Inklusi untuk UMKM, Mendukung Pemulihan Ekonomi

Bulan Oktober baru saja berlalu, tahukah teman-teman jika bulan Oktober diperingati sebagai Bulan Inklusi Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar pembukaan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2020 pada 1-31 oktober dengan tema Satuan Aksi Keuangan Inklusif untuk Indonesia Maju atau AKSESSKU.

Foto kredit from canva 


Mungkin teman-teman ada yang bertanya apa sih inklusi keuangan? Secara sederhananya  inklusi keuangan menunjukkan jumlah atau keadaan masyarakat yang menggunakan produk layanan jasa keuangan seperti pinjaman, teknologi finansial, perbankan, asuransi dan produk keuangan lainnya.

Inklusi keuangan harus dibarengi kepahaman masyarat terhadap literasi keuangan agar produk layanan keuangan digunakan dengan tepat, masyarakat mampu memilih dan memnafaatkan produk dan layanan jasa keuangan sesuai kebutuhan dan melakukan perencanaan keuangan sehingga terhindar dari pemborosan.

Inklusi keuangan di Indonesia terbilang rendah padahal inklusi keuangan berperan cukup besar dalam perekonomian. OJK mentargetkan tahun 2024 inklusi keuangan di Indonesia mencapai 90%.

Menurut beberapa artikel yang saya baca inklusi keuangan memiliki banyak manfaat, bukan hanya untuk pribadi atau bisnis dimana kita dapat mengakses layanan perbankan, inklusi keuangan meningkatkan kedaulatan ekonomi. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi menjadi efisien, mendukung  ekspansi pasar layanan jasa keuangan yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara, kemudahan dalam melakukan segala aktivitas masyarakat mulai dari pembayaran hingga pinjaman, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional secara kontinyu.

Di masa pandemik seperti saat ini perekonomian melambat secara global, angka masyarakat prasejahtera bertambah, Bulan Inklusi Keuangan tahun ini pemerintah memfokuskan pada program pemulihan ekonomi dengan cara memberi bantuan pinjaman untuk pengusahan kecil dan menengah, dan kemudahan akses layanan perbankan lainnya.

Harapannya, ekonomi kecil bergerak akan mendorong pertumbuhan dan atau pemulihan ekonomi nasional agar masyarakat yang terkena dampak Covid-19 secara ekonomi berkurang.

Pentingnya UMKM memiliki akses terhadap layanan perbankan dan melek literasi keuangan

Tahun 2017 saya memulai usaha anggrek dan  tanaman hias.  Usaha yang berawal dari hobi. Inspirasi lain, kampung  di mana saya tinggal banyak petani anggrek dan tanaman hias, jadi sekaligus memajukan lingkungan. Jadilah berawal dari mengoleksi anggrek dan tanaman hias untuk kesenangan pribadi jadi usaha.


Awalnya tidak kepikiran wirausaha karena merasa dan sadar diri, saya pemalu, tidak bisa menawar-nawarkan barang jualan  ke orang secara langsung, usaha juga perlu modal. Gak kepikiran juga kalau jualan, jualan apa? Saat itu booming ibu-ibu jualan pakaian muslin dan kerudung  tapi saya tidak tertarik ikut-ikutan, wong kalau giliran belanja baju dan hijab aja suka bingung, yang akhirnya memilih ga beli.   

Boleh baca Pengalaman Pertama Mengikuti Pameran Bunga 

Tapi kini eranya sudah beda, jaman now mau dagang ga perlu nawari-nawarin ke teman secara langsung, tinggal buka toko di market place  dan medsos.

Setelah mantap menjadi pedagang, rasa ragu tidak sepenuhnya hilang.  Ragu karena yang saya jual tanaman, pasti segmennya terbatas karena tanaman bukan makanan dimana semua orang butuh. Bakal laku ga ya? Kedua, ragu efek baper jika mendengar komentar,”Kok jualan bunga, kan ga bisa dimakan, mending hidroponik.” “Kok jualan tanaman yang berbunga tapi ga ada gunanya.” “Sayang ya punya tanah luas ga dimanfaatin untuk tanaman biar swasembada sayuran.”

Berlahan semua keraguan memudar karena selalu ada pembeli walaupun tidak setiap saat,  rejeki diatur yang maha Kuasa. Soal kebaperan sudah bisa dihempaskan hahaha.

Sebagai wirausahan online dengan skala kecil, ada 5 keuntungan  yang saya rasakan karena memiliki akses terhadap layanan perbankan, seperti;

Kemudahan bertransaksi.  Memiliki rekening di bank memudahkan mengetahui setiap transaksi dan transaksi tercatat.

Keamanan bertransaksi. Transaksi aman karena tercatat dan bisa dipantau  terlebih saya sudah mengunduh aplikasi m banking di handphone.

Memperoleh memperoleh pendanaan UMKM. Dengan memiliki rekening di bank akan mudah memperoleh pinjaman modal usaha karena bank bisa melihat portofolio usaha kita dari transaksi yang tercatat.

Kepraktisan menabung. Menyisihkan keuntungan dari hasil usaha untuk tabungan menjadi mudah jika kita memiliki rekening tabungan di bank.

Kemudahan mendapat layanan perbankan lainnya. Bicara layanan perbankan tentu bukan hanya transaksi jual beli atau meminjam modal usaha, sebagai perempuan yang sudah berkeluarga, layanan perbankan yang sudah saya manfaatkan adalah mencicil rumah bersama suami dan kendaraan. Layanan ini akan mudah diakses jika sudah memiliki rekening tabungan di bank.

Memanfaatkan teknologi

Saya memulai jualan secara online di instagram dan beberapa market place, seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan Lazada. Karena tidak bisa menghandle semuanya, akhirnya hanya di instagram dan Tokopedia.

Banyak kemudahan yang saya rasakan dari berjualan secara online, diantaranya;

Promosi dilakukan dengan mudah dan murah. Misal untuk iklan di instaragm atau tokopedia bisa dibayar harian dengan harga murah. Untuk instragram bisa diatur jangkauan iklan yang kita inginkan seperti kota dan usia. Biaya iklan di instagram bisa harian dan sehari hanya  sekitar 10.000 rupiah.   

Tidak perlu punya toko. Dulu kalau berpikir tentang usaha otomatis harus ada tempat atau semacam toko, di era online ini, tidak perlu. Tempat tinggal di pinggiran kota yang notabene tidak strategis bukan halangan untuk membuka usaha karena ekspiedisi pengiriman paket dan ojek online untuk pengiriman barang ada di mana-mana. Cukup memanfaatkan teras rumah.

Modal usaha bisa bertahap. Ini berdasarkan pengalaman, dari koleksi anggrek dan tanaman hias di teras rumah yang hanya dua rak, bisa berkembang biak menjadi green house berukuran 100m2. Modalnya nyicil, keuntungan jualan ditabung untuk membeli tanaman lain atau membeli tanaman sesuai pesanan.

Bandingkan jika memiliki toko, mau tidak mau harus banyak barang (tanaman) yang di display, kalau online kan ga kelihatan kalau stoknya sedikit.

Kemudahan layanan pengiriman barang. Pengiriman barang sangat mudah karena kini banyak ekspedisi dan ojek online.  

Bertahan di tengah pandemi. Tidak ada yang menduga jika sejarah mempertemukan kita dengan pandemi Covid-19. Kondisi tanpa kepastian hingga saat ini. Banyak terjadi pemutusan hubungan kerja, toko-toko di mall sebagian tutup karena sepi pembeli. Biaya operasional seperti sewa toko dan kaaryawan tidak mencukupi. Pada situasi ini usaha online yang bisa bertahan malah banyak orang yang banting setir jadi pedagang online.

Teman-teman yang jualan online juga, ada yang mau menambahkan keuntungan usaha secara online? Boleh tulis di kolom komentar.

 

Referensi tulisan

https://www.jurnal.id/id/blog/inklusi-keuangan/

ttps://finansial.bisnis.com/

1 komentar