Pulang akan selalu membawa cerita
berbeda walaupun jalan dan orang yang kita temui masih sama dengan kepulangan sebelumnya...
Walaupun saya hanya mudik ke Purwakarta dan Bandung, siapa sangka mengalami kemacetan walaupun tidak seheroik teman-teman
yang mudik lewat jalur pantura atau pantai selatan. Kemacetan yang sempat membuat senewen, galau dan panik.
Galau, karena kami sempat bingung untuk membuat
keputusan, apa akan putar arah keluar
tol dan pulang ke rumah (mudik ditunda hingga besok pagi atau tengah malam) atau bertahan karena tanggung sudah menempuh 4 jam perjalanan
dari Pasar Rebo ke tol Cikarang?
Panik, karena anak-anak mengeluh
lapar berkali-kali sementara rest area pertama masih jauh dan antrian kendaraan
tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak lancar. Kami memang tidak membawa bekal makanan berat
(hanya kue-kue dan minuman) karena saya pikir tidak akan kena macet (kami
menuju Bandung hari H), dan berencana makan di rest area. Pelajarannya, perjalanan
ke luar kota harus membawa bekal nasi sebagai bentuk antisipasi macet.
Pengalaman baru di Balik Macet
![]() |
aslinya belum bisa baca;p |
“Nikmati aja kan cuma setahun sekali.”
“Ini masih mending, coba yang mudiknya ke luar Jawa Barat atau luar
Bandung.
“Enjoy aja jadiin pengalaman atau ide tulisan.” Aih tahu aja nih Pak
suami.
Untuk anak-anak agar tetap happy, selain membawa camilan juga mainan, buku dan CD film kesayangan mereka.
Dengan pertimbangan pulang ke rumah akan mengalami kemacetan yang sama akhirnya kami memutuskan keluar pintu tol Bekasi, mampir ke sebuah restoran siap saji untuk makan malam dan tidur di parkirannya selama kurang lebih 4 jam. Sekitar pukul satu pagi kami bangun dan melanjutkan perjalanan karena badan sudah kembali bugar dan jalanan lenggang. Alhamdulillah akhirnya kami sampai dengan selamat. Semua kelelahan lenyap begitu bertemu Ibu dan Bapak.
Untuk anak-anak agar tetap happy, selain membawa camilan juga mainan, buku dan CD film kesayangan mereka.
Dengan pertimbangan pulang ke rumah akan mengalami kemacetan yang sama akhirnya kami memutuskan keluar pintu tol Bekasi, mampir ke sebuah restoran siap saji untuk makan malam dan tidur di parkirannya selama kurang lebih 4 jam. Sekitar pukul satu pagi kami bangun dan melanjutkan perjalanan karena badan sudah kembali bugar dan jalanan lenggang. Alhamdulillah akhirnya kami sampai dengan selamat. Semua kelelahan lenyap begitu bertemu Ibu dan Bapak.
Apa aman tidur dalam kendaraan?
Ternyata kejadian itu jadi pengalaman
seru untuk kami dan anak-anak dan tentu saja membuat kami tertawa jika
mengingatnya .
Berikut tips istirahat /tidur
dalam kendaraan dengan aman.
1. Tidur di dalam kendaraan sebaiknya hindari
menyalakan mesin mobil dan AC dalam keadaan semua jendela dan pintu tertutup rapat. Untuk keamanan sebaiknya matikan mesin
dan buka sedikit jendela (setengah ukuran kepala) dan tidur secara bergantian.
Artinya ada yang berjaga-jaga. Andaikan
pun mesin dan AC dinyalakan agar gak panas, tetap buka jendela sedikit. Ini untuk
menghindari keracunan gas CO jika terjadi kebocoran.
2. Parkir di tempat yang ramai
dan aman seperti mesjid atau restoran, kalau memungkinkan ada satpamnya. Mending
bayar parkir daripada cari gratisan tapi keamaan tidak terjamin. Andai kedua
tempat ini jauh dari jangkauan pilih tempat yang agak ramai, dekat perumahan
penduduk atau ramai-ramai dengan pemudik lain.
3. Pilih posisi nyaman untuk
istirahat atau tidur.
Inspirasi Silaturahmi
Apa yang membuat melangkah
pulang? Rasa rindu. Rumah Ibu seperti
punya aroma dan kehangatan yang menarik langkah untuk pulang. Senyum
Ibu, Bapak dan adik-adik yang tidak bisa digantikan dengan kalimat di WA, suara
telepon atau video call. Saya lima bersaudara, terbayang dong keseruannya saat
kami kecil, kruntelan kalau tidur dan nonton tv. Kadang akur kadang berantem. Bertemu mereka
seperti bercermin pada kenangan masa kecil. Tapi tentu saja kini obrolan kami
sudah beda, apalagi kalau bukan seputar rumah tangga dan anak-anak, kecuali dua
anak saya yang belum menikah.
Pertemuan dengan adik-adik selalu menjadi inspirasi terutama adik perempuan saya. Si pekerja keras nan cerdas. Pekerjaan yang dulu tidak masuk dalam daftar impian atau cita-citanya tapi kini justru menjadi passionnya. Pekerjaan yang jarang orang tahu seperti apa job desk nya, she is show management.
Pertemuan dengan adik-adik selalu menjadi inspirasi terutama adik perempuan saya. Si pekerja keras nan cerdas. Pekerjaan yang dulu tidak masuk dalam daftar impian atau cita-citanya tapi kini justru menjadi passionnya. Pekerjaan yang jarang orang tahu seperti apa job desk nya, she is show management.
![]() |
with partner in crime, my sister |
Dan lebaran kali ini ada yang
istimewa karena akhirnya bisa foto satu keluarga besar karena pada tahun ini
kami secara tidak sengaja bisa kumpul
dalam satu waktu. Karena saya sampai rumah nenek (dari pihak Ibu)
siang atau sore (karena lebaran
ke rumah mertua dulu di Jakarta) om atau tante
sudah pulang karena akan bersilaturahmi dengan keluarga istri atau
suaminya.
![]() |
Keluarga Besar Ahmad |
Lebih komplit karena nenek
dari pihak Bapak juga ikut
bersilaturahmi. Berfoto bukan untuk sekedar mengabadikan gambar dan
kenangan, tapi agar kelak si kecil
mengenal nenek dan kakek buyutnya.
Usia nenek dari Bapak tahun ini genap 84 tahun sedangkan Nenek dan Kakek dari Ibu diatas 75, alhamdulillah ketiganya masih sehat walafiat dan jajag waringkas (istilah bahasa sunda) yang artinya masih sehat untuk bisa melakukan berbagai aktivitas sehari-hari tanpa bantuan. Oh ya mereka juga berpuasa penuh selama bulan ramadhan ini - subhanallah. Bahkan Nenek dari Bapak tidak mabuk saat diajak ke Purwakarta (dari Bandung) dan kemudian saya ajak ke Tangsel (tempat tinggal saya).
Ini menginspirasi kami semua (anak cucunya) tentang gaya hidup sehat dan semangat mereka di hari tua. Di hari tuanya mereka tetap aktif dan kreatif, Nenek dan Kakek mengisi waktu luangnya dengan terlibat aktif di masyarakat sekitar.
Apa rahasianya? tanya kami mengenai rahasia semangat dan kesehatan hidup mereka. Ketiganya hanya tertawa dan berkata tidak tahu.
Tapi jika kami perhatikan, gaya hidup mereka memang sehat, bagun pagi langsung beraktivitas, hobi makan sayur dan buah (jarang makan fast food karena kurang suka), tidak meninggalkan sholat, mengaj, shodaqoh dan aktif di masyarakat.
Semoga kami bisa seperti mereka kelak jika diberikan umur panjang, sehat dan bisa beribadah.
Dan tentu saja, inspirasi terbesar hidup saya, Ibu. Pertemuan dengannya selalu membuat saya lebih mengerti makna kesabaran dan berjuang dalam kehidupan. Pantang meminta, tak henti berdoa dan berusaha, itulah moto yang tidak pernah ia katakan, tapi dilakukan.
Usia nenek dari Bapak tahun ini genap 84 tahun sedangkan Nenek dan Kakek dari Ibu diatas 75, alhamdulillah ketiganya masih sehat walafiat dan jajag waringkas (istilah bahasa sunda) yang artinya masih sehat untuk bisa melakukan berbagai aktivitas sehari-hari tanpa bantuan. Oh ya mereka juga berpuasa penuh selama bulan ramadhan ini - subhanallah. Bahkan Nenek dari Bapak tidak mabuk saat diajak ke Purwakarta (dari Bandung) dan kemudian saya ajak ke Tangsel (tempat tinggal saya).
Ini menginspirasi kami semua (anak cucunya) tentang gaya hidup sehat dan semangat mereka di hari tua. Di hari tuanya mereka tetap aktif dan kreatif, Nenek dan Kakek mengisi waktu luangnya dengan terlibat aktif di masyarakat sekitar.
Apa rahasianya? tanya kami mengenai rahasia semangat dan kesehatan hidup mereka. Ketiganya hanya tertawa dan berkata tidak tahu.
Tapi jika kami perhatikan, gaya hidup mereka memang sehat, bagun pagi langsung beraktivitas, hobi makan sayur dan buah (jarang makan fast food karena kurang suka), tidak meninggalkan sholat, mengaj, shodaqoh dan aktif di masyarakat.
Semoga kami bisa seperti mereka kelak jika diberikan umur panjang, sehat dan bisa beribadah.
Dan tentu saja, inspirasi terbesar hidup saya, Ibu. Pertemuan dengannya selalu membuat saya lebih mengerti makna kesabaran dan berjuang dalam kehidupan. Pantang meminta, tak henti berdoa dan berusaha, itulah moto yang tidak pernah ia katakan, tapi dilakukan.
Pelengkap kumpul keluarga tentu
saja makan-makanan selain menu khas
lebaran Ibu saya juga sengaja membuat baso, 100 butir baso buatan Ibu ludes
dalam waktu kurang dari dua jam hahaha.
Makna di Balik Mencoba Jalur Mudik Berbeda

Selain melihat beragam gerabah produk
penduduk setempat saya pun berkesempatan mengobrol dengan salah satu pemiliknya
dan diberi kesempatan melihat pabriknya. Mampir ke sini jadi memiliki arti
lebih, bukan sekedar wisata dan belanja gerabah.
Koleksi gerabah dan obrolan saya dengan salah satu pemiliknya H. Asep Hermawan bisa baca di Geliat Sentra Gerabah Plered Purwakarta.
Koleksi gerabah dan obrolan saya dengan salah satu pemiliknya H. Asep Hermawan bisa baca di Geliat Sentra Gerabah Plered Purwakarta.
Harga gerabah di sini bervariasi dan terhitung murah karena
langsung dibeli dari pembuatnya. Pot bunga keramik mulai Rp.5000,- dengan diameter berukuran. Piring, mangkuk, panci sayur, wadah saji, seperangkat
teh poci yang sukses bikin saya mupeng. Cucok, klasik dan vintage untuk
properti foto makanan dibadrol dengan harga miring dan masih bisa di tawar
*kekepdompet*.
Berwisata Bersama Orangtua dan Nenek
Pulang, tak lengkap tanpa mengunjungi tempat wisata,
benarkan? Karena tidak mau bermacet-macetan kami memilih wisata yang dekat dengan rumah yaitu taman kota. Juga mengunjungi museum geologi, ya setiap ke Bandung pasti anak-anak minta ke tempat ini. Kebersamaan ini makin mempererat bonding anak-anak dengan nenek, kakek dan nenek buyut mereka.
![]() |
Ma, lihat! |
![]() |
Bersama nenek, mamah dan bapak |
Kencan Berdua Pak Suami
Karena mudik sama dengan kangen-kangenan anak-anak dengan Kakek, Nenek, sepupu, Om dan tantenya. Saya dan Pak Suami memutuskan untuk sejenak 'cuti' jadi Ayah Ibu. Jalan-jalan, nonton dan makan berdua. Dan film yang kami tonton membuka diskusi mengenai peran kami sebagai orangtua. Bagaimana kami berusaha dan berdoa mengantarkan anak-anak menuju takdir terbaik dalam hidup mereka, Aamiin.
![]() |
Pacaran |
Ini cerita lebaran saya, selain asik juga penuh makna, bagaimana dengan teman-teman?
Oh ya teman, jangan lewatkan event Hari Hijaber Nasional
Nama Acara : Hari Hijaber Nasional
Waktu : 07 Agustus 2016 – 08 Agustus 2016
Tempat : Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat
serunya kumpul keluarga apalagi bisa kencan ama pak suami :)
BalasHapusiya mba bisa nitipin anak-anak trus pacaran sama pak suami hahaha
Hapus