Penggunaan Gadget yang Tepat untuk Anak

Gadget sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan termasuk keseharian anak – anak.  Saat ini, apapun dipermudah dengan kehadiran gadget, bayar semua tagihan (listrik,   ) pake gadget, bahkan kalau malas masak ya pake gadget, klik gojek pilih go food. Melihat keseharian Mama dan Papa bergadget ria tentu tidak bisa melarang anak – anak tidak menggunakan gadget, seiring usia mereka makin kritis. Tidak menunggu sampai usia sekolah, mereka sudah bisa protes,”Mama handponan melulu.” Atau,”Aku tidak boleh handponan, mama sama abi handphonan melulu.” Begitulah pengalaman saya.

Kehadiran gadget memang memiliki dua sisi, baik dan buruk. Segala sesuatu harus sesuai porsinya.
Lalu bagaimana seharusnya sikap orangtua terhadap gadget untuk anak?

Hari rabu kemarin saya berkesempatan mengikuti diskusi parenting dengan tema ‘Gadget 101 For Kids’ dengan narasumber Elizabeth Santosa yang merupakan psikolog, penulis buku ‘Raising Children in Digital Era’ sekaligus Komisioner Komnas Perlindungan Anak Indonesia.

Sambutan Tony Mampuk GM Corporate Affair Giant
Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Anak Internasional 2017 yang diadakan Hero Group dengan tema GIANT FAUNATIC bertempat di Giant CBD Bintaro Tangerang Selatan. Dalam acara ini diadakan Faunatic Drawing Competition yang dimulai dari tanggal 23 oktober – 2 november 2017, untuk anak usia 9 – 12 tahun. Akan dipilih 10 pemenang dengan hadiah total 30 juta, dimana gambar pemenang akan dijadikan desain reusable bag yang akan dijual oleh GIANT secara nasional sebagai bentuk dukungan Giant terhadap program pemerintah “Indonesia Bebas Sampah 2020.”

“Perkembangan teknologi yang sangat dinamis membuat para orangtua harus pintar dan cermat dalam mengawasi penggunaan gadget pada anak, karena di era digital saat ini tidak mungkin menghindari anak dari gadget karena dengan penggunaan gadget yang tepat dapat berperan positif untuk tumbuh kembang anak. Untuk itulah Giant sebagai retail yang peduli terhadap perkembangan anak, mengadakan talk show ini agar orangtua dapat berdiskusi dan mendapat penjelasan langsung dari ahlinya,” ujar Tony Mampuk GM Corporate Affair Giant.

Anak boleh main gadget asal

Elizabeth Santosa
Menurut mba LIzi, panggilan akrab narasumber, kunci saat memberikan anak gadget adalah konsistensi,  keseimbangan, disiplin dan konsekuensi.

Konsisten, orang tua harus membatasi interaksi anak dengan gadget karena anak perlu sosialisasi, distimulasi, belajar melalui media lain selain gadget, seperti berkunjung ke tempat wisata edukatif.
Keseimbangan, menyeimbangkan kebutuhan anak yang tentunya tidak melulu melalui gadget.
Disiplin, anak – anak perlu diajarkan disiplin.

Konsekuensi, saat anak diberhentikan aktivitasnya dari gadget orangtua harus siap memberikan kegiatan penggantinya. Misal bermain bersama anak, mengajak mereka melakukan aktivitas. Bukan dibiarkan. Jadi orangtua  harus mau repot.

Berbeda dengan acara Parenting serupa, di sini narasumber memulainya dengan menanyakan masalah yang kerap dihadapi orangtua karena gadget. Mba Lizi tidak terlalu banyak menjelaskan dampat negatif gadget karena menurutnya hal itu sudah umum diketahui orangtua yang menjadi masalah adalah bagaimana memecahkan masalah akibat gadget.

Peserta antusias berbagi masalah yang dihadapi seputar gadget. Seperti curhatan seorang Ibu yang anaknya main gadget melulu, tidak bisa dibilangin tidak boleh. Lalu masalah anak jaman now yang katanya serba instan, mau enaknya saja dan disinyalir ini  karena gadget.

Menurut mba Lizi, masalah anak jaman sekarang yang dinilai kurang baik dari generasi sebelumnya bukan hal baru karena jaman kita kecil pun orangtua melabeli kita, begitu seterusnya. Hal ini terjadi, orangtua selalu menilai anak dari kacamatanya bukan memahami lalu meluruskan.
Jangan jadi Mama Manja

Jangan jadi mama manja :)
Begitu pula  mengenai generasi sekarang yang dinilai instan, sebenarnya orangtua yang membentuk generasi ini instan. Contoh ketika memberikan apapun kemauan anak. Orangtuanya saja maunya instan, biar anteng anak kasih gadget, biar anak mau makan, makan sambil gadgetan, orangtua nyuapin.  Anak mau enaknya, karena memang yang kita kenalkan hal yang enak – enak dan nyaman misal saat ini belanja  ke minimarket atau supermarket pasti nyaman karena berAC dan bersih.

Ehm iya juga sih, jaman saya  main dengan teman sebaya dihalaman berkeringat panas- panasan bukan depan gadget di rumah yang berAC. Mau belanja ya jalan kaki ke pasar.

Jadi bukan anaknya yang salah tapi cara orangtua mendidiknya. Beberapa ucapan mba Lizi memang makjleb untuk saya yang kadang nyalahin anak. Kadang saya pun jadi mama manja – istilah baru nih mama manja. Apa sih mama manja? Mama yang ga mau repot. Biar anteng anak di kasih gadget, biar mau makan anak disuapin sambil anaknya di kasih gadget.

Iya saya kadang – kadang jadi mama manja, terutama kalau ada deadline. Gadget yang harusnya dikasih ke anak hari sabtu dan minggu, jadi hari lain diberikan, tidak konsisten!

Umur dan durasi yang tepat anak bermain/memiliki gadget
Pertanyaan peserta yang saya yakin jadi pertanyaan banyak mama lain. Usia berapa anak sebaiknya di kenalkan gadget dan berapa durasi tepat untuk anak diberi waktu main gadget. Umur berapa anak bermedia sosial?

Sebaiknya anak dikenalkan gadget sedini mungkin tapi jangan saat masih bayi. Sedini mungkin tapi tetap terkendali dan disiplin. Karena ada waktunya anak harus distimulasi.

Durasi bermain fleksibel karena sebenarnya kalau anak sudah dikenalkan kewajiban dan memiliki kesibukan (sekolah, melakukan hobi, les dsb) sebenarnya anak tidak memiliki waktu main gadget. Jadi dahulukan kewajiban baru berikan anak gadget. Dari pengalaman mba Lizi yang memiliki 3 anak, dia memberikan anaknyay gadget hanya hari jumat, sabtu dan minggu tapi tidak 24 jam karena weekend biasanya mba Lizi mengajak anak-anaknya mengunjungi tempat wisata edukatif. Intinya anak – anak dibuat sibuk sehingga tidak tergantung gadget.

Alhamdulillah saya pun sudah menerapkan gadget hanya weekend biar mereka tidak tergantung gadget dan enjoy main dengan teman sebaya dan bermain permainan tradisional.

Mengenai media sosial anak diperbolehkan memiliki media sosial saat usianya 13 tahun tapi dengan pantauan orangtua.
Saat mengunduh games untuk anak perhatian yang diunduh sesuai usia, ada beberapa games yang tertera untuk anak tapi isinya dewasa.

Jadi gadget tidak bahaya untuk anak selama kita sebagai orangtua bisa menerapkan aturan dan menyeimbangkan sehingga anak bisa mengambil hal positif dari gadget. Gadget sumber pengetahuan, bisa untuk baca buku dsb.

Pengumuman Pemenang Giant Faunatic Drawing Competition
Dalam rangkaian acara ini diadakan Faunatic Drawing Competition yang dimulai dari tanggal 23 oktober – 2 november 2017, untuk anak usia 9 – 12 tahun.
Berikut 10 pemenang Faunatic Drawing Competition.



Sekilas tentang Giant

Giant adalah salah satu unit bisnis PT Hero Supermarket Tbk (HERO Group) yang merupakan pelopor retail modern di Indonesia yang berdiri sejak 1971. 

1 komentar

  1. Konsekuensi, saat anak diberhentikan aktivitasnya dari gadget orangtua harus siap memberikan kegiatan penggantinya. Misal bermain bersama anak, mengajak mereka melakukan aktivitas. Bukan dibiarkan. Jadi orangtua harus mau repot. <<- ini kayaknya harus saya sampaikan kepada orangtua dan tante2 saya hehehe. Saya juga miris sih, orangtua melarang main gadget, tapi orangtua juga sibuk sendiri. Jadinya ya anak akan bosan dan kegiatannya malah tidak bermanfaat, akhirnya lari ke gadget lagi.

    BalasHapus