
Apa yang ada dipikiran teman-teman kalau mendengar kata pikun? Pelupa, orang yang sudah tua, lansia, nenek-nenek, kakek-kakek? Pikun atau dalam istilah kedokterannya Demensia Alzheimer memang diderita orang lanjut usia akibat terjadinya gangguan penurunan fungsi otak. Namun tidak semua orang lanjut usia mengalami pikun dan jangan beranggapan kalau sudah tua pikun itu hal wajar. Padahal pikun bukan hal normal dalam proses penuaan. Pikun dapat beresiko menjadi penyakit (demensia) dan masyarakat menyebut kondisi ini sebagai pikun.
Alhamdulillah nenek (ibunya Bapak) saya di
Bandung usianya 80 tahun lebih dan tidak pikun, masih aktif ke pengajian ibu -
ibu (sebelum ada Pandemi Corona), bicaranya masih lancar hanya pendengarannya
yang berkurang, begitupun mbah (orang tua dari Ibu) usianya menjelang 80 dan
tidak pikun. Saya jadi ingat mamah (ibu
saya) pernah berpesan untuk membaca doa agar dijauhkan dari pikun, doa ini ada
dirangkaian doa dzikir pagi petang. Mamah saya juga pernah bilang, rajin ibadah
dan baca quran insyaallah dijauhkan dari pikun.
Ehm, memang apa hubungannya ibadah-baca kitab
suci dengan tidak pikun? Benangnya merahnya saya dapat setelah mengikuti web binar
Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia yang diadakan PT Eisai Indonesia dan
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dengan menggusung
kampanye edukatif #ObatiPikun.
Dengan ibadah dan membaca kitab suci otak kita
beraktivitas, berpikir, inilah yang
menyebabkan terhindar dari pikun. Otak itu ibarat pisau, makin diasah makin tajam, bedanya kalau pisau
di asah dengan batu asahan, kalau otak diasah
dengan cara dipakai untuk beraktivitas-berpikir. Jadi kalau teman-teman
beragama non muslim bisa melakukan hal yang sama membaca kitab suci sesuai
keyakinan agama teman-teman.
Selain itu lakukan hal
berikut untuk mencegah pikun seperti direkomendasikan dr. S. B Rianawati., SpS (K), salah satu narasumber acara; Menjaga
kesehatan jantung, bergerak – berolahraga – produktif, mengkonsumsi sayur dan
buah (gizi seimbang), menstimulasi otak, fisik, mental, spiritual dan
bersosialisasi dan beraktivitas positif. Menjalani pola hidup sehat diantaranya
tidak merokok, minum minuman beralkohol, tidur cukup, olahraga,
Otak itu ibarat pisau pisau makin diasah makin
tajam
Tentang Demensia Alzheimer
Demensia Alzheimer atau pikun adalah suatu
sindrom gangguan penurunan fisik otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif,
emosi, daya ingat, perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Atau dalam bahasa sederhananya, seseorang disebut pikun ketika
butuh waktu lama untuk mengingat atau lupa dengan apa yang diakukan sebelumnya.
Bedanya pikun dengan sekedar lupa? Berikut
pemaparan dr. S. B Rianawati., SpS (K);
Selain faktor usia orang yang beresiko terkena
Demensia Alzheimer adalah; penderita diabetes, hipertensi, stroke dan jantung,
kadar lemak tidak normal,obesitas, disfungsi thyroid, depresi, kekurangan
vitamin B12, keturunan, merokok, kurang olahraga dan pengaruh obat-obatan.
Adapun gejala pikun; sering lupa, disorientasi bingung
dengan waktu (hari, tanggal dan tidak tahu jalan pulang), menarik diri dari
pergaulan, perubahan perilaku dan kepribadian, sulit melakukan pekerjaan sehari-hari,
sulit memahami vusuospatial seperti jarak dan membedakan warna, sulit fokus,
gangguan komunikasi – sulit bicara, salah membuat keputusan dan menaruh barang
tidak pada tempatnya.
Cara mengatasi gejala pikun; konsumsi makan makana bergizi,
mengkonsumsi obat-obatan (sesuai resep dokter tentunya) untuk meningkatkan
fungsi otak. Melakukan terapi seperti membaca buku, olahraga, menggambar,
mewarnai, memasak, berkreasi dll.
Demensia Alzheimer bersifat kronis progresif
artinya semakin bertambah kerusakan otak seiring bertambahnya umur. Sehingga
deteksi dini sangat penting dilakukan bagi penderita agar cepat ditangani
sehingga kerusakan otak karena pernyakit tersebut dapat diperlambat.
Seperti yang diungkapkan dr. Yustiani salah
satu narsum acara ini; Sampai saat ini BELUM ADA obat yang dapat mencegah dan
menyembuhkan Demensia tetapi banyak faktor
resiko yang dikenal dapat mecetuskan dan memperbesar penyakitnya.
Pengelolaan faktor resiko dapat mencegah
Demensia dan mengurangi progresifitasnya. Diperlukan upaya untuk mempertahankan
kualitas hidupnya sehingga tetap mandiri dan tidak menjadi beban keluarga
maupun lingkungannya.
Kenali gejala awal Dimensia Alzheimer dengan
aplikasi EMS
Pikun tidak
dapat diobati tapi dapat dicegah dan dengan pengenali gejala awalnya, dapat
ditangani.
Ketua umum pengurus pusat PERDOSSI, DR. dr.
Dodik Tugasworo p, SpS(K) mengatakan,” Edukasi kepada masyarakat dan tenaga
kesehatan secara terus menerus sangat penting. Sebagai bagian dari program
kampanye edukatif #ObatiPikun yang dicanangkan bersama PT Eisai Indonesia
(PTEI) maka diadakan festival digital bulan Alzheimer sedunia. Para peserta
akan mendapat penjelasan menyeluruh mengenai Demensia Alzheimer dari berbagai
narasumber dibawah naungan PERDOSSI. Dalam kesempatan ini pula peserta akan
diperkenalkan pada sebuah aplikasi deteksi dini Demensia Alzheimer yang bernama E-Memory Screening (EMS).
Melalui aplikasi ini diharapkan banyak masyarakat yang mengetahui gejela Demensia
Alzheimer dan bagaimana penanganannya.”
Aplikasi EMS dapat diunduh di Playstore dan
Appstore. Aplikasi ini akan menilai kondisi seseorang dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan terkait Demensia Alzheimer yang mungkin dialami oleh
pengguna aplikasi. Aplikasi EMS akan memberikan skor dan apabila skor kmenunjukkan
kondisi abnormal maka aplikasi ini akan menyediakan fitur director rujukan
terpercaya kepada dokter di sekitar pengguna aplikasi berdasarkan GPS termasuk
informasi jarak, nama dokter berserta keahliannya dibidang Demensia Alzheimer
serta nomor call center RS yang dapat dihubungi. Aplikasi ini juga menyediakan
infomasi akurat terkait Demensia Alzheimer dan cara merawat orang dengan
Demensia Alzheimer (ODD) secara efektif dan efisien.
Dampak Pikun terhadap Kondisi Ekonomi dan
Sosial
Direktur pencegahan dan pengendalian masalah
kesehatan jiwa dan napza kementerian kesehatan republik Indonesia dr. Siti
Khalimah, Sp.K.J, Mars mengatakan; saat ini Indonesia memasuki periode aging
population, dimana terjadi peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta (7.56%)
pada tahun 2010 diperkirakan pada tahun 2035 mencapai 48,2 juta jiwa (15.77%).
Jumlah ini akan menjadi asset bangsa bila tetap sehat dan produktif, sebaliknya
jika tidak sehat dan tidak mandiri akan berdampak pada kondisi sosial dan
ekonomi negara. Ehm, tentunya berpengaruh juga pada keadaan keluarga di mana
lansia dengan kondisi pikun itu berada ya teman.
Tips merawat orang
dengan Demensia Alzheimer
Jika
salah satu anggota keluarga kita, misal orang tua pikun, bagaimana kita
menghadapinya? Dr. dr. Junita Maja Pertiwi., Sp.S (K) memberikan beberapa tips
bagaimana berinteraksi dengan dengan ODD (orang dengan Demensia).
Point pertama adalah menerima kenyataan baru.
Orang dengan Demensia akan ‘berubah’ menjadi seseorang yang lain maka kita
harus membuat situasi yang menunjang. Menikmati keadaan walaupun mungkin pada
beberapa kesempatan ODD tidak akan mengenali kita.
Yuk teman-teman kita jaga kesehatan agar terhindar dari pikun.
berarti kalau punya orang tua yang sudah sepuh itu beneran jangan sampai sendirian ya. karena kita harus ada untuk ngajakin mereka untuk produktif di usia tuanya, contohnya ya kayak mewarnai atau ngobrol banyak hal, kayak bicara sejarah keluarga misalnya.
BalasHapusAlmarhumah mamah mertua juga pernah bilang supaya banyak beraktivitas di usia tua supaya menghindari pikun. Makannya semasa hidup, mamah mertua rajin ke pengajian, ikut olahraga, dll
BalasHapusBenar kata mamahnya Mak Rina. Harus lebih rajin ngaji lagi nih. Saya pernah baca artikel, profesor di luar negeri bisa tetiba kena demensia.
BalasHapusTerus terang daku juga masuk golongan yg gampang pelupa pake banget :(
BalasHapusTertohok dah, ketika ikutan acara ini.
Bismillah, semogaaaaa daku dan kita semua bisa #ObatiPikun :D
Dengan mengenali gejala dan melakukan deteksi dini, maka kita bisa mencegah terjadinya Demensia Alzheimer ini yaa mbak. Pokoknya, jangan maklum deh dengan pikun.
BalasHapusTernyata kepikunan bisa menimpa orang muda maupun tua ya hehehe kelupaan naro barang dll lah. Dengan pola makan yg baik, gaya hidup teratur dan olahraga rutin bisa membantu mengatasinya.
BalasHapusPikun ini berarti bisa dicegah ya mbak, kuncinya memang dengan menjalan pola hidup sehat dan pastinya support system yang bagus juga.
BalasHapusWah pikun bisa dicegah ya...
BalasHapusBtw aplikasinya keren..
Jadi pgn coba
Beneeer! otak harus terus diasah supaya tetap tajam, gak pikun.
BalasHapusPantesan yaa ibuku udah pensiun tapi ga mau santai-santai di rumah. Ikut komunitas, aktif masak, baca buku, dkk. Tetep sibuk, lah.
Semoga kita dan orang-orang terdekat dijauhkan dari pikun ya... Untung sekarang sudah ada aplikasin untuk screeningnya...
BalasHapuskita emg harus kenali ya gejala ini dan jangan jadikan excuse untuk yg pikun itu karena usia ya
BalasHapusBerarti kalo lupa sejenak sm kunci motor, tersesat di pasar dsb masih wajar ya mba. Soalnya aku sering. Ahahaha.
BalasHapusIntinya hrs jaga pola makan dan aktivitas jg ya spy bs mencegah pikun dini
Setuju mba, lebih baik mencegah daripada mengobati. Kita harus tetap melakukan aktivitas agar terhindar dari penyakit demensia ini. Untunglah ada aplikasi EMS, dapat deteksi sedini mungkin.
BalasHapusDuh serem ternyata ya kalo pikun didiemin. Bisa jadi Alzheimer ya. Kayaknya benyak lupa juga kudu distimulasi. Bisa jadi pikun. Nanti pikun jadi Alzheimer. Kepengen tahu juga deh aplikasi ini lebih detail. Malah kepengen nyoba aku mah.
BalasHapusoke, thanks for your review, is good information. I hope we are alwasy happiness
BalasHapusmakasi banget sharingnya ya maaaak.. kayanya memang untuk dimensia ini harus segera diketahui lebih cepat untuk penangan dan persiapan yang lebih baik yaaaa..
BalasHapusAhh selama ini kita udah membiasakan diri juga ya mbak dengan membaca atau masak, atau hobi yang lainnya. Ini ternyata temasuk cara terapi agar tidak kena pikun
BalasHapusKenali gejalanya agar pengobatan lebih mudah dan tdak membutuhkan waktu lama.
BalasHapusJadi pengen instal EMS niih..
Wah, jadi nambah ilmu tentang penyakit dimensia ini. Tadinya saya mengira itu hanya dialami oleh yang sudah berusia lanjut. Ternyara yang usia muda juga bisa mengalami ya. Noted banget ini. Harus mulai aware ini..
BalasHapusWah webinar dan tulisannya bagus sekali nih Mbak Rina. Jadi ada tips buat hidup dengan orang pikun. Bermanfaat banget buat mereka yang hidup dengan orang pikun agar nggak ikut-ikutan stress juga ya merawatnya
BalasHapuswahiya ini kadang kita abai banget dengan gejala ringan ya...padahal bisa banget dicegah dan diobati ketika belum berat..Yah semoga kita sehat selalu ya...
BalasHapus