Media Jujur?

Bagaimana rasanya jika ide/tulisan kita diklaim orang lain? Rasanya kata kecewa masih kurang. Mungkin itu juga yang dirasakan seorang teman saya ketika tulisan yang dikirimnya ke sebuah majalah akhirnya muncul namun yang tertera di sana bukan namanya. Hanya catatan dalam kurang yang berisi keterangan bahwa bahan tulisan dari (nama) teman saya ini. Padahal banyak kalimat dalam tulisan itu adalah tulisan teman saya ini (bukan hasil proses editing oleh editor). Kalau sudah begini urusan honor bukan  hal penting. honor tetap tidak meredakan rasa kecewa.

Kejadian berikutnya, teman saya ini mengirim  artikel lain (ke majalah berbeda) dan mendapat respon positif dengan janji akan dimuat tapi saat ditanyakan, apakah nanti namanya yang muncul (sebagai penulis) tidak ada jawaban sampai akhirnya pihak majalah  mengembalikan naskah teman saya ini alias menolak. Padahal menurut saya ide tulisan teman saya ini bisa dibilang ide baru dan ditulis berdasarkan ilmu yang didapat saat teman saya ini kuliah. 
Saya jadi teringat pengalaman saya sendiri, sebelum saya punya keberanian (lebih tepatnya sok pede) kirim-kirim tulisan atau artikel ke majalah berthema parenting, saya ragu dan khawatir tulisan saya di plagiat artinya ide kita dicuri tapi tulisan kita tidak dimuat. Tapi setelah bolak-balik dipikir kalau berkutat dengan ketakutan kapan ide saya di baca orang. Akhirnya saya tetap kirim tulisan dan hasilnya 98% di tolak dengan beragam alasan! Tapi itu masih mending ada juga majalah yang tidak pernah memberikan jawaban walaupun sudah saya kirim email mempertanyakan nasib tulisan saya (padahal di halaman editorialnya jelas tertulis redaksi menerima tulisan dari luar). Tapi ya wis lah…maju terus pantang mundur :) (terinspirasi kisahnya Arvan Pradiansyah sebelum jadi pengisi kolom tetap di majalah swa) …

1 komentar

  1. Untuk mendapatkan kata-kata motivasi  Arvan Pradiansyah bisa follow Twitternya @arvanpra atau Fanpage: Arvan Pradiansyah
    Agar hidup kita makin berkualitas..

    BalasHapus