The day in my life ala Mama Blogger

The day in my life ala mama blogger

Assalamualaikum, apa kabar Mama-mama yang salah satu rutinitas hariannya antar jemput anak sekolah, mulai terasa lelah dan merasakan rumah sepi saat anak-anak sekolah. Itu juga yang saya rasakan. Sekitar pukul 9 biasanya saya selesai beres-beres dan bersih-bersih rumah termasuk membereskan cucian dan menyiram tanaman  Anak-anak berangkat sekolah pada pukul setengah tujuh diantar Abinya. Setelah leyeh-leyah sebentar sambil memantau WA, email dan timeline media sosial,  biasanya saya lanjut memasak untuk makan siang dan makan malam.  

Ide ngonten di rumah 

Tapi hari ini saya tidak leyeh-leyeh,  langsung menuju dapur menyiapkan space untuk membuat video masak. Walaupun masaknya praktis jika akan dibuat konten video harus spare waktu 1-2 jam. Mengkondisikan dapur, menyiapkan tongkis handphone, lighting, menyiapkan bahan dan menyiapkan studio dong-odong untuk motret. Yes, video yang tayang tidak sampai 5 menit atau malah kurang dari 1 menit tapi  persiapan plus take videonya bisa sejam hahaha.

Beginilah sekilas cerita jadi mama blogger, kalau ga ngerjain pekerjaan rumah tangga, urusan anak dan suami, ya ngonten. Jujur agak ga enak kalau  dibilang penghamba konten hahaha kesannya gimana gitu ya. Ketahuilah ga semua pembuat ngonten  mikirin konten sepanjang hari. 

Niat saya ngonten mengisi waktu dengan hal positif dan membuat rutinitas agar tidak monoton, tidak melulu urusan rumah, maklumlah ya saya ibu rt, sehari-hari lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. 

Membuat video untuk konten Reels IG

blogger rumahan 

Balik lagi ke soal bikin video, saya mulai menyukai membuat video masak, sayangnya belum konsisten karena masih rebutan waktu dengan pekerjaan rumah. Ga berani bilang hobi masak, karena kadang memasak masih tergantung mood, ga maksain kalau waktunya mepet, tapi kalau sudah niat masak enjoy. Untuk membuat  video saya selalu menggunakan  handphone karena lebih praktis saat mengedit.

Agar hasilnya maksimal, cahaya menjadi kunci. Apapun merek handphone atau kamera kalau cahaya kurang terang, hasilnya tidak maksimal pun jika harus diedit. Salah satu cara menyiasati agar cahaya untuk membuat video maksimal, saya memilih background berwarna putih karena background berwarna putih bisa  berfungsi sebagai reflektor. 

Bukan kebetulan keramik di dapur berwarna putih,  jadi tinggal nyalakan lampur dapur, tambah lampu LED, studio odong-odong untuk video masak yang luasnya tak seberapa pun siap digunakan. Tapi karena ukurannya kecil  agak susah jika dibuat video berbentuk horizontal. Kali ini saya membuat video masak untuk challenge yang diadakan sebuah komunitas blogger makanan yang berkolaborasi dengan seorang chef yang konsen dengan resep-resep minang.

Challenge seperti ini walaupun hadiahnya tidak seberapa, tapi membuat antusias karena sebagai bentuk support pada  umkm nilai plusnya tentu saja sekalian latihan membuat konten video dan memotret makanan.

Membuat video masak untuk reels atau video youtube dengan durasi pendek adalah dengan cara merekam setiap langkah memasak dengan durasi maksimal 10 detik. Memang repot apalagi dikerjakan sendiri, masak sambil pijit-pijit hp hehehe tapi kalau sudah terbiasa enteng saja asal persiapan matang.  Seperti memastikan semua bahan masak tersedia dalam jangakauan tangan, posisi hp untuk merekam sudah tepat dsb.

Hasil video, cahaya adalah kunci hehehe


Motret

Yap, selesai take video saya tidak langsung beres-beres tapi lanjut motret di studio odong-odong di teras belakang rumah karena di area dapur cahaya terbatas kecuali memakai soft box, berhubung soft box patah dinaiki si kucing jadilah mengandalkan cahaya matahari dan reflektor untuk memaksimalkan cahaya, kadang ditambah lampu LED. Jika cahaya terlalu terang/keras, halau dengan disfuser . Waktu yang cocok untuk memotret dengan menggunakan cahaya matahari pada cuaca cerah antara jam 8 hingga 11. Sesi foto memakan banyak  waktu karena membuat beberapa angel. Agar foto tak sekedar menghiasi feed instragram, foto juga saya upload juga ke microstock. Sholawatin dulu supaya laku hehehhe. Alhamdulillah sudah sold 3 foto,  nilai dolarnya belum seberapa, hitung-hitung nabung aja.

Studio odong-odong
Hasilnya foto:

Masih jauh dari sempurna


Ternyata upload foto ke microstock tidak semudah upload ke media sosial, ada kurasi dari pihak microstock. Jadi harus melalui tahapan editing. Untuk edit saya pake dua aplikasi snapseed dan photoshop. Untuk mengedit foto terutama untuk microstok saya edit di laptop karena layar luas bisa lebih detail lihat gambar dan warna. 

alhamdulillah sudah 4 foto yang didownload (sold)


Belajar menjadi  blogger yang adaptif

Jadi blogger ngapain aja 

Tak terasa 10 tahun menjadi blogger, dari iseng corat-coret  jadi  penghasilan. Dari sekedar  menulis dengan foto alakadarnya  kini  kualitas foto mulai meningkat, belajar ngulik canva. Yap pendukung tulisan berupa foto atau desain canva terbukti lebih menarik pembaca. Sedikit banyak ini terkait dengan budaya literasi yang bergeser, dari  budaya baca dan kini beralih ke budaya visual. Mau tidak mau blogger yang menjadikan blognya  penghasilan seperti saya harus bisa beradaptasi. Kehadiran media sosial juga sangat perpengaruh, era foto sedikit tergeser oleh gambar bergerak (video) tapi tetap ya tidak semua foto bisa digantikan video begitupun sebaliknya. 

Tidak harus menguasai semuanya, tapi kuasai yang disukai

Ehm, apa blogger harus mengusai semuanya, bisa motret cakep, bikin video cakep dan desain cakep? Menurut saya sih tidak, kuasai yang kita suka agar tidak jadi beban dan enjoy menjalaninya. Masalah di kehidupan nyata udah cukup jadi beban janganlah ditambah  ribet dengan urusan konten hahahha.Prinsip itu juga yang membuat saya ngonten di rumah khususnya dapur. Tidak mampu jadi beauty blogger, kurang budget kalau jadi blogger traveling atau kuliner, tapi betah di rumah ya weslah manfaatin keasikan di rumah.


11 komentar

  1. Wah, ternyata bukan hanya aku saja yang merasa nyaman ketika editing foto lebih enak menggunakan laptop, mbak. Bukan berarti pakai smartphone aja ga cukup ya. Cuman kepuasan karena gambarnya terlihat jelas ketika di edit di aplikasi photoshop, ehhee. Setuju juga kalau menjadi blogger harus siap untuk jadi blogger adaptif. Mupeng banget sama keunggulan Laptop ASUS VivoBook Pro 14 OLED nya, mba

    BalasHapus
  2. Saya selalu salut dengan ASUS yang sangat inovatif dalam mengeluarkan produk-produknya. Selalu bisa menjawab kebutuhan dari konsumen. Kayak Asus Vivobook Pro 14 Oled ini, saya aja bacanya sambil wooow, ini kok keren banget fitur-fiturnya. Saya juga menggunakan Asus dan so far sangat puas dengan produknya.

    BalasHapus
  3. Memang ya maak jadi ibu rumah tangga harus kreatif memanfaatkan waktu yang ada supaya bermanfaat.
    Saiyaa suku studio mini di dapur sama foto outdoornya.

    Berawal dari receh pasti lama-lama jadi banyaj maak asal ditekuni yaa, nah laptopnya bikin mupenggg.Asus vivobook pro 14 oled baca spesifikasinya kereen jd pengen banget memilikinya.

    BalasHapus
  4. Dengan berat 1,4 kg, ASUS Vivobook Pro 14 OLED ini beneran idaman deh, mbak. Pokoknya masuk wish list ku jugaa. Nah kalo aku lebih suka edit foto di hape karena seperti juga mba Rina, kalo mindahin foto dari hape ke laptop kok warnanya bisa beda tipis yaa.

    BalasHapus
  5. Tulisan Mak Rina tu semakin meyakinkan saya bahwa jadi blogger tu mesti serba bisa. Tapi memang, kalau udah suka, kita akan semangat mempelajari seluk beluknya, biar bisa menguasai yang kita suka.

    Omong-omong, dengan spec yang secanggih itu, harga laptop-nya cukup terjangkau juga ya, Mak.. Kebetulan komputerku rusak, perlu laptop baru nih. Huhuhu.. Tapi ya mesti nabung dulu. 🙈

    BalasHapus
  6. Suka banget sama kontennya kak Rina.
    Selalu totalitas, gak hanya food content, tapi juga ketika bercerita mengenai berkebun.

    Dan cocok banget menggunakan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) yang spek dan desainnya terbaik. Sehingga membuat konten bisa lebih menyenangkan tanpa drama nge-lag.

    BalasHapus
  7. Buat ngedit foto dan video mantep banget ini mba. Teknologi layarnya bikin tampilan sesuai warna aslinya. Plus aman di mata ya, jadi kita ga cepet lelah ketika sedang bekerja di depan laptop.

    BalasHapus
  8. Buat mom blogger, laptop nggak hanya membantu untuk mengetik artikel ya
    Tapi juga buat edit foto dan video yang mendukung konten artikel ya seperti ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) ini

    BalasHapus
  9. Wih mantap nih ASUS Vivobook Pro 14 OLED M3400, bisa buka beberapa aplikasi dalam satu waktu tanpa jadi lemot apalagi nge-hang. Mbak Rina juga mantap banget hasil fotonya, kece badai. Semoga makin semangat ngontennya, ya, Mbak.

    BalasHapus
  10. Asus memang selalu mantap ya.. Kayaknya aku juga mau nabung buat beli Asus lagi, soalnya persiapan anak AKMI kudu bawa laptop sendiri -_-"

    BalasHapus
  11. blogger as alwayssss ngonten ya mak. kalau pakai asus oled ini pasti tambah kece mak rina ngontennya bisa tambah sering jadi juaraaa

    BalasHapus