Sedikit curcol, silahkan skip
bagi yang tidak suka postingan curhat :D
Januari, masih belum terlambat
donk ya kalau posting tentang 2016 dan harapan untuk tahun 2017. Bukan catatan
semacam kalaedoskop ya teman hanya momen penting/berkesan yang saya alami di
tahun 2016.
Suka duka 2016
Mom Blogger
Dalam per-blog-an, alhamdulillah
tahun 2016 ada peningkatan menang lomba blog walaupun pemenang hiburan. Belum
dapat nih hadiah cetar dari lomba blog *ngarep tapi usaha kurang maksimal*. Tapi
lumayanlah jadi punya chopper dari hasil tukar voucher hadiah lomba blog, box
mainan anak-anak, rak dinding dan sebagai.
Kepilih jadi mombassador SGM juga jadi bisa halan-halan ke Yogyakarta. Yang tertarik untuk ikut Temu Bunda SGM 2017, bisa baca tulisan Temu Bunda SGM 2016.
Mommy Life
Tahun 2016, mengawali kehidupan
di tempat baru, setelah tiga tahun menggalau di Tangsel. Galau antara pindah lagi
ke Bogor atau menetap di Tangsel (dengan resiko menjual rumah di Bogor). Pilihan
yang dilematis dan pernah saya tulis di Living in the Village.
Saya lebih suka nyebut tinggal di
Tangsel walaupun secara administratif masuk wilayah Kab. Bogor karena lebih
deket ke Tangsel dan kalau bilang Gunung Sindur kesannya tinggal di gunung nun
jauh di sana padahal gak ada gunungnya.
Tahun 2016, pertama adik masuk
sekolah TK, Alhamdulillah tanpa drama di hari-hari pertama sekolah. Sejak hari
pertama sekolah saya menunggunya di luar kelas (beberapa temannya ada yang
menangis hingga harus ditemani dalam kelas) tapi jauh sebelumnya sudah diberi
pengertan jika kelak sekolah memang harus masuk kelas tanpa Mama.
Tapi siapa sangka ternyata adik
sebenarnya mengalami drama di minggu kedua sekolah, yaitu saat semua orang tua
dilarang menunggu di sekolah.
Menjelang tidur siang tadi Adik
saya bacakan buku seri Franklin yang berjudul Franklin Masuk Sekolah (yang
sudah dibaca kesekian kalinya – sampai hapal kalimatnya), buku yang
menceritakan kegelisahan Franklin ketika pertama kali masuk sekolah. Adik
bilang, ”De pengen nangis waktu di sekolah tapi ditahan. Kevin tuh Mah yang
nangisnya kenceng banget. Kenzi juga mau nangis, terus nangis beneran. Di kelas
jadi berisik.”
“Beneran Khalif mau nangis?”
“Iya tapi ditahan.”
Saya langsung memujinya. Sebelumnya
dia tidak pernah cerita kalau hari – hari pertama sekolah membuatnya ingin
menangis.
Di tahun 2016 juga saya mengawali
karir baru sebagai pedagang bunga dan tanaman hias. AKhirnya tercapai cita-cita
pengen wirausaha heuheu. Cita-cita yang hadir sejak saya punya anak. Ya,waktu
masih kuliah sampai lulus, gak kepikiran punya wirausaha, pengennya kerja
kantoran. Nah setelah punya anak, rasanya pengen di rumah ngurus anak terus
dapat duit, selain duit dari Pak Suami maksudnya. Merasa leluasa memberi ortu kalau punya uang sendiri, bisa rutin pula.
Alhamdulillah sejauh ini usaha
berjalan lancar malah diluar prediksi. Awalnya sekedar jualan bunga lalu ada
permintaan mendekorasi sampai bikin buket anggrek bulan, diiyahin aja sekalian
belajar. Dan memang tidak selalu mulus…
ready to deliver |
Family Life
Hidup itu satu paket, ada suka
ada duka. Berita duka tahun lalu adalah kabar Mbah Putri (nenek dari pihak Ibu)
terserang stroke. Cukup membuat kaget karena selama ini mbah putri sehat kalau
istilah sunda mah jajag waringkas. Tidak
ada keluhan darah tinggi dsb. Memang beberapa bulan sebelumnya terdeteksi gula
tapi masih terkendali dan mbah cukup disiplin mengikuti nasehat dokter. Bahkan saat lebaran mbah putri nampak segar bugar.
Stroke menyerangnya tiba-tiba,
saat sedang memasak. setelah diperiksa di RS ternyata ada penyumbatan darah di
beberapa titik. Setelah di pasang ring dan terapi,
mbah putri kini sudah bisa duduk dan bicara.
Berita duka lain, Ibu yang mulai
sakit-sakitan. Walaupun tidak sampai dirawat di RS tetap membuat saya melow. Ibu mulai terdeteksi kolesterol
setelah sebelumnya asam urat. Ibu juga jadi lebih mudah kecapean. Padahal jika
menilik usia, usia Ibu masih terbilang muda, 65 tahun. Selain pola makan yang tidak sehat
mungkin efek masa muda Ibu yang diporsir
kerja. Ibu bisa dibilang tulang punggung keluarga setelah Bapak berkali-kali
gagal dengan wirausahanya. Kegagalan berkali-kali Bapak membuat sikap bapak
pesimis dan skeptik. Beruntung Ibu cukup tangguh menghadapi situasi ini hingga
kelima anaknya bisa tuntas sekolah sampai perguruan tinggi, kecuali si bungsu
yang memilih langsung kerja.
Ibu menopang hidup kami dengan berjualan
kue dan gorengan yang dititip di kantin sekolah dan warung, kami kelima anaknya
terlibat aktif dari bagian ke pasar sampai antar mengantar ke warung. Ibu
bangun pukul 2 pagi setiap hari lanjut dengan pekerjaan rumah. Tak heran kini
fisik Ibu mudah lemah.*jadi sararedih*
Semoga Ibu selalu diberi
kesehatan, sakitnya jadi penggugur dosa, dilapangkan rejekinya, diberi
ketenangan dimasa tuanya, anak dan cucunya menjadi penyejuk mata dan hatinya.
Ampuni semua dosa Ibu ya Allah
yang sengaja ataupun tidak sengaja. Jadikan setiap tetesan keringatnya saat menafkasi
kami menjadi amal kebaikan dan penggugur dosa. Aamiin. Aamiin ya Allah. *kalau
sudah begini suka berandai – andai . Andai saya tinggal satu kota sama Ibu.*
Minta doanya juga ya teman-teman
dan semoga keluarga teman-teman juga selalu dalam keadaan baik dan sehat.
Semoga Allah selalu menjaga Mamah.
Aamiin.
Tahun 2016, buat saya mah tahun gado-gado, Mak. Lomba gak banyak menang, da emang jarang ikutan. Keluarga Alhamdulillah anak-anak udah lebih mandiri. Hmmm.. apalagi ya? Move on aja deh untuk yang buruk-buruknya. Jadi yang lebh baik di tahun ini. Aamiin... :D
BalasHapusSaya br tahu tentang usaha bunganya, keren :)
BalasHapusAamiiin Allahuma Aamiiin, ternyata bunda rina punya usaha bunga.
BalasHapusKeren sukses terus ya bunda