A Creative Writing Master Class with Maggie Tiojakin

Saya merasa sangat beruntung bisa ikut  NARASI GRAMEDIA :  A Creative Writing Master Class with Maggie Tiojakin yang diadakan Gramedia tgl 28 sept lalu, walaupun untuk itu harus nunggu satu bulan karena sesi pertama penuh.

Ini bukan workshop offline menulis berbayar pertama yang saya ikuti dengan pemateri  penulis yang bukunya luar biasa  tapi rasanya ini yang paling berasa dan mengena ilmunya.  Atau mungkin karena teori menulis hal baru untuk saya jadi terasa excited maklum lebih dari 15 tahun hidup saya di jejali teori dan rumus kimia. *Jadi kapan nulisnya? Ikut kursus terus. Nah itu dia berharap dengan ikut kelas ini bisa menuangkan ide dan imajinasi dengan lancar karena biasanya tersedat tak sampai di halaman sepuluh*.

Acara ini berlangsung selama 5 jam, jadi yang saya tulis di sini tidak semuanya ya point-point pentingnya saja,  dari apa itu cerita dan creative writing.

Selama ini kebanyakan orang menganggap cerita atau fiksi hanya hiburan. Karena cerita fiksi kerap diidentikkan dengan fantasi dan kebohongan.  cerita yang baik bukan sekedar hiburan tapi medium komunikasi  yang mengantarkan pesan.

Mengutip katanya Maggie,“Cerita adalah cara kita mengabadikan budaya hidup, dengan memahami proses bercerita, otomatis kita akan menjadi pencerita yang lebih baik.”

Dan fiksi adalah bentuk cerita yang paling jujur. Imajinasi adalah manifestasi pikiran, iman serta ketakutan. Tiga hal yang membentuk pribadi manusia (Winter Dream, Maggie Tiojakin, 2010)

Tidak ada cerita/fiksi jelek, yang ada hanya dua cerita bagus dan cerita luar biasa. Cerita luar biasa ini yang biasanya tak lengkang jaman enak di baca walaupun usia ceritanya sudah puluhan bahkan ratusan tahun, sebut saja cerpen-cerpennya Anton Chekov atau O. Henry,  kalau dari lokal ada penulis Pram, Ahmad Tohari, SGA yang karyanya sudah terbukti melintasi jaman...silahkan menambahkan, yang saya sebutkan itu hanya penulis fav saya.

Setiap orang bisa menulis dan menulis adalah keterampilan yang bisa dipelajari tapi ada dua hal yang tidak dimiliki semua orang atau dimiliki dengan intensitas berbeda dan berpengaruh pada kualitas tulisan yaitu persepsi (bagaimana orang melihat dunia sekitarnya termasuk nilai) dan empati (kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain – tidak mudah menjudge). Cara mengasah persepsi dan empati adalah dengan banyak membaca,  memperhatikan dan berlatih, kalau istilah Maggie, be a journalist and learn to write.

Apa sich yang menyebabkan cerita ini menjadi luar biasa? Cerita luar biasa ini umumnya mempunyai 5 hal

1.       Nilai universal – benang merah yang dimiliki setiap orang terlepas dari budaya, politik, tradisi dan keyakinan.
2.       Cerita itu mempunyai kemampuan lintas budaya, generasi dan masa.
3.       Memiliki potensi untuk berdiri sendiri terlepas dari pencerita dan platform yang digunakan.
4.       Tema luas dan tujuannya jelas.
5.       Potensi untuk memberikan arti lebih bagi pembaca.

Menulis cerita perlu rule atau aturan. Tapi seperti kata Maggie kemudian, You can break the rule but you must have standard  *maafkan kalau bahasa inggrisnya salah-salah nich –  Maggie banyak menyelipkan kalimat  dalam bahasa Inggris*. Gunanya aturan agar tulisan memiliki integritas.

Berikut 11 aturan  creative writing menurut Maggie Tiojakin

1.      Keep it simple, stupid. Cerita atau karya yang baik tidak selalu harus menjlimet bahasanya.
Kata, kalimat dan deskripsi adegan sederhana dan mudah di mengerti.
2.   Always keep the story moving. Kata Maggie, ini yang tidak banyak dimiliki penulis saat ini, cerita tidak terlihat bergerak dalam hal tempat dan situasi, tidak ada deskripsi detail yang dilakukan atau dimana  tokoh  berada ketika dialog berlangsung – gak ada juga deskripsi gesture tokoh. Gak mungkin kan si tokoh diam  kaku selama ngomong.
3.  There is nothing new under the sun. Gak ada ide baru di dunia ini yang membedakan adalah cara  menyampaiannya dan  ini yang harus dilakukan penulis.
4.      Write what u know. Riset itu penting.
5.      Writing is show business. Tulis (deskripsikan termasuk gesture) apa yang dilakukan tokoh dalam cerita  jika  sedang sedih atau gembira.
6.       You are not the smartest person in the planet.
7.       Writing is revising. Jangan lupa untuk selalu ngedit.
8.      There is no such thing as a writer block.  Writer block biasanya muncul karena banyak pikiran atau kurang   baca buku.
9.       Moral lessons are for kids. Jangan menggurui tapi biarkan pembaca menginterprensi.
10.   Be bold alias jangan malu-malu.

11.   The are no rules. Artinya You can break the rule but you must have standard.

Salah satu bahan cerita yang di bedah dalam kelas  ini adalah film Titanic. Peserta di ajak mempreteli plot, setting, alur, karakter tokoh-tokoh dalam film ini, di mana klimak, gesture tokoh (ini yang kerap terlewat di banyak penulis fiksi saat ini) krisis cerita dan jenis endingnya.

Pelajaran untuk saya, kalau nonton film jangan sekedar nonton tapi pelajari. Dan mengutip katanya Maggie Tiojakin,”Penulis bisa belajar dari berbagai platform cerita salah satunya visual art.”

gak sempat foto2 sama maggie :( karena ditunggu anak-anak dan miswa

Yang belum tahu siapa Maggie Tiojakin yuk intip di sini situsnya www.MaggieTiojakin.com.

Oh ya kabarnya, kelas ini akan rutin diadakan gramedia, diadakan lagi tahun depan dengan materi berbeda (pembahasan lebih dalam dari materi sebelumnya).  Yang berminat bisa siap-siap pantengin website atau  timeline nya GPU or Maggie Tiojakin.

7 komentar

  1. Waih, komentar barusan ke mana? Ku komen di grup aja ya, Mak.

    BalasHapus
  2. rules menulis banyak ya mak. untung boleh dilanggar.
    ciri khas menulis memang penting. dan itu menunjukkan karakter penulisnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh dilanggar tapi tetap harus punya standar :)

      Hapus
  3. Seru ya Rin belajar sm maggie^-^

    BalasHapus
  4. makin banyak ilmunya ya mbak setelah mengikuti acara tersebut

    BalasHapus