Kehebohan 'kerja' membawa dua anak

Pasca si mba resign minggu lalu, saya mulai kebingungan saat harus menitipkan anak-anak karena suatu keperluan. Seperti hari jumat minggu lalu, redaktur merekomendasikan dokter di rumah sakit pondok indah (rspi) sebagai narasumber dan harus wawancara langsung. Jarak rspi dari rumah hanya 30 menit (jika tak macet) jadi tak masalah jika saya harus kesana langsung. Masalahnya pada siapa kedua anak saya di titipkan?

Gak bisa duduk manis
Membawa anak-anak ke rs untuk wawancara dokter adalah hal yang selalu saya hindari. Selain riskan karena wawancara di lakukan di ruang praktik juga karena kedua anak saya tipe yang gak bisa duduk manis. Kalau melihat sesuatu yang baru dan menarik pasti ngoprek*, berkomentar atau  nanya ini itu. Kalau ga ngoprek  jika berduaan selalu ada ide main, entah kejar-kejaran atau main sembunyi-sembunyi (di mana pun termasuk saat mereka ke rs karena sakit atau ke mall). Oh ya anak saya yang kecil berusia 3 tahun setengah jadi lagi aktif-aktifnya. Sedangkan kakanya yang berusia 7 tahun, selalu mau tahu dan sok tahu. 

Ehm, jangankan untuk wawancara dokter,  blogger gathering atau workshop saya tidak berani bawa anak-anak kalau bapaknya ga ikut kecuali blogger gathering yang acaranya untuk anak-anak.


Ngasih gadget supaya diam?
Pilihan yang gak saya sukai tapi untuk beberapa hal pasti saya lakukan. Tapi berhubung gak punya gadget khusus untuk anak-anak, handphone saya hanya di pasangi satu game yang sungguh tidak menarik minat mereka. Dan jika sedang wawancara handphone saya berubah jadi alat perekam. Jadi selain menulis di buku, saya rekam wawancaranya agar tidak ada yang terlewat. Keberadaan smartphone memang memudahkan ya, bisa dipasangi aplikasi apa saja. Kameranya pun cukup oke jadi ga perlu bawa kamera pocket kalau hanya untuk foto-foto dokumentasi biasa.

aplikasi perekam di hp 

Kembali ke topik awal. Akhirnya anak-anak saya bawa ke rspi. Sehari sebelumnya saya sudah mewanti-wanti mereka untuk jangan berisik kalau mama lagi ngobrol sama dokter, jangan pecicilan, duduk manis nulis atau gambar bla bla bla

Kaka berinisiatif membawa tas berisi buku bacaan, alat tulis dan buku tulis untuk dirinya dan adiknya.

Di rspi
Karena rspi pertama kali mereka kunjungi begitu sampai  mulai deh keduanya berkomentar ini itu. Dari mulai ngomentarin kursinya yang empuk dan bisa di pake tiduran (kedua langsung posisi tengkurep – hadeuh mama mulai malu), secara rs tempat kami berobat jika sakit kursinya dari logam atau plastik hehehe.

Saat ketemu marketing dan dokter saya meminta maaf karena membawa dua anak. Untumglah keduanya merespon positif dan cukup pengertian.

Namanya anak-anak sudah di wanti-wanti untuk diam dan duduk manis tetap aja pecicilan. Sementara mama ngobrol sama dokter, keduanya pecicilan di ruang praktik, ngobrol, dan mengomentari hal-hal yang baru mereka lihat dan bisa pegang, tapi masih terkendali, mereka bicara bisik-bisik. Ngintip-ngintip ke jendela luar, cuci tangan, makan roti, dan cekikikan.

Waktu 20 menit terasa berjam-jam. Saya beberapa kali menginterupsi mereka supaya diam dan tidak pegang apa-apa. Latihan sabar untuk mama *aslinyagregetan*

Tips mengajak anak ‘kerja’
Jadi intinya jika mengajak anak saat kita beraktivitas serius, memberi tahu apa aktivitas kita dan kenapa mereka tidak boleh ganggu atau melakukan ini itu. Membekali anak-anak dengan sesuatu yang membuat mereka tenang, bisa buku, mainan, gadget atau makanan. Terakhir, percayalah mereka bisa dipercaya tapi tetap siap dengan kejutan tak terduga dari mereka karena rasa ingin tahu mereka yang besar dan aktif J

Minggu depan saya harus kembali mewawancara dokter di rspi untuk keperluan tulisan dan mereka kemungkinan diajak lagi karena belum dapat mba baru. Membayangkan sudah bikin deg-degan dan rempong heuheuheu.

*Ngoprek bahasa sunda artinya  pegang ini itu karena rasa ingin tahu.


9 komentar

  1. Jangankan kerja mbaaa, diajak kopdar aja heboh, sampe2 emaknya ga konsen mau ngerumpi hihihi

    BalasHapus
  2. Padahal usia segitu dah cukup gedhe ya mbak? ikut deg2an euy secara punya dua anak juga :D

    BalasHapus
  3. Hahaha... ya begitulah bocil ya mak..bahagia bner hidup mereka. Kemanapun dan dimanapun pazti lah main agendanya :p

    BalasHapus
  4. Wuihihih... seru ya anak-anak. Kemana-mana selalu main...

    BalasHapus
  5. seru mbak, anak-anak juga jadi tahu apa pekerjaan orang tuanya

    BalasHapus
  6. Inget dulu pernah ngalamin juga, nuntun anak, sambil gendong juga, sambil hamil juga haha..

    BalasHapus
  7. Kebayang deh mbak gimana ribetnya, temen2 kantor sering bilang ajak alfi ke kantor karena mereka pengen kenal wahhh saya langsung bilang no, nanti malah gak jadi kerja apalagi saya kan naik motor, hebat mbak Rina sabar ya membawa anak2

    BalasHapus
  8. satu juga udah repot apalagi dua ya Mba, tapi ramenya bikin kangen kalau ada anak2 :D

    BalasHapus
  9. Kebayang rempongnya mba..soalnya anak sama2 dua usianya pun ga jauh beda dan sy juga ga make asisten..kalo sy keluar rumah maunya ikuuut aja mereka berdua pdhl lg ada bapanya d.rmh :D

    BalasHapus