Ngidam Petai?


Sabtu kemarin kontrol kehamilan untuk kesekian kalinya. Memasuki minggu ke 31. Dan selalu setelah keluar ruangan periksa saya selalu tak sabar untuk menungu kunjungan berikutnya, agar bisa melihat baby dari layar USG. Untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja. Insyaallah.

Kehamilan kedua ini tidak terlalu berbeda dengan kehamilan Azka dulu. Tidak mengalami yang namanya morning sick, pusing, mual kalau mencium bau sesuatu  atau ngidam yang membuat banyak teman keheranan. 

“Enak ya gak mual-mual,” komentar seorang teman. Atau,”Masa sich gak ngidam?”

Saya percaya kalau ngidam itu efek dari sugesti atau karena ingin  perhatian lebih dari suami. Tapi rupanya keinginan bumil selalu diidentikkan  dengan ngidam maka setiap saya mencari teman untuk makan pempek  atau makan siang  di luar kantin kantor pasti mereka bilang,”Ngidam ya?”

“Nggak cuma pengen aja,” saya tetap merasa keinginan-keinginan yang berhubungan dengan makanan itu bukan karena ngidam karena yang saya tahu orang ngidam biasanya keukeuh dan gak bisa menunda keinginannya. Kalau bisa menunda ya gak lama, hari-hari berikutnya masih mengangankan apa yang diinginkan. Kalau saya sich nggak. Kalau gak ada teman yang mau di ajak makan pempek atau makan di tempat yang saya inginkan ya gak jadi dan itu bukan masalah. 

Bumil yang identik dengan ngidam juga rupanya cukup dipahami suami jadi setiap kali saya bilang,”Bi, week end nanti makan di ….yuk.” pasti suami mengiakan. Malah, kadang dia yang menawari saya makan diluar atau menawarkan makanan yang saya sukai selama ini salah satunya martabak  atau menawari saya makan petai kalau tengah makan di sebuah restoran sunda…hahaha. Padahal suami  gak suka bau petai dan saya harus menahan diri makan petai. Suami memang tidak pernah melarang secara langsung makan petai di rumah tapi ekspresi dan  warning ini itu nya membuat saya enggan makan petai. Jadi kalau dihitung-gitung selama 5 tahun menikah dan 4 tahun tinggal serumah (satu tahun jadi week end wife karena saya bekerja dan tinggal di Bandung sedangkan suami di Jakarta) saya hanya makan petai 4 kali di rumah. Walaupun bukan maniak petai tapi rasanya nikmat kalau makan pake sambal lalap goreng gurame dan petai…hehehe



Efek yang saya rasakan karena kehamilan ini hanya kantuk berat dan lemas di trimester pertama dan masuk trimester kedua sampai saat ini beser. Akibat hal terakhir saya jadi malas pergi jauh-jauh dari rumah (selain bekerja) kalau gak urgent.

Tidak ada komentar