Perubahan Hormon si Pra Remaja


Assalamualaikum teman, tulisan semacam curcol ini berdasarkan pengalaman, saat saya dan suami, sibuk menelpon Rumah Sakit di seputaran Tangsel dan Jaksel mencari dokter anak sub spesialis endokrin anak atau dokter spesialis hormon anak. Semoga sharing pengalaman ini bermanfaat terutama untuk Mama yang punya pengalaman serupa dengan anak gadisnya.


Bone age test



Apa yang ada di benak mama – mama ketika si kecilnya masuk usia pra remaja? Dari beberapa artikel yang saya baca, anak- anak jaman now lebih cepat dewasa karena pengaruh makanan dan lingkungan, jadi  usia 8 dan 9 tahun, pada banyak anak sudah dikatagorikan  masuk pra remaja.

Beberapa waktu lalu saya menemui dokter spesialis anak sub spesialis endokrin anak, terkait masalah si sulung, dari obrolannya, dia pun mengiyakan  jika anak – anak jaman now lebih cepat matang secara fisik dan hormononal.

Perubahan apa saja sih yang terlihat ketika si kecil memasuki masa usia pra remaja?  Dari buku parenting yang saya baca diantaranya mereka  mulai berani tanpa Mama untuk hal – hal tertentu, ingin kumpul dengan teman – temannya. Ini kejadian dengan si kecil saya yang tiba- tiba membuat janji berenang dengan teman-teman perempuannya (teman sekolah) dan saya diminta nganter. Memang sih kolam berenang tempat mereka janjian jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Itu mungkin salah satu perubahan emosi si pra remaja, ketika dia mulai berasa sudah besar.

Karakternya makin terlihat, ini yang saya lihat dari si sulung, mewarisi sifat nekat, berani dan tegas Papanya, kalau dari saya sepertinya dia mewarisi wajah agak jutek hahaha. Jutek pada kondisi tertentu ya, wajah jutek saya suka tidak bisa dikontrol, dari sananya hahahah. Aslinya tidak jutek kok.

Saya jadi mengamini artikel yang pernah saya baca pembentukan karakter anak di usia 0 sampai 7 tahun,   seiring usia makin kentaralah karakternya.

Lalu perubahan hormonnya? Bukannya yang mengalami perubahan hormon adalah remaja yang diantaranya ditandai dengan menstruasi dan berkembangnya payudara?

Boleh baca Menyiapkan si Pra Remaja Memasuki Pubertas post mba Ophi Ziadah

Alasan saya menemui dokter anak sub spesialis endokrin beberapa waktu lalu terkait keluhan si sulung, celana dalamnya  suka basah  sedikit  jadi dalam sehari bisa ganti celana dalam hingga 4 kali.  Saat saya cek ada semacam keputihan. Saya tanya,"Vaginanya sakit atau gatal, ga?" Dia menggeleng. "Keluar pipisnya juga ga terasa, Ma. Tiba - tiba celana dalam aku langsung basah."  "Ada teman yang pernah iseng menyentuh area V?" Tanya saya. 
"Nggak." Oh ya saya sudah mengingatkan anak - anak mengenai area pribadi yg tidak boleh disentuh orang lain dan sampai saat ini masih suka mengulang mengingatkan mereka. 

Ehm, keputihan karena jamur atau apa ya? Pikir saya.  Saya cek area V nya, baik – baik saja. Lalu terbersit pikiran yang membuat saya kaget sendiri, jangan – jangan ini tanda mau menstruasi, duh masa sih kan usianya belum genap 8 tahun, pikiran dan penampilannya masih lugu dan polos. Saya jadi was – was, lalu inbox dokter anak yang pernah saya wawancara untuk artikel di majalah AyahBunda.


Menurut dokter tersebut, ada kemungkinan memang tanda mau menstruasi dan dia menjelaskan datangnya menstruasi tidak ada hubungannya dengan keluguan dan kepolosan anak.   Ini yang namanya  pubertas dini atau pubertas prekoks. Jika umumnya pubertas di usia 9 sampai 14 tahun pada perempuan, maka pubertas dini biasanya usia 7 atau  6 tahun ke bawah. Hati saya langsung dagdigdug,  search artikel di internet tentang pubertas dini malah terasa serem. Seram karena saya belum siap! Si sulung sepertinya belum siap.

Mama – mama tentu tahu tanda – tanda pubertas diantaranya, buah dada tumbuh, bulu ketiak mulai tumbuh, juga bulu di sekitar area V, menstruasi dan fungsi seksual untuk membuahi aktif. 

Bertemu dokter anak sub spesialis endokrin anak

Tapi untuk memastikan harus diperiksa dokter spesialis anak sub spesialis endokrin anak, untuk cek hormonnya. Lalu dokter anak teman saya ini  merekomendasikan dokter endokrin anak yang praktik di RS Hermina Depok. Sayangnya dokter ini tidak praktik hari sabtu. Tidak sanggup saya ke Depok bawa dua anak tanpa pak suami. Search di Google hanya ada 3 dokter endokrin anak yang praktik di seputaran Jakarta, selain Hermina Depok yaitu Hermina Jatinegara dan RS Pondok Indah. 

Karena rumah saya lebih dekat ke RS Pondok Indah saya daftar ke sana, ternyata oh ternyata antrian sampai dua minggu ke depan sudah full.

Merasa tidak bisa menunggu lama saya daftar ke Hermina Jatinegara, Alhamdulillah dokternya praktik hari sabtu.

Saya menceritakan keluhan pada dokter, setelah dilakukan  pemeriksaan fisik si sulung tidak mengalami  apa yang disebut pubertas dini (tidak ada tanpa tumbuh bulu di ketiak maupun sekitar V) tapi untuk memastikan dilakukan bone age test, yaitu  merontgen telapak tangan anak.
“Tidak perlu cek hormon, Dok?”

Bone Age Test

hasil bone age test
“Tes hormone perlu bolak balik, saya kasihan kalau ibu dan bapak bolak – balik.” Dokter memang sempat nanya di mana rumah kami begitu melihat di buku berobat anak – anak tertera tulisan Hermina Bogor. “Perjalanan ke sini lumayan kan?”

Iya juga, untuk sampai ke sini perjalanan yang kami tempuh karena jalanan padat merayap (jakartah gitu lho) kurang lebih 3 jam, jadi kalau pulang pergi ya 6 jam. 

Menurut Dokter, dari karakter tulang akan terbaca apa anak mengalami  pubertas dini atau tidak. Hasilnya negatif, si sulung tidak mengalami pubertas dini.

“Jadi kenapa Dok si sulung saya keluar keputihan dan pernah keringatnya bau tidak sedap?”

Perubahan hormon si praremaja, datang dan pergi

“Masalah hormonal, jadi pada usia pra remaja hormon akan berubah tapi sifatnya datang dan pergi. Sangat mungkin sebulan atau dua bulan kedepan, anak ibu tidak mengalami keputihan, tapi bisa tiba – tiba datang lagi tapi entah kapan. Tidak bisa diprediksi, sampai akhirnya dia masuk remaja barulah benar – benar terjadi perubahan hormonnya.”

Saya dan suami mengangguk – ngangguk dengan perasaan lega. Ya kami lega karena bagaimana pun tidak terbayang jika si sulung haid saat terlihat belum siap.

Sampai tulisan ini ditulis usia si sulung 9y8m belum penunjukan tanda-tanda pubertas dini. Kami lega karena berarti tumbuh kembangnya normal. 


Tulisan ini merupakan bagian dari #KEBloggingCollab dari Grup Butet Manurung dengan Post Trigger dengan judul LBGT dan Kondisi Remaja Kita  di Web KEB ditulis oleh Mak dr. Fiona Esmerald, seorang dokter pegiat kesehatan remaja dan pemilik blog www.askfionamd.com



5 komentar

  1. Antriannya banyak banget ya sampai dua minggu masih full. Infonya sangat berharga bagi ibu2 ysng punya anak putri

    BalasHapus
  2. jadi deg-degan nunggu anak-anak saya puber nih mba

    BalasHapus
  3. Terimakasih pengalamannya mak, menjadi referensiku menghadapi pra pubertas anak-anakku nanti

    BalasHapus
  4. Wah pubertas dini memang bikin deg-degan ya mbak
    Semoga anak-anak kita semua diberi kesehatan agar kita orang tuanya tak sampai cemas berlebih

    BalasHapus
  5. Jadi hasilnya bukan pubertas dini ya, Mbak?

    BalasHapus