Belajar Food Photography (1) : Memanipulasi Cahaya

Assalamualaikum Teman, semoga dalam keadaan baik, tetap sabar (menghadapi pandemi) dan tak putus berdoa agar pandemi ini segera berakhir. Walaupun sudah new normal tetap saja khawatir karena virus masih dimana-mana dan grafik yang positif belum menunjukkan tanda penurunan.  Tapi jangan sampai ya pandemi ini membuat putus asa dan diam, harus tetap produktif donk ya.

Saya lagi semangat belajar food photography nih, efek di rumah aja, semacam mencari hiburan. Tertarik  motret dengan objek makanan sejak punya IG tahun 2014 dan ikut komunitas upload kompakan tapi ya sekedar ikutan tanpa  usaha belajar.



Boleh baca DIY alas foto untuk food photography dari kayu



Foto makanan pertama yang diupload di IG tahun  2014  dan segini aja merasa bagus :)



Intip rahasia foto para mastah food photography

Suka terkagum-kagum lihat potret para mastah yang fotonya terlihat cetar walaupun minim property, walaupun stylishnya sederhana. Saat saya coba ikuti, duh hasilnya jomplang hahaha. Salah satu mastah food photography yang suka saya intip selain mba Silva Sandriani adalah mba Yulyan Parwati. Foto mba Yulyan ini walaupun ga banyak property foto dan stylishnya sederhana tapi terlihat bagus aja.

Setelah belajar dari youtube, lihat bts (behind the scene) para mastah (yang kadang dishare), baca-baca post food blogger horang bule di pinterest jadi tahu deh rahasianya, yaitu 'manipulasi' cahaya. Tapi walaupun tahu rahasianya, hasil foto saya masih biasa karena perlu latihan sekian purnama kalau mau secetar itu hehehe.

Memanipulasi cahaya
Suatu kali saat stalking IG seorang mastah food photography, dia menulis dicaptionnya jika cahaya hal penting dalam photography. Bukan asal terang pas motret tapi bagaimana cahaya dimanipulasi agar jatuh ke objek foto dengan baik dan memberi kesan 'waw'.

Jadi foto dengan mode dark mood bukan berarti kurang cahaya, hero atau objek utama foto tetap harus cukup cahaya.


Awal-awal belajar dark mood dengan
Tutorial youtube 

Bagaimana cara memanipulasi cahaya? 
Supaya bisa memanipulasi cahaya tentu harus ada sumber cahaya dan sumber cahaya terbaik adalah cahaya matahari, mudah dan murah. Untuk mendapatkan cahaya yang bagus  harus menempatkan objek dekat  dengan sumber cahaya, pilih di dekat jendela, pintu atau di teras. Kalau saya lebih suka depan jendela karena cahaya lebih mudah diatur dengan gorden.

Jam yang bagus memfoto antara jam 8-10 pagi dan jam 3 – 4 sore. Tapi patokan ini tidak tepat banget  karena intensitas cahaya di tiap daerah akan berbeda. Misal di tempat saya tinggal kalau musim kemarau jam 8 pagi, terangnya matahari sudah seperti jam 10.

Untuk cahaya tambahan (artifisial) jika tidak memilki lampu khusus bisa gunakan lampu darurat yang ada di rumah atau lampu belajar.

Untuk bisa memanipulasi cahaya harus punya 3 item berikut; Blocker, reflektor dan disfuser. Ketiga item tersebut  bisa dibuat sendiri (DIY) dengan budget murah atau dari barang bekas yang ada di rumah.

Blocker fungsinya memblok cahaya agar fokus ke objek. Reflector untuk merefleksikan cahaya ke objek. 


DIY bloker dari dus mie instan 

Sebaiknya memiliki dua warna bloker, putih dan hitam. Saya membuat bloker dari dus bekas yang dilapisi kartun hitam, satunya lagi dilapisi kertas bekas kalender, warna putih. 

Bloker putih bisa sekaligus berfungsi sebagai reflektor.

Reflector untuk merefleksikan cahaya ke objek. Ada beberapa warna reflector diantaranya; putih, kuning emas, dan perak. Digunakan sesuai nuansa foto yang diinginkan. Cermin juga bisa digunakan sebagai reflektor tapi riskan jika jatuh bisa pecah, jadi saya tidak merekomendasikan.


Alas kue dan reflektor putih hasil DIY

Reflektor berwarna perak merepleksikan cahaya lebih terang dari reflector berwarna putih. Saya menggunakan reflektor dari alas kue yang bisa dibeli di toko bahan kue dengan harga 4000 saja.

Kanan reflektor silver, kiri bloker hitam, disfuser dan bloker putih
Jumlah bloker yang digunakan saat memotret tergantung keadaan. Foto di atas  saya menggunakan dua bloker hitam, satu bloker sekaligus berfungsi sebagai backdrops dan satu bloker putih.

Disfuser untuk menyaring cahaya sehingga cahaya yang sampai pada objek tidak terlalu terang.

Disfuser bisa dibuat dari   kertas roti, jika memotret dekat jendela, vintrase gorden bisa difungsikan sebagai disfuser.   

Disfusernya gorden

Jika teman – teman mau membeli, agar hemat beli yang memili beberapa sisi sehingga bisa berfungsi sebagai Blocker, reflektor dan disfuser. Saya baru membelinya sekitar 2 bulan lalu di Tokpedia, harga sekitar 100 rb, tergantung diameter.




Cahaya artifisial
Cahaya artifisial tidak harus selalu softbox, jika teman-teman belum punya bisa menggunakan lampu belajar atau lampu darurat yang ada di rumah. 

Penggunaan cermin tidak direkomendasikan karena berbahaya



Tidak harus memiliki cahaya artifisial  selama bisa memaksimalkan menggunakan cahaya matahari. ini optional jika memotret saat mendung atau malam hari.


Contoh penggunaan softbox, agar cahaya lebih
Terang saya gunakan reflektor silver di depannya 

Saya menulis ini bukan berarti udah jago lho, masih jauh jauh banget dari bagus. Ini sekedar share buat teman – teman yang ingin belajar. Apa yang saya tulis di sini adalah pengalaman belajar food photography secara mandiri, dari Pinterest,  Youtube, ikut komunitas Upload Kompakan dan melihat foto-foto food photographer di IG yang sudah jago seperti Mba Silva Sandriani, Yulyan Parwati, Abah Elmo dll. Pengen juga sih ikut kelasnya mba Silva tapi belum ada dananya hehehe.

Untuk kamera handphone  saya gunakan Samsung A9 atau A8 (pinjem punya pak suami) sedangkan untuk kamera saya gunakan kamera pro consumer Sony jadul  (umur kamera udah mau menginjak 6 tahun) secara level kualitas pro consumer ini  di atas kamera pocket tapi di bawah DLSR dan Miroless.

Salah satu penyemangat  latihan dengan ikut komunitas photography, mengikuti upload bareng dengan tema tertentu. Tapi jangan sampai dijadikan beban harus upload tiap hari sesuai tema, santuy aja namanya hobi harus dijalani dengan senang hati.

Kalau teman-teman punya tips lain seputar food photography boleh donk tulis di kolom komentar. 




29 komentar

  1. MasyaALLAH.... ternyataaaaa walau kliatannya "cuma" foto makanan, butuh ilmu, strategi, kreativitas dll untuk menghasilkan karya terbaik yaaa
    KEREN!

    BalasHapus
  2. Waah hasilnya emang keren loh Mak, emang faktor cahaya tuh bikin gambar hidup yaa. Kalo di rumahku karena menghadap ke timur, sinar matahari masuk ke ruang tamu or teras berasa terang bangeeet.Bagus kalo poto2 jam pagi..

    Aku lagi masih belajar juga nih maak.

    BalasHapus
  3. duhh pengen belajar fotografi makanan, tapi kayaknya mesti bnyk y alat2nya. kece bgt tuh propertinya.

    BalasHapus
  4. Keren banget tipsnya sangat membantu, apalagi saya gak jago buat food fotografi seperti ini.

    BalasHapus
  5. Foto Mbak Rina emang cakep-cakep, pantesan ada banyak pirantinya ya Mbak. Aku selama ini asal jepret dan asal terang aja. Ternyata blocker ini juga jadi salah satu rahasianya. Kapan2 tak coba deh. Makasih tips-tipsnya.

    BalasHapus
  6. Saya benar-benar harus belajar terus tentang pencahayaan. Masih jadi PR banget buat saya, Mbak. Apalagi kalau udah ada bayangan

    BalasHapus
  7. Kalau aku masih terus mengandalkan cahaya matahari, dan setuju cahaya disetiap daerah itu beda-beda. Aku tuh sering banget dapat pertanyaan gini "Ini foto jam berapa?" atau "Ini pakai iso berapa?" hadeeeuhhhhhhh...

    BalasHapus
  8. Wahhhh dapat ilmu baru nih untuk food fotography. Harus belajar banyak nih dan latihan terus buat bisa dapat foto bagus. Tfs mbak ��

    BalasHapus
  9. Artikel yang menarik mbak. Kebetulan lagi belajar motret makanan. Gimana caranya biar tampil kece seperti di Instagram. Selain pengaturan cahaya, saya juga bingung dengan penentuan angle foto. Kalau flat lay terus pasti bakal bosan.

    BalasHapus
  10. Saya merasa paling nggak bisa motret Mbak, jadi harus belajar banyak lagi karena blogger nggak bisa lepas dari foto ya

    BalasHapus
  11. waaah mba rina makin keren nih tehnik food photografynya
    thanks for sharing tipsnya mba
    aku terkendala sm cahaya nih mba soale waktu motoku cuma pagi bgt dan sore/malem

    BalasHapus
  12. Wow effortnya untuk menghasilkan foto yang ciamik emang perlu diacungi jempol ya mba. Saya males beres-beresnya kalau udah foto2, hehehehe.

    BalasHapus
  13. baca ini jadi pingin belajar fotografi makanan. Belakangan ini suka nyobain masak masakan baru tapi merasa belum proper banget buat diposting. Good article one. Jadi memotivasi karena liat poto pertama dan poto yang udah belajar pencahayaannya

    BalasHapus
  14. Oalah gigu to. Ternyata photo makanan juga gak asal ngejepret ya, perlu twknik dan peralatan khusus. Makasih Mak ilmunya.

    BalasHapus
  15. nah, behind a good photo there is always effort. naturally the result are good.

    BalasHapus
  16. Menarik sekali artikel ini, benar" membantu aku dan semua yang lagi belajar food photography. Terima kasih sharingnya kak

    BalasHapus
  17. Ya Allah...
    Keren sangaatt.

    Kagum sama hasilnya. Ternyata kalau segala sesuatu menggunakan ilmu itu hasilnya beda yaa...daripada yang seadanya.

    BalasHapus
  18. Daku mesti ikut belajar food photography seperti ini ah, biar foto-foto buat blogku menarik dan bisa menarik pengikut baru :)

    BalasHapus
  19. Wah informatif banget nih mbak artikelnya. Suka lihat behind the screenya

    BalasHapus
  20. Aku kira di jam sore udah ngga bagus buat foto2, Mbak. Ternyata masih bisa jugaa. Jadi tahu tentang penchayaan foto, nih. Makasih udah berbagi, Mbaak. :)

    BalasHapus
  21. Selalu kagum dengan hasil fotografi makanan yang cantik-cantik. Ternyata utk menghasilkan foto makanan/minuman, perjuangannya pun luar biasa. #beberapa kali baca tentang cara memanipulasi cahaya ini, tapi belum kesampaian utk prakteknya.

    BalasHapus
  22. Racunnya ampuh nih Teeeh. AKu juga ngikutin ignya Silva. Cakep-cakep. Kepoin ignya Yulyan yang minimalis properti ah. Suka pusing sama ini soalnya hehehe. Baik, bulan ini aku pengen beli perangkat cahayanya aaah

    BalasHapus
  23. Wah mba kerwn aku baru tahu bloker istilah cem gini dan jadi kabita pengen beli juga ntar serach ah di tokped yah

    BalasHapus
  24. makasih nih info yang bermanfaat

    BalasHapus
  25. Makin bagus mbaaa Rina.. makasih udah sharing mbaa. Aku belum pernah pake softbox.. noted ah

    BalasHapus
  26. Ohh ternyata ada trik khususnnyaa. Boleh nanti aku praktikkan yaa mba

    BalasHapus
  27. Aku ikutin lho foto-foto makanannya di instagram mbak rina. Dan setiap hari makin keren skill photographynyA

    BalasHapus
  28. Hasilnya cakep ih..profesional banget jadinya. Saya selama ini foto yaa foto aja. Pantas aja hasilnya juga segitusegitu doang. Wkwkwkwk. Nanti coba praktikkan tips ini deh

    BalasHapus
  29. Hi mbak untuk ukuran belajar sendiri sudah termasuk bagus, lho. Semangat menfoto ya....

    BalasHapus