TV kabel


Ide untuk berlanganan tv kabel untuk si kecil, bukan kali pertama dilontarkan suami dan saya dengan beragam alasan  dan teori perkembangan anak menolak. Salah satunya hasil dari talk show yang salah satu pembicaranya Sani  Hermawan, psikolog anak yang mengatakan  jika anak menonton selama 3 jam (atau main game) bisa mengurangi konsentrasi saat si kecil belajar sampai setengahnya. Artinya jika normalnya anak bisa berkonsentrasi selama 1 jam, maka efek negatif dari keseringan nonton, si anak hanya mampu berkonsentrasi hanya setengah jam, selanjutnya gelisah. Dan suami menerima terlebih setelah melihat perkembangan si kecil yang sangat baik walaupun tanpa tv kabel atau tontonan tv khusus anak. Si kecil jadi memiliki minat yang seimbang terhadap film, buku, berekplorasi dan berimajinasi. Bahkan saya sempat kewalahan akhir-akhir ini karena dia tertidur setelah saya membacakan lima buku yang dipilihnya sendiri.

Bukan berarti si kecil Azka tidak menonton tapi kami batasi hanya dari cd (dengan jam yang juga dibatasi) dan berusaha tidak mengenalkannya pada  jadwal film untuk anak seusianya di tv. Awalnya agak sulit karena harus tahan dan tega dengan rengekannya untuk terus nonton tapi seiring berjalannya waktu Azka mengerti. Azka biasanya memasang wajah sedih hampir menangis tapi menyerah dan mengikuti ajakan saya untuk bermain ke luar rumah, mewarnai, membuka buku atau bermain dengan bonekanya. iItinya pengalihan perhatian. Bagaimana jika saya bekerja? Saya sudah mewanti-wanti pengasuhnya untuk melakukan hal yang sama. Biasanya saya telp Azka untuk mengetahui kegiatannya atau menanyakannya saat pulang kerja.

Malam kemarin, suami kembali melemparkan ide langganan tv kabel untuk si kecil, alasannya dia menunjuk anak salah satu teman kantornya yang sudah pandai berbahasa inggris karena nonton tv kabel.
Alasan yang juga terlontar saat  pertama kali  melontarkan ide berlangganan tv kabel, anak sepupunya jadi jago bahasa inggris. Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau ya…

Dan saya mengemukakan alasan yang sama.. Mungkin tv kabel akan sangat membantu perkembangan bahasa si kecil jika saya stand by di rumah. Mengatur jadwal nonton dan membimbingnya. Lha ini siapa? Art yang tak lulus smp? Terus terang saya malah khawatir tv jadi ‘babysitter’ untuknya sementara art asik sms an.

Abi terdiam. 


Saya suka dengan habbit yang sudah terbangun kini, pagi hari dimulai tanpa suara tv, walaupun resikonya si Azka jadi pencuri perhatian saya dan suami. Dari mulai rengekan dan keluhan mama atau Abi jangan kerja . Mau dicebokin mama (padahal sudah bisa), melarang Abinya bangun ( meminta Abinya memeluknya). Padahal saya harus memasak (saya tidak pandai dan tidak suka memasak tapi saya melakukannya – dibantu art tentunya - karena tak mau saat saya kerja art disibukkan dengan urusan memasak dan perhatiannya terhadap Azka jadi terbengkalai)

Tapi saya pikir  pagi ‘super sibuk’  yang  itu yang membantu bonding kami makin erat walaupun saya dan suami meninggalkannya  selama 8 jam kerja plus perjalanan.

Tidak ada komentar