
Kejadian berikutnya, teman saya ini mengirim artikel lain (ke majalah berbeda) dan mendapat respon positif dengan janji akan dimuat tapi saat ditanyakan, apakah nanti namanya yang muncul (sebagai penulis) tidak ada jawaban sampai akhirnya pihak majalah mengembalikan naskah teman saya ini alias menolak. Padahal menurut saya ide tulisan teman saya ini bisa dibilang ide baru dan ditulis berdasarkan ilmu yang didapat saat teman saya ini kuliah.
Saya jadi teringat pengalaman saya sendiri, sebelum saya punya keberanian (lebih tepatnya sok pede) kirim-kirim tulisan atau artikel ke majalah berthema parenting, saya ragu dan khawatir tulisan saya di plagiat artinya ide kita dicuri tapi tulisan kita tidak dimuat. Tapi setelah bolak-balik dipikir kalau berkutat dengan ketakutan kapan ide saya di baca orang. Akhirnya saya tetap kirim tulisan dan hasilnya 98% di tolak dengan beragam alasan! Tapi itu masih mending ada juga majalah yang tidak pernah memberikan jawaban walaupun sudah saya kirim email mempertanyakan nasib tulisan saya (padahal di halaman editorialnya jelas tertulis redaksi menerima tulisan dari luar). Tapi ya wis lah…maju terus pantang mundur :) (terinspirasi kisahnya Arvan Pradiansyah sebelum jadi pengisi kolom tetap di majalah swa) …
Untuk mendapatkan kata-kata motivasi Arvan Pradiansyah bisa follow Twitternya @arvanpra atau Fanpage: Arvan Pradiansyah.
BalasHapusAgar hidup kita makin berkualitas..