil program yang ngehit saat itu), tapi sayangnya ga kepilih padahal pede bakal kepilih karena rangking terus di kelas, kalau ga rangking 1, 2 ya 3. Sekarang pahamlah kenapa ga kepilih, karena bu gurunya pasti kasian ke ibu saya kalau kepilih, harus beli seragam dokter kecilnya sementara bayar bulanan  sekolah aja suka nunggak hahaha (jaman itu sekolah negeri belum gratis). Pengalaman yang membuat saya berjanji pada diri sendiri kalau punya anak, akan mendorong dan modalin kegiatan positif mereka.



Sekarang si anak gadis udah kelas 2 SMP, semangat ikut kegiatan sekolahnya masih sama, setelah setahun kemarin murung karena sekolah online. Saya dan bapaknya suka ngikik dan lempar senyum kalau dia heboh mau zoom meeting untuk kegiatan semacam osis. Senyum bangga dan senangnya keliatan kalau ditugasi/ditunjuk membuat sesuatu oleh sekolah atau teman-temannya.

Untuk akademiknya si anak gadis tidak termasuk yang menonjol tapi nilainya rata-rata. Sempat kecewa saat dia ga suka matematika dan tidak cepat mencernanya, saat saya sesusianya suka banget matematika. Kalau ngajarin dia matematika banyak drama tapi akhirnya saya bisa woles, menurunkan ekspektasi. Mungkin dia ga bakat di bidang eksak heuheu.

Semoga selalu semangat berkarya Anak Gadis, tercapai cita-cita ingin ke Afrika melihat satwa liar di sana. Sstt, keinginannya ga sekedar pengen lihat sebenarnya, tapi pengen kerja di sana sama satwa liar, seperti yang suka dilihatnya kalau nonton atau baca NatGeo. Duh…. 



Artikel ini dipilih untuk dimasukkan dalam kampanye "10 Blog Parenting Terbaik di Indonesia" dari penerbit bahan ajar pendidikan Twinkl.


1 komentar

  1. Aamiin, semoga cita2 anak2 bisa tercapai ya mba :).

    Aku masih inget program dokter kecil ituuuu hahahaha. Aku ga terpilih sih, tapi waktu itu memang ga tertarik juga :). Lebih tertarik ekskul lain zaman itu.

    Masa2 SD kebanyakan memang masih seneng ya mba. Aku pun selalu seneng kalo Inget zaman SD, walo ada bbrp incident yg bikin sedih,Krn sempet dibully, tapi untungnya ga lama sih. Jadi bisa happy lagi. Naah anak2 ku skr nih, yg blm ngerasain lagi sekolah beneran, lah LGS diserbu pandemi 😅

    BalasHapus