Sebagai pecinta buku dan
menggilai membaca, membaca tanpa interupsi di temani potongan cemilan dan kopi
adalah sesuatu yang luar biasa untuk saya. Kemewahan itu biasanya saya nikmati di malam hari atau
menjelang pagi, saat anak-anak dan suami terlelap tidur.
Saya termasuk orang yang tidak
puas membaca buku tanpa memilikinya, beberapa penulis saya koleksi bukunya.
Saat masih kerja, saya bisa sepuasnya membeli buku setiap abis gajian. Pasca resign harus bersabar menunggu honor
menulis baru bisa membeli buku. Sebenarnya suami berbaik hati, selalu menawari
membeli buku setiap kami mengajak anak-anak ke toko buku sebulan sekali, tapi
saya tolak kecuali satu buku yang benar-benar menggoda.
Karena sebagai pengelola keuangan
keluarga saya tahu betul donk nominal yang tersisa untuk beli buku. Jika sampai
pengeluaran ovey budget saya juga yang
pusing, uang harus cukup sampai akhir bulan toh heuheu.
selera buku saya dan suami berbeda |
Hidup adalah pilihan
Dan sepertinya budget jajan buku
harus dikurangi lagi karena sudah ada pemberitahuan cicilan rumah naik, gaji
art harus di naikkan sebagai imbas kenaikan harga bbm. Budget menepis bahkan
mungkin tidak ada, sementara wish
list buku/e-book yang ingin di baca dan dibeli bertambah, sakit nya tuh di sini
– tunjuk koleksi buku di rak-. Jadilah
saat ini prioritas hanya membeli buku
anak-anak, kecuali ada diskon
besar-besaran atau buku murah di pameran buku.
Tapi mengeluh dan ngedumel gak
akan menyelesaikan masalah. Masalah harus memicu lebih produktif, begitu kata
orang bijak. Jadilah saya mulai mensiasati agar tetap bisa membaca dan memiliki
buku baru setiap bulan, minimal satu buku secara gratis atau membeli buku tapi
modal kembali.
Dan ini tips ‘hemat’ membeli buku
ala saya
Pertama, selektif membeli buku baru. Selektif sesuai kebutuhan,
selera pribadi dan selera publik.
Kalau saya membeli buku parenting
jelas alasannya pasti untuk up grade
pengetahuan dalam hal pengasuhan si kecil. Kalau soal novel selain hiburan juga
cara saya belajar menulis fiksi. Ya, setelah ratusan novel di baca mau donk
punya buku sendiri hehe. Jadi bukan sombong kalau saya memilih novel yang di
tulis penulis yang sudah mapan, alasannya ya itu tadi, sebagai media belajar.
Kedua, resensikan dan kirim ke media yang memberi imbalan honor. Di
sinilah pentingnya selain memilih buku sesuai kebutuhan dan selera pribadi juga
buku yang sekiranya di minati banyak orang.
Menulis resensi biasanya saya
lakukan menjelang dini hari, karena itu waktu yang saya miliki setelah seharian
mendampingi anak-anak di temani kopi Nescafe 3 in 1.
kopi panas plus bku baru menjadikan semangat baru |
Walaupun bapak saya pecandu berat
kopi tapi saya baru akrab dengan kopi setelah masuk dunia kerja. Kenapa? Karena
saat kecil saya mencicipi kopi bapak dan rasanya tidak enak. Setelah dewasa
tahulah saya kenapa kopi bapak tak enak, karena selera bapak kopi pahit.
Berawal dari kebiasaan rehat di pantry kantor jam 10 pagi, icip-icip kopi
yang di buat teman jadilah tertular karena efeknya cukup membangkitkan semangat
dan mencairkan suasana.
Alhamdulillah, beberapa kali resensi di
muat, modal beli buku kembali malah sekian kali lipat dari harga buku, bonus lain dapat
kiriman buku baru dari penerbit yang bukunya kita resensikan.
Tidak semua buku yang saya
resensi di muat di media. Pilihan terakhir ya
posting di blog pribadi yang khusus berisi resensi buku, share di media
sosial tak lupa mention penerbit atau penulisnya. Jika beruntung saya
mendapatkan kiriman buku gratis dari penerbit atau penulis. Asik kan... asik kan....
buku gratis dari penerbit yang sempat saya foto |
Ketiga, jika buku yang kita resensikan di posting di blog lalu di
share dan mention penerbit dan penulis tapi ga dapat reward apa-apa, tetap
tidak rugi kok. Karena membeli dan membaca
buku/e-book adalah investasi untuk diri agar lebih berdaya dan melejitkan potensi diri.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Story Competition #DIBALIKSECANGKIRKOPI
twitter : @rinasusanti
facebook : rina susanti
Tulisan ini diikutsertakan dalam Story Competition #DIBALIKSECANGKIRKOPI
twitter : @rinasusanti
facebook : rina susanti
ada buku dan secangkir kopi,duh nikmat bangettt....^^
BalasHapusdari resensi biasanya saya beli,baca dulu baru beli bukunya gitu hehe
saaya juga gitu mba...klo ada buku baru cari resensinya dulu , memastikan menarik atau nggak
HapusSering banget beli buku tapi gak pernah bikin resensi. Mau coba ah, biar dapat benefit lain selain membacanya.
BalasHapusayo mba di coba...lumayan dapat buku gratisan dan honor hehe
HapusKoleksi bukunya menggiurkan...kopinya juga hahaha
BalasHapusPenawaran Paid Review untuk Blog http://www.rinasusanti.com/
BalasHapusHallo,
Saya Soffian dari UrbanIndo.com situs jual beli properti No. 1 di Indonesia. Dari sekian banyak blog yang pernah saya kunjungi, blog Anda adalah salah satu blog yang membuat saya tertarik untuk berkunjung dan membaca setiap konten yang ada pada blog Anda.
Saat ini kami sedang mencari blogger yang mempunyai blog berkualitas tinggi seperti blog, dengan ini kami mengajak Anda untuk bekerja sama dengan kami untuk melakukan paid to review. Kami akan sangat senang sekali jika Anda tertarik.
Jika Berminat silahkan mengirimkan email ke :soffian@urbanindo.com
Salam
Soffian