Alasan pentingnya menanamkan aqidah pada usia anak di bawah 7 tahun

Alasan pentingnya menanamkan aqidah pada usia anak di bawah 7 tahun





Menanamkan aqidah pada anak bukan sekedar mengajarkan/membiasakan ritual ibadah sejak dini tapi meletakkan pondasi aqidah. Caranya? 

Menanamkan Aqidah pada anak sejak dini

Tulisan ini adalah rangkuman dan  kesimpulan dari kajian parenting islami yang saya ikuti di majelis talim walimurid sekolah anak-anak yang rutin saya ikuti sebelum pandemi. Talim rutin seminggu sekali yang diinisiasi para ibu-ibu walimurid sekolah dan difasilitasi sekolah (fasilitas berupa ijin menggunakan masjid sekolah untuk kegiatan ini). Sejak pandemi kajian hanya dilakukan secara online dan tidak rutin. Alhamdulillah minggu lalu pertama kalinya kajian ini dilakukan secara offline, dengan jaga jarak dan menerapkan prokes.

Kajian dengan tema berbeda setiap minggunya,  ada tema aqidah, fikih wanita dan parenting dengan ustad yang berbeda untuk setiap tema. Oh ya walaupun majelis talim ini diinisiasi walimurid sekolah anak-anak tapi terbuka untuk umum khusus perempuan, yang bermukim sekitaran pamulang bisa banget gabung. Kapan dan dimana? Bisa japri saya ya hehehe.

Tulisan ini juga saya gabungkan dengan sumber yang saya dapat dari buku  Pendidikan Karakter Nabawiyah   resensinya bisa baca di sini

Walaupun temanya kajian parenting islami yang saya suka adalah bahasannya ga ketinggalan jaman dengan ilmu parenting kekinian yang mempertimbangkan kecerdasan majemuk anak. 

Ali bin Abi ThaliB; Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian


Teman-teman majelis talim


Aqidah seperti apa sih yang perlu ditanamkan pada anak sejak dini?

Banyak orang mempersepsikan menanamkan aqidah pada anak sejak dini dengan cara mengajarkan dan mengharuskan anak sholat, baca quran, puasa, dan melakukan ibadah sunnah. 

Tapi lupa menanamkan hal paling mendasar yaitu pondasi aqidah, percaya dan yakin dengan adanya Allah swt pada segala kondisi dan situasi. 

Mengajarkan anak ibadah ritual no 2 pertama adalah pondasi aqidah. Menanamkan pondasi aqidah dan mengajarkan ritual ibadah hal berbeda, tapi mengajarkan ritual ibadah bagian dari pondasi aqidah. 


Jika pondasi aqidah sudah tertanam kuat mengenalkan dan membiasakan anak melakukan  ibadah ritual akan  mudah (tanpa pemaksaan) karena  hati dan pikirannya akan paham dengan apa dikerjakannya sehingga melakukannya  bukan karena disuruh/dipaksa orang tua tapi ada kesadaran akan dirinya sebagai hamba dari zat yang maha besar yaitu Allah swt.

Kenapa menanamkan aqidah sebaiknya dilakukan pada anak  di bawah usia 7 tahun?  

Karena pada usia itu hati dan perasaan yang mendominasi anak-anak, bukan logika. Untuk memahami, mempercayai dan mengimani keberadaan Allah swt dibutuhkan hati yang bersih.

Menanamkan pondasi aqidah pada anak

Melibatkan Allah dalam aktivitas sehari-hari artinya dalam setiap percakapan sehari-hari dan memberi nasehat pada anak-anak menyertakan Allah swt. Misal saat anak sakit, mengajak anak berdoa meminta kesembuhan pada Allah swt, meminum obat hanya jalan kesembuhan (ikhtiar). Saat makan bukan hanya doa untuk makan yang dibacakan tapi diingatkan bahwa rejeki yang memberi Allah swt melalui ikhtiar yang dilakukan Ayah/ibu dengan cara bekerja bekerja.  

Membiasakan mulai sesuatu dengan bismillah dan menyudahi dengan alhamdulillah. 

Saat anak menyaksikan fenomena alam, keindahan alam, hujan, petir dan keanekaragaman mahluk hidup, ingatkan anak bahwa itu adalah ciptaan Allah swt.

Hal-hal sederhana tapi justru yang membuat anak mengingat dan memahami keberadaan Allah swt kapan dan dimanapun. 

Allah swt maha melihat dan mendengar

Dalam percakapan keseharian selalu mengingatkan sifat Allah swt yang maha melihat, maha mendengar dan maha tahu setiap isi hati dengan demikian anak akan menyadari selalu keberadaan Allah, sehingga takut berbuat maksiat (berbohong untuk level anak-anak) saat bersamaan saat ada kesulitan meminta pada Allah swt. 

Membacakan buku teladan para nabi dan orang soleh berdasarkan al-quran dan hadis

Membacakan buku adalah cara menasehati dan mendidik anak  yang paling mudah dan membuat anak tidak merasa digurui. Ada banyak buku yanh bisa dijadikan rujukan seprti buku Shirah nabawiyah anak, buku kisah nabi.

Beberapa buku yang saya rekomendasikan adalah Sejarah Kehidupan Rasulullah saw (Klik untuk membaca resensinya) 

Mengenalkan kitab suci bukan memaksa anak  membaca atau menghafalkan alquran

Anak terlahir dengan kodratnya yang unik dan berbeda. Ada yang terlahir dengan kemampuan menghafal mudah dan baik. Ada yang butuh proses agak lama. 

Membuat target anak harus bisa membaca atau menghafal alquran boleh saja tapi sesuaikan dengan kondisi anak. Jika anak tidak mau membaca atau menghafal dicari penyebabnya dan dicari tahu bagaimana cara mengajarinya agar disukai anak.

Perlu diingat juga, anak memiliki gaya belajar berbeda-beda. Ada anak dengan gaya belajar audio (mendengar), gaya belajar visual (melihat), gaya belajar kinestetik (bergerak), gaya belajar membaca/menulis. Ulasan gaya belajar ini bisa baca di sini

Mengenalkan ritual ibadah, bukan membiasakan secara paksa

Teman-teman muslim pasti tahu hadist di bawah ini. Teman-teman juga pasti paham yang dimaksud pukulan di sini bukan pukulan membabi buta tapi pukulan mendidik dan dilakukan jika memang si anak udah ga bisa dinasehatin ini itu. 

Tapi insyallah anak akan nurut perintah sholat jika aqidah anak sudah tertanam. Ya mereka kadang malas dan menunda tapi kalau diingatkan dan didorong akhirnya melakukan. Seperti anak-anak di rumah yang kadang masih diingatkan dan diajak. 

Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan salat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukulah mereka (jika meninggalkannya) saat usia sepuluh tahun. 

Sebelum usia anak 7 tahun adalah mengajarkan, disertai pemahaman. Tanpa dipaksa tapi diajak dan didorong untuk melakukan. 

Jika anak sudah di atas tujuh tahun dan merasa belum menanam aqidah, terlambatkan untuk ditanamakan? 

Tidak tapi butuh proses lebih lama dan kemungkinan anak akan berargumen untuk hal-hal yang tidak sesuai logikanya. Hal ini saya alami, saya tahu ilmu menanamkan aqidah dibawah tujuh tahun saat si adik usia 5 tahun, si kakak udah 8 tahun. Si kaka selama ini sekolah tk dan sd sekolah islam jadi terbiasa dengan ritual ibadah dan ini itu tapi saya merasa tidak kuat menanamkan aqidahnya sejak dini. Dan melihat perbedaan si Kaka dan si Adik tumbuh dengan berbeda. Adik lebih religius dan mudah dinasehati dengan hal-hal menyangkut agama. 

Demikian ulasannya teman-teman semoga bermanfaat, kebenaran datangnya dari Allah swt kesalahan karena saya yang mungkin kurang paham. Mohon maaf dan koreksi jika salah.

 

 

 

 

 

18 komentar

  1. Betul bun saya juga menanamkan pendidikan agama sejak kecil meskipun TK nya umum tapi justru menjadikan anak2 pribadi yang kuat tahan godaan.

    Kebetulan sejak TK usia 5 th sudah mulai puasa ramadhan sebulan full dan langsung sehari tidak mengenal beduk, ketika sekolah mereka tidak pengen pas tmn lain pd makan minum.

    BalasHapus
  2. Pengingat bagiku..terimakasih, Mak. Setuju jika Jika pondasi aqidah sudah tertanam kuat maka anak melakukan ibadah ritual akan mudah dan tanpa pemaksaan karena hati dan pikirannya akan paham dengan apa dikerjakannya sehingga melakukannya hanya semata karena Allah SWT semata

    BalasHapus
  3. Sepakat mbak, pondasi aqidah yang kuat membuat anak akan menjalankan ritual dengan sukarela.

    Mengenalkan kitab suci bukan memaksa anak membaca atau menghafalkan alquran, penting banget buat digarisbawahi ini ya. Soalnya sering juga saya temui anak disuruh menghafal, tapi nggak ngerti kenapa mesti dihafal

    BalasHapus
  4. Penanaman aqidah emang harus sejak dini ya agar anak2 lebih mengenal agama dan mencintai Allah. sehingga ketika melaksanakan ibadah anak anak bisa melakukannya dengan sukarela tanpa adanya unsur paksaan dari orang lain melainkan dari kesadaran dirinya sendiri.

    BalasHapus
  5. Setuju mbak, penanaman Aqidah pada anak-anak sejak usia dini sangat penting, karena di usia tersebut otak anak sedang berkembang dengan sangat pesat dan mudah mengingat apa saja yang mereka pelajari, dan menurut saya ini jadi pondasi saat mereka jelang dewasa kelak. Terima kasih banyak mbak sudah diingatkan, semoga anak-anak kita menjadi bagian dari generasi yang cerdas, terampil, kompeten, dan memiliki aqidah yang baik.

    BalasHapus
  6. Suka banget teh Rina buat bikin catatan kayak gini, ditunggu next nya lagi. Karena memang urgensinya untuk mengajarkan aqidah sama anak-anak udah wajib, yaitu agar anak tergerak dengan sendirinya bukan karena paksaan/disuruh

    BalasHapus
  7. Pendidikan agama memang penting ya mbak
    Apalagi aqidah
    Memang harus dikenalkan kepada anak semenjak dini

    BalasHapus
  8. sebelum 7 tahun yaa berarti mba, memahamkan dan menanam pondasi kuat tentang aqidah. Beneeer pentiing, aku dulu sebelum baligh belum sholat rutin, masih jarang2, tapi aku di kelilingi sepupu2 juga yg memang rajin sholat, secara nggak sadar nggak sadar ngikutin pas udah baligh.. PEER nih buat aku, malah anak kedua yg kayaknya lebih menantang, dan dia kinestetik, mau meluncur ke artikel gaya belajar ahh..

    BalasHapus
  9. Duh jadi inget anakku nih, anakku masih 2tahun tapi baru-baru ini ku tinggal kerja. Meskipun dari bayi aku yg urus dan didik. Sejauh ini dia suka ikut sholat kalau opah atau om nya sholat, kalau ada adzan suka ikutin. Semoga nanti semakin besar anakku makin baik aqidahnya. Makasih ya mak infonya, jadi inget diri sendiri yg mulai menurun aqidahnya

    BalasHapus
  10. MashaAllah~
    Menjadi orangtua memang sejatinya melatih diri sendiri untuk senantiasa berbuat baik agar tercermin adab dan menjadi karakter bagi sang anak.
    Barakallahu fiik ilmunya, kak Rina.

    Semoga penanaman akidah sejak dini pada anak akan membuat anak kuat dan tangguh di tengah deraan pergaulan anak zaman sekarang.

    BalasHapus
  11. Terima kasih Mak udah diingatkan kembali soal ini penting. Tapi maaf aku lama membaca dan mikir di judul postingan nya artikel ini Mb, maaf ya.

    BalasHapus
  12. Aqidah memang harus ditanamkan sedini mungkin ya mak. Karena fondasi untuk kehidupan anak. Dan menanamkan Aqidah itu kewajiban orang tua pada anak

    BalasHapus
  13. Penanaman akidah sejak dini memang penting banget ya mbak. Ibu saya juga pesen banget ke saya, sebelum usia 7 tahun anak-anak sudah diajarkan akidah supaya terbawa sampai mereka besar nanti

    BalasHapus
  14. Makasih sudah berbagi tentang Aqiqah ya, Maak. Insya Alloh tulisan ini sangat bermanfaat bagi para pembacanya, termasuk aku.

    BalasHapus
  15. Setuju bener teh Rina. Menanamkan akidah pada anak harus dimulai sejak dini biar anak-anak punya pegangan yang kuat ya.

    BalasHapus
  16. Iya betul mba, aku juga lagi belajar untuk bisa ngajarin Akidah sebaik mungkin ke anak, sekarang mungkin dipancing dengan Tuhanmu siapa? gitu-gitu. Soalnya ya akidah sebagai landasan beragama, jadi ya betul sih dikenalin dari awal

    BalasHapus
  17. Masyaallah, reminder banget ini buat aku yang masih punya anak usia di bawah 7 tahun,makasih banyak ya mba sharingnya. Bener banget dan aku setuju soal mendidik akidah anak ini

    BalasHapus
  18. MasyaAllah, Alhamdulillah dapet reminder lagi. Menanamkan aqidah sedini mungkin ya mbak. Disampaikan dengan lembut dan baik, agar anak bisa memahami sepenuh hati.

    BalasHapus