Semua Beres Kalau Ada Mama

Mama datang dan isi tas besar yang dibawanya sudah bisa saya tebak. Bukan pakaian karena mama sudah menyimpan pakaian di sini. Isinya tahu bandung, brokoli, wortel, cabe gendot (jenis cabe gemuk dan pedas ini tidak ada di bogor), tomat, daun bawang dan cabe merah keriting.


Azka dan Uti (eyang putri)
Mama tidak mengambilnya dari kebun  karena kami memang tidak punya kebun . Tapi mama membelinya dari pasar simpang dago.”Aduh Bu, gak usah repot-repot, di sini juga ada,” kata suami saat pertama kali mama berkunjung ke rumah kami .

Be Smart

Menurut saya seseorang disebut  smart jika memiliki kemampuan lebih, multitalent, keinginan untuk tumbuh atau maju, optimis dan  bisa bersikap dan bertindak tepat pada setiap peran yang dilakukannya. Jadi perempuan smart menurut saya, perempuan yang bersikap dan bertindak smart  pada setiap peran yang dilakukannya.  Nah berikut multiperan perempuan (yang sudah  dan akan menikah) dan smart  menurut defini ‘smart’ untuk saya.

Belajar Positif Parenting

Untuk beberapa hal saya kerap  berbeda pendapat dengan suami mengenai pola asuh anak. Saya cenderung hati-hati tapi menurut suami terlalu banyak khawatir dan takut. Misal, saya melarang Azka memanjat pohon tapi menurut suami, saya seharusnya memberi Azka kesempatan  (dengan catatan pohon yang ranting untuk pijakannya kuat, gak terlalu tinggi dan naiknya pun hanya beberapa langkah – misal pohon jambu batu atau mangga cangkokan yang memang terdapat di halaman rumah kami)– bantu memanjat sambil memberi pengertian hanya boleh memanjat jika dibantu orang dewasa karena jika jatuh bisa menyebabkan luka.

Atau saat pertama kalinya Azka dan Khalif merengek minta hujan-hujanan saat gerimis. Jelas saja saya melarangnya, tapi suami mengijikan. Jalan tengahnya, Azka hujan-hujanan mengenakan sepatu boot, jas hujan dan payung kecil.  Saya melarang Azka mengenal game tapi suami sebaliknya menurutnya ada sisi positif dari bermain game dengan catatan sesuai umur, edukatif dan waktu yang dibatasi.

Sebuah Langkah Sederhana #Ad

Video ini disponsori oleh  Lifebuoy 
Thesgora adalah sebuah desa  di India dengan angka kematian tertinggi pada balita yang disebabkan diare.  Di sana, seorang anak bisa hidup mencapai usia 5 tahun adalah  hal luar biasa. Ayahnya akan mengungkapkan rasa syukur dengan cara yang unik, seperti yang dilakukan Gondappa dalam video di bawah ini;




Dua juta anak-anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia meninggal karena infeksi diare dan pneumonia. Infeksi ini dipicu karena kurangnya akses air bersih, fasilitas sanitasi dan pendidikan kesehatan. Angka kematian ini  lebih besar dibanding kematian yang disebabkan oleh AIDS.  Di Indonesia sendiri, dalam setahun ada 50 ribu balita meninggal karena pneumonia dan diare (sumber dari sini )

Langkah sederhana untuk mengurangi paparan infeksi diare dan pneumonia adalah dengan cara mencuci tangan dengan sabun. Mencuci tangan dengan sabun terbukti mengurangi resiko diare hingga 42-47%. Selain itu, membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun akan membuat kita terbiasa mempraktikkan perilaku sehat sederhana lainnya seperti menjaga kebersihan kuku, badan dan lingkungan sekitar.

Ada lima waktu penting di mana kita harus mencuci tangan dengan sabun yaitu setelah membersihkan pup si kecil  (terutama untuk para mama), setelah buang air besar dan kecil, sebelum makan, sebelum memasak dan menyuapi si kecil.

PBB melalui unicef mengkampanyekan cuci tangan dengan sabun dengan menetapkan tgl 15 oktober sebagai hari cuci tangan pakai sabun.  Di Indonesia peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) sedunia tahun ini berlangsung di Senayan, Jakarta pada tgl 20 November dengan  di hadiri Gubenur DKI Jakarta, Joko Widodo (sumber dari   sini)

Selama 10 tahun terakhir, sabun Lifebuoy telah berpartisipasi dalam membantu mencegah kematian akibat diare dan pneumonia  dengan mengajarkan anak-anak  melakukan tindakan sederhana yaitu mencuci tangan dengan sabun. Lifebuoy diluncurkan di Inggris oleh Lever Brothers pada tahun 1895, dengan tujuan untuk membasmi wabah kolera.  Pada tahun 1917 William Hesketh Lever dianugerahi gelar Lord Leverhulme atas kontribusinya terhadap pendidikan kesehatan dan kebersihan.

Postingan ini disponsori oleh Lifebuoy

Kopdar, di mana pun seru yang penting happy

Kopdar alias bertemu teman-teman yang selama ini kenal di dunia maya, baik teman medsos maupun blogger, selalu saya tunggu - tunggu. Jika waktunya pas – saya suka jika kopdar diadakan week end - tempatnya ok, terutama tempat yang memungkinkan saya membawa serta suami dan anak-anak, kemungkinan besar saya datang.

kopdar bersama teman medsos. Foto milik Murtiyarini
Agak repot memang harus membawa anak-anak tapi saya menikmatinya, kopdar membawa keluarga itu seperti menyelam sambil minum air.

Ntar Dulu...

 Tulisan saya dengan narasumber Psikolog Ratih Ibrahim, mengenai kebiasaan si  balita yang suka menunda. ada di edisi 9 Desember 2013


Home is where the heart is

Ini postingan ketiga sekaligus terakhir dari sesi family time di acara family tea camp sariwangi dan tabloid nova dengan narasumber psikolog  Ratih Ibrahim.


Kunci Komunikasi Suami Istri
Sesi terakhir sekaligus paling membuat haru beberapa pasangan suami istri peserta family tea camp. Jadi ceritanya mba ratih memberi semua peserta (suami dan istrinya) masing-masing selembar kertas dan balpoint. Dan meminta menuliskan yang kita sukai dan tidak disukai dari istri/suami, setelah itu ditukarkan, jadi istri bisa baca pujian dan komplain suami, begitupun sebaliknya.

Partisipasi Aktif setiap Warga untuk Indonesia Sehat

Keadaan darurat yang datang tak terduga
Jujur saja, yang membuat saya cukup tenang ketika dokter memutuskan saya harus operasi caesar untuk melahirkan  anak pertama dengan alasan bayi sungsang dan pinggang saya pendek, adalah karena seluruh biaya persalinan di cover asuransi kantor suami 100%. Berbeda dengan kantor saya yang hanya meng cover sekitar 5 juta rupiah.

Sayangnya tidak semua perempuan terutama ibu hamil diberi kemudahan seperti saya. Saya ingat kejadian yang menimpa tetangga ibu saya meninggal beberapa jam setelah melahirkan. Sebutlah bernama ibu X. Sejak hamil ibu X sering mengeluh sakit kepala dan tekanan darahnya naik. Tiap bulan dia mengecek kehamilannya di puskesmas. Bidan puskesmas menganjurkan untuk melahirkan di bidan terdekat atau dokter. Walaupun ibu X mengiakan tapi saat hari H nya, ibu X memilih melahirkan di temani dukun beranak, alasanya tentu saja tak ada biaya. Dan hal yang dikhawatirkan pun terjadi,

Modal Dasar Bayi Sehat

Postingan promo,  bisa di skip atau dibaca, tergantung kebutuhan hehehe

Artikel mengenai apa saya yang harus dilakukan dan dipersiapkan agar bayi tumbuh sehat dengan narasumber dr. Prastiya Gunawan, SpA dokter di RSUD DR.Soetomo Surabaya.

apa saja modal dasar itu;
1. imunisasi lengkap dan tepat waktu
2. lingkungan bersih
3. cek kesehatan secara berkala
4. ASI eksklusif
5. jam tidur cukup
6. kebersihan badan

Artikel lengkapnya bisa di baca di majalah Ayahbunda yang edar minggu ini no 24, 25 nov-08 des 2013




Cukup, Cupu dan Culun

Oleh-oleh family tea camp sariwangi, sesi family time bersama psikolog Ratih Ibrahim (2)

bersama 9 keluarga lain pemenang menulis kisah inspiratif momen 15 menit


Gak mau donk anak-anak kita jadi generasi Cukup, Cupu dan Culun, apa tuch...

Semua orangtua pasti tahu donk jika interaksi anak dengan game di gadget  atau nonton tv secara berlebihan ,walaupun isinya (katanya) edukatif, gak baik untuk pertumbuhan otak dan fisik anak.  Untuk saya sendiri, konsisten membatasi anak-anak nonton dan main game itu banyak godaannya. Saya tidak terlalu punya masalah dengan game karena anak-anak masih kecil dan  tidak memberi mereka gadget untuk main game tapi ada sedikit masalah dengan jam menonton. Walaupun dibatasi lebih seringnya saya memberi tolerasi  1 jam tambahan atau lebih. Alasannya banyak, saya lagi nanggung mengerjakan tulisan (ngejar dl aorderan tulisan atau lomba), lagi masak, lagi beres-beres, lagi asik bbm an....

Don’t Worry to be a Mommy


Judul Buku          : Don’t Worry to be a Mommy
Penulis                 : dr. Meta Hanindita
Penerbit              : Stiletto Book
Tahun                   : 2013, September
Hal                      :  171

Jadi Ibu?! Jangan  Khawatir
Resensor Rina Susanti


Menjadi ibu sudah menjadi kodrat perempuan namun tidak semua perempuan menjalaninya dengan mudah. Beberapa Ibu harus bedrest selama hamil sementara Ibu lain bisa menjalaninya dengan mudah. Begitupun saat melahirkan dan pasca melahirkan, ada yang menjalaninya dengan mudah, ada yang harus berjuang.

Bisa dibayangkan betapa kagetnya ketika saya harus menghadapi perjuangan demi perjuangan sebagai Ibu begitu Naya lahir (hal 7), tulis Meta  Hanindita seorang calon dokter spesialis anak yang membagi perjuangan dan serunya menjadi ibu  dalam buku Don’t Worry to be  Mommy (DWTM).  Perjuangan menjadi Ibu mulai dirasakan penulis saat usia kehamilannya sebelas minggu, dari mulai muntah-muntah  sampai  dideteksi mengalami kelainan jantung hormonal akibat kehamilan sehingga dokter merekomendasikan untuk bedrest total selama enam bulan. Diminggu ke 28 dokter menyarankan untuk operasi caesar.

Family Time ; Quality = Quantity


Oleh-oleh family tea camp sariwangi, sesi family time bersama psikolog Ratih Ibrahim (1)

‘Yang pentingkan kualitas bukan lama atau seringnya bertemu,’ ujaran seperti itu kerap terdengar dari para orangtua, termasuk saya yang berpendapat kualitas pertemuan atau kumpul dengan keluarga itu lebih penting daripada lamanya berkumpul. Alasannya bukan karena tidak ingin kumpul tapi (sok) sibuk. Jadi untuk bisa berpuas-puas dengan keluarga dengan sabar menunggu sabtu minggu. Itu dulu saat saya masih kerja. 

Mama Aktif dan Smart Perlu Acer E1 Slim series

“Lebih penting anak atau nulis? Berapa sich honornya, ntar gua ganti,” kata Abinya anak-anak dengan nada ketus. Skak mat! Guman saya dalam hati.

Tulisan diatas saya kutip dari postingan minggu ke 3 tantangan #30HariBlogChallenge. Duh kesannya miswa galak banget dan gak mendukung hobby istrinya ini ya padahal sebaliknya lho, sangat mendukung. Yang sedikit bikin haru, miswa pernah cuti setengah hari dari kantor hanya untuk menemani saya mencari narasumber. Dan pernah ikutaan sibuk cari dokter narsum dengan menghubungi teman-teman kantornya, karena seingat dia, beberapa teman kantor istrinya dokter.

Pilihan

Akhir Juni lalu, saya melepaskan label working mom. Memutuskan berhenti kerja bukan hal mudah namun saya tidak mau menyebutnya sulit. Yang pasti bukan hanya butuh waktu (kalau tidak salah hitung butuh 2 tahun) untuk mempertimbangkannya,  juga menyiapkan keberanian.  Berani keluar dari zona nyaman dan memulai sesuatu yang baru dari nol. Dan ini yang agak sulit.

Apakah saya siap ketika ‘resign’ sudah diputuskan? Sama sekali tidak dan rasanya saya tidak akan pernah siap jika tidak dimulai dengan nekat ‘resign’,  walaupun suami mendukung penuh.  Tidak siap tanpa penghasilan rutin milik sendiri setiap bulan. Penghasilan yang membuat saya bisa memenuhi kebutahan pribadi dan hobi yang termasuk kebutuhan sekunder, bisa sesuka hati membantu orangtua dan saudara secara finansial. Dan tentu berbeda mengatur uang sendiri, uang gabungan seperti selama ini dilakukan untuk semua kebutuhan rumah tangga, dan uang suami.

Bisa bertahan dan kuatkah saya menghabiskan semua waktu di rumah? Belajar dari pengalaman dua kali cuti hamil, saya tahu  kadang ada rasa jenuh dan bosan menghabiskan waktu di rumah.  Tak terasa sudah empat bulan saya tahan sepanjang hari bersama anak-anak. Tapi bukan tidak ditingkahi keluh kesah karena tak kuat menahan sabar. Baru benar-benar terasa kalau jadi orangtua itu harus super sabar hehehe. Keluh untuk rasa bosan yang kadang datang menyelinap. 

Untunglah selalu ada kejutan tak terduga dari anak-anak yang membuat  rasa bosan luruh dengan sendirinya.

Azka dan Khayalannya
Kejutan manis dari Khalif (1y10m) ternyata dia memiliki kebiasaan mengalungkan tangannya ke leher dan mencium dengan mesra. Khayalan dan imajinasi kaka Azka yang selalu membuat saya senyum-senyum sendiri dan tak tahan memotret.

Namun ujian  kesabaran tak kalah hebat. Mungkin bagi mama lain hal biasa, tapi bagi saya butuh kesabaran ekstra. Seperti saat menyuapi Khalif  yang bisa memakan waktu satu jam atau sebaliknya tidak mau makan. Dan saya pun segera memasak menu yang mungkin dia suka. Tak heran jika dalam satu hari saya bisa memasak banyak menu hanya demi Khalif mau makan.

Kalau ternyata tetap tidak mau makan? Hormon pemicu stres agak naik, gimana kalau sakit? Gimana kalau kurang gizi?

Dan saya baru tahu, kalau Khalif takut di tinggal. Ditinggal mandi nangis, ditinggal sholat nangis, ditinggal ke dapur nangis...intinya saya harus nempel.Awalnya membuat saya kepo sampai konsultasi khusus ke psikolog. Ternyata apa yang dialami Khalif adalah hal wajar, karena usia itu anak sedang menumbuhkan trust pada seseorang. Dan tentu saja saya merasa Azka tidak seperti itu lha wong setiap hari 10 jam dihabiskan di kantor dan perjalanan pulang pergi, jadi tidak tahu.

Ehm, jangan dikira tidak rindu hangout bersama teman-teman sepulang kerja. Untuk menyiasatinya bisanya saya mencuri waktu untuk nge mall  saat si sulung sekolah sementara Khalif di tinggal bersama art di rumah atau hadir di acara-acara kopdar komunitas online saat weekend.

Setiap keputusan ada konsekuensinya, yang pasti sampai detik ini saya tengah berusaha menyiasati rasa jenuh, bosan, dan tidak sabar, menjadi hal-hal menyenangkan untuk saya dan keluarga. Karena kebahagian saya akan tercermin pada kebahagian dan tumbuh kembang anak-anak. Yang pasti saya tidak menyesali keputusan saya :) 



Notebook Keren untuk Mama dan Si Kecil

Kami, saya dan suami, mengurungkan niat menjual PC jadul yang sudah berumur 6 tahun, malah up grade dan mengganti  monitornya dengan monitor LED, alasannya agar anak-anak tidak mengganggu ketika kami berbekerja menggunakan laptop masing-masing. Semua game edukatif, film-film animasi edukatif, dan video lagu anak-anak ,  kami simpan di PC. Dan PC ini tidak tersambung ke internet jadi aman walaupun tanpa pengawasan.

Rebutan
Tapi ternyata itu tidak 100% menyelesaikan masalah. Baru beberapa menit asik di depan notebook,  biasanya anak-anak langsung mengerubungi saya dan meninggalkan PC yang masih menyala.
“Di sini gak ada video lagu Barneynya,” kata saya.
“Kita liat foto aja ya, De,” kata Azka (5y6m).
“Kak, jangan ganggu mama donk, ayo ajak adiknya pake komputer sana.”
“Gak mau, aku mau pake komputer mama.” Duh beneran bikin esmosi dech.

Daripada berdebat, keluar tanduk dan membentak-bentak alias esmosi tingkat dewa. Saya memilih menyerah. Membiarkan anak-anak melihat foto dan mencoba pindah ke PC. Tapi kembali terinterupsi teriakan Azka,”Mama jangan pake komputer itu aku mau nonton lagu.” Interupsi selanjutnya, Azka minta bantuan main game dengan alasan susah atau minta mengklik video lagu yang dia suka. “Aku kan gak tahu yang mana, aku gak bisa baca bahasa Inggris,” Azka beralasan.

Jadi saya harus menunggu anak-anak tidur untuk bisa menggunakan notebook tanpa gangguan atau interupsi. Waktu yang saya miliki untuk menulis otomatis berkurang padahal target banyak *sok sibuk*. Sebagai yang suka menulis mau donk bikin solo album tapi target tinggal target. Kalau gak sering up date blog, bukan gak ada ide tapi merasa tak waktu untuk menuliskannya, wah jadi curhat gak jelas nich hahaha.

“Kalau mau sukses gak ada alasan,” kata suami saat saya mengeluh.
“Iya tapi ....,” saya ngotot membela diri.
“Ya udah kalau gitu harus sabar, tunggu mereka tidur kalau mau  lebih banyak waktu tunggu sampai  Khalif (2y) masuk sekolah dasar,” kata suami sambil melengos pergi.
“Kelamaan bos. Lagi pula masa menolak orderan.”
“Lebih penting anak atau nulis? Berapa sich honornya, ntar gua ganti,” katanya ketus.
Skak Mat!

Masalahnya bukan sekedar honor atau eksis tapi sesuatu yang gak bisa diungkapkan *sokbeneranpenulis*, guman saya dalam hati. Saya duduk di kursi dan mulai menyalanan tv  tapi detik berikutnya terdengar teriakan khas Azka.  “Mama, aku mau nonton film Boboi Boy,” kata Azka sambil membuka rak bawah yang berisi dvd player. Menyalakan, menekan tombol oven dan memasukkan cd. Duh, padahal mamanya pengen up date gosip seleb.

Menikmati Kebersamaan
Sekitar seminggu yang lalu PC kami koslet. Jadi ceritanya hari itu mendung dan banyak petir, saya memang tidak mencabut kabel komputer karena posisi stabilizer sudah off, tiba-tiba terdengar letupan disertai kepulan asap. Jadilah Papanya anak-anak memindahkan semua ‘data’ milik mereka yang kebetulan ada kopiannya di hardisk eksternal ke notebook saya.

Hikmahnya saya dan suami  jadi lebih intens menemani mereka  saat bermain di depan komputer. Tertawa geli melihat tingkah Khalif yang menirukan salah satu tokoh di film kartun yang bercerita tentang gosok gigi. Tertawa lepas saat Azka dengan pede menirukan lagu firework versi video madagaskar dengan aksi loncat-loncat seperti singa. Dan  karena notebook fortabel, kami bisa melakukannya sambil duduk manis di taman, istilahnya Azka piknik.

Sayangnya saat asik-asik  nonton film kartun edukatif pendek, baterai low sehingga kami pindah kembali ke rumah. “Akh jadi gak seru kalau di rumah,” kata Azka.

Ini membuat saya berandai-andai, jika punya Acer Aspire E1-432, bisa memasang jaringan wifi di rumah, terlebih setelah kami ganti provider internet yang unlimited sekarang, karena Acer Aspire E1-432, dilengkapi port LAN (RJ-45) dan wireless adafter Acer Nplify 802,11b/g/n, jadi bisa online di taman, sambil download film atau game edukatif karena memiliki harddisk SATA 500GB. Tapi harus diawasi, agar jangan sampai anak-anak secara gak sengaja download game yang tidak sesuai umur mereka atau gak sengaja buka dan liat gambar tidak layak.

Jika punya Acer Aspire E1-432 asik kali ya, di dukung performa Intel® Processor di dalamya, prosesorIntel 4th Gen terbaru atau Haswell, daya tahan baterai bisa sampai 6 jam.  Dan prosesor ini sudah terintegrasi dengan IntelHD jadi tampilan multimedia lebih tajam terlebih dengan dukungan resolusi monitor LEDnya 1366x768 px. Pasti menonton atau main game bareng anak-anak jadi seru.





Setelah saya pikir-pikir, ada keuntungan lain notebook saya dilengkapi video dan game milik anak-anak, yaitu agar saat di perjalanan dalam kendaraan bisa jadi solusi jika mereka mulai merengek karena macet dan bosan. Karena jika dalam kendaraan tab lebih sering berubah fungsi jadi peta dan mp3 player.


Time to Work
Saya menarik nafas lega ketika akhirnya anak-anak tertidur, siap-siap me time dengan ngeblog dan bertemu emak-emak sehobi di dunia maya. Tak terasa menit dan jam berlalu, mata sudah berat padahal tulisan belum di edit ulang, belum semua blog teman di singgahi, ide di kepala belum semua tertuang....Jadi berandai-andai punya Acer E1 Slim series, karena dimensinya 30% lebih tipis dari notebook sekelasnya, dengan berat hanya 2.1 kg,  bisa saya bawa kemana-mana termasuk menunggu anak-anak saat main di play ground mall. Jadi saya bisa tetap produktif kapan dan dimanapun, plus menuangkan ide yang kadang datang kapan saja. 

Acara jalan-jalan ke mall jadi tampil keren dengan notebook slim yang paling tipis di kelasnya. Terlebih dengan daya tahan baterai yang cukup panjang dan jaringan wifinya, benar-benar handal untuk dipake kerja.



Kalau punya Acer E1 Slim series , nama saya akan lebih banyak tertera di majalah, nominal di rekening pastinya nambah juga hehehe  Amin.


Ini lho majalah2 yang memuat nama saya *narsismodeon*



Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia.

Tampil Keren dan Produktif ala Urban Mama

Pengen Keren dan Modis

Saya orangnya konvensional, cari aman, gak punya nyali untuk tampil beda termasuk dalam hal penampilan, tapi itu dulu. Sekarang udah berubah tapi dikit.   Contoh sederhananya, dulu pilihan pakaian saya tidak lepas dari warna coklat dan kream, mau pake warna terang takut terlalu jreng, takut gak pantas dsb. Sekarang pakaian saya berwarna-warni.



Selain ingin tampil beda dan modis (asli gak modis) juga katanya nich dari buku-buku self help yang saya baca keberanian dan rasa percaya diri itu tercermin dari penampilan, artinya jika ingin berubah  mulai dari hal kecil salah satunya berani merubah penampilan, tapi tetap dalam koridor yang gak menyalahir aturan donk. Sebagai muslimah ya tetap harus pake hijab. Dan tampil beda dari biasanya selain lebih fresh di mata orang, fesh juga untuk diri sendiri.

Begitupun saat memilih membeli notebook. Kalau dulu, gak terpikir punya notebook selain hitam  dengan alasan warna hitam itu netral  - alasan yang gak nyambung sebenarnya, emang mau dimatching in sama apa ya. Kini selalu berharap bisa ganti notebook yang keren bukan hanya warna juga tampilan dan fiturnya. Tapi bukannya gak bersyukur lho kalau saya berkeinginan punya notebook baru, warna  silver, tipis dan ringan, agar bisa lebih mobile. Memangnya  mau kemana nenteng-nenteng notebook sekarang kan dah kerja di rumah? Sok sibuk ya? *tutupmukapakebuku*

Produktif kapan dan dimanapun

Empat bulan lalu saya suka bawa notebook ke kantor, tapi bukan untuk mengerjakan pekerjaan kantor , karena di kantor sudah tersedia pc. Jadi biasanya sepulang kerja saya nongkrong dulu satu jam atau dua jam, di foodcort mall (info tambahan, kantor tempat saya bekerja satu-satunya pabrik farmasi yang berada di pusat kota – dekat mall tak sampai 1km) untuk mengerjakan orderan artikel atau ngejar lomba blog yang mepet deadline. Maklum kalau di rumah, pasti direbutin anak-anak dan bapaknya.

Sejak bulan juli lalu saya memutuskan resign dari tempat kerja. Belajar dari dua kali pengalaman cuti hamil saya tahu resiko kerja di rumah yaitu ada rasa bosan dan jenuh. Jadi me time sangat penting. Berbeda dengan saat saya masih kerja, bisa me time kapan saja. Apalagi akhir bulan, suka lupa ngontrol waktu me time, saking asiknya cuci mata dan pilih-pilih diskonan.

Karena ke luar rumah sendiri sukar, biasanya saya menyiasati waktu me time di tengah kegiatan. Misal saat ke dokter antriannya kan lama, biasanya anak-anak sama bapaknya  di play groud saya online sambil nunggu giliran dipanggil. Atau dalam perjalanan, saat anak-anak tidur, suami fokus nyetir, saya asik online. Atau saat anak-anak asik main, saya online di samping mereka – tapi alternatif terakhir ini sulit karena biasanya mereka ngerecokin walaupun udah di kasih game di pc.


Sst, mama lagi stres dengan setumpuk referensi  dan besok deadline

Me time yang produktif tentunya, baca buku atau ngeblog. Dan sebagai ibu muda perkotaan saya mau dong tampil keren termasuk bawa notebook keren kemana-mana. Bukan karena warnanya yang beda juga tampilan fisiknya dinamis, ringan, tipis dan memiliki fitur lengkap.

Duh, kesannya sok sibuk banget ya. Tapi beneran lho segala sesuatu kalau mau diseriusin termasuk ngeblog, memang sibuk. Selain posting rutin dan share untuk menaikkan rating  dengan harapan  dilirik sebuah produsen untuk posting iklan,  ikut lomba blog yang hadiahnya bikin ngiler, gadget keren atau uang tunai jutaan rupiah, nulis buat solo album (buku) dan  orderan artikel harus tetap dikerjakan dengan kualitas terbaik agar orderan terus datang, diselingi hunting narsum ke rumah sakit-rumah sakit.

Bareng teman-teman Kelompok Emak-Emak Blogger

sok sibuk kan? Itu baru saya yang sekelas blogger pemula, apalagi blogger dan penulis profesional pasti lebih sibuk dan lebih butuh notebook keren.

Kenalan dengan Acer E1 Slim series

Ngomongin notebook keren, katanya Acer Indonesia mengeluarkan Acer E1 Slim series. Notebook dengan dimensi 30% lebih tipis dari notebook sekelasnya, lebih ringan juga hanya 2.1 kg. Pas buat saya yang kecil. Ergonomis di tenteng ke mana-mana, gak bikin pegel.


Bukan hanya itu, walaupun tipis fiturnya lengkap, ada DVD-RW –nya, pas buat saya yang suka nonton. Yang pasti saya suka monitor LED nya yang sebesar laptop, 14 inci. Gak bikin otot mata tegang karena luas pandang sesuai.

Ada beberapa  Acer E1 Slim series yaitu Aspire E1-470 dan Aspire E1-470G, spesifikasi lengkapnya bisa dilihat di sini. Yang terbaru dari  Acer E1 Slim series adalah Acer Aspire E1-432, keunggulannya menggunakan  prosesorIntel 4th Gen terbaru atau Haswell.  Membuat prosesor bekerja dengan sangat efisien yang memungkinkan daya tahan baterai hingga 6 jam.  Dan prosesor ini sudah terintegrasi dengan IntelHD jadi tampilan multimedia lebih tajam terlebih dengan dukungan resolusi monitor LEDnya 1366x768 px. 

Oh ya   Acer E1-432 dilengkapi port LAN (RJ-45) dan wirelss adafter Acer Nplify 802,11b/g/n, jadi bisa memanfaatkan jaringan wifi dimanapun karena sekarang banyak fasilitas publik sudah dilengkapi wifi.  Dan bisa dowload film atau game karena memiliki harddisk SATA 500GB.

Tipis, ringan dan fitur lengkap, mudah di bawa ke mana-mana, jadi kapan dan di manapun tetap produktif dengan tampilan tetap keren ala urban mama.

mau yang ini, keren dan terkesan futuristik


 Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) danAcer Indonesia.


my family my inspiration

Selamat hari Blogger Nasional buat semua blogger. Mau sedikit cerita awal mula ngeblog sampai akhirnya ketagihan dan punya beberapa blog .

Mulai kenal blog waktu kuliah tingkat akhir (2002-2003), isinya gak jauh dari curhat gak jelas berhubung  teman-teman kayaknya udah bosan dengerin curhat saya soal penelitian tugas akhir, dosen pembimbing, jomblo dan sederet perasaan ‘merasa’ menderita lainnya hahaha

Diitambah lagi beberapa teman dekat sudah pada lulus ... saya kapan lulus? Kapan punya pacar? Kalau lulus mau ngelamar kerja kemana?  Yap, galau tingkat akut. Untunglah jaman itu gak ada sosmed macam facebook dan twitter jadi kegalauan masih bisa dikontrol.

Beres kulih dan kerja, merasa gak perlu curhat. Walaupun masih jomblo liat rekening tiap bulan bertambah sangat cukup jadi hiburan hehehe. Malming ya cari baju diskonan, nongkrong di toko buku alternatif, atau nonton musik keroncongan....sebenarnya sich sambil ngarep di gebet  *barungakusetelah10thn*

Masuk usia 26 dan masih jomblo mulai gelisah.  Tanpa disangka seorang teman memperkenalkan temannya eh setahun kenalan langsung nikah.  Entah kenapa pas punya anak, seperti keingetan buat ngeblog. Mungkin rasa excited ibu baru yang rasanya pengen semua orang tahu ‘ini lho anak saya’, ‘lucu kan?’  Padahal faktanya bukan hanya anak kita yang lucu tapi semua anak. Tapi boleh donk narsis heheh

Yang pasti rasanya jadi ibu itu luar biasa, melihat dan menuliskan keseharian mereka di blog membuat saya belajar banyak hal selain sebagai cara saya mengabadikan masa kecil anak-anak. Masa yang dalam lima tahun ke depan hanya bisa saya ingat sebagai potongan – potongan fragmen yang tak jelas dan tumpang tindih.

Ngeblog membuat kemampuan menulis saya terasah, mendapat banyak teman baru sesama blogger. Karena kemampuan menulis saya terasah akhirnya tulisan cerita tentang keseharian saya bersama anak-anak dimuat di media massa. Karena MP tutup saya hijrah ke blogspot.

Yang tak pernah di duga sich ternyata, ngeblog bisa jadi pasif income dari mulai ikutan lomba blog yang hadiahnya keren-keren sampai tawaran postingan iklan produk. Walaupun saya lebih sering kalah di ajang lomba blog, walaupun hanya sekali dapat orderan ngiklan, tapi ngeblog tetap semangat donk karena keluarga kecil saya  yang menginspirasi  untuk terus nulis di blog.  Buat saya menulis di blog sama dengan mengabadikan orang-orang yang dicintai. 

my family my inspiration




*344 kata

Saat Menunggu Jadi Lebih Produktif

Notebook untuk si Aktif

Pilihan memiliki notebook karena fleksibel, bisa menulis-ngeblog dimana dan kapanpun.  Lebih-lebih setelah gabung dengan Kumpulan Emak-Emak Blogger, ngeblog makin semangat.

Saat di rumah, tidak perlu selalu harus duduk manis di meja kerja, bisa di bawa ke kamar, meja makan bahkan  sambil menunggui  si kecil tidur malam – jadi siap kalau dia merengek minta susu.


tempat favorit nge 'notebook' di meja makan :)


Bisa mobile juga, alias dibawa bepergian.  Biasanya saya membawa  notebook jika berurusan dengan pekerjaan sebagai penulis lepas sebuah majalah bertema parenting. Menemui narasumber (narsum) yang kebanyakan berdomisili Jakarta. Saat menemui narsum biasanya saya datang  setengah jam lebih awal, untuk menyiapkan diri membaca ulang materi yang akan di diskusikan. Tapi alih-alih tepat waktu  seringnya molor lebih dari 1 jam, bahkan sampai 3 jam karena narsum tiba-tiba menerima tamu yang lain rekan kerjanya sesama dokter untuk diskusi, mahasiswa yang minta bimbingan, visit pasien dsb.  Waktu menunggu tak terduga itu yang biasanya saya habiskan di temani notebook.


artikelnya satu halaman, nunggu dokternya 3 jam :)

Beberapa narsum memang bisa dihubungi (wawancara) melalui telepon,  tapi narsum dengan profesi dokter, sejauh ini selalu ingin wawancara secara langsung, dengan alasan khawatir ada kesalahan persepsi sehingga penjelasan yang saya tulis dan sampai ke pembaca tidak sesuai dengan maksud yang dijelaskan narsum.

Tapi membawa notebook  ke mana-mana bagi saya kerja keras. Karena cukup berat dan harus selalu saya tenteng (dalam tas geblok) selama perjalanan karena saya pengguna transportasi massal. Menumpang komuterline atau busway, sampai terminal atau halte baru naik taksi *tips irit*. Ditambah tubuh saya yang kecil, notebook  3  kg jadi cukup berat.

Sejak itu terbersit keinginan memiliki notebook yang lebih tipis dan ringan,  agar mudah dibawa kemana-mana jadi bisa lebih produktif.

Simple dan Efisien

Tentunya isi tas saya tak hanya notebook, selain dompet, ada beautycash, mukena, buku, notes tempat pinsil dan sebotol air mineral. Tak heran jika tas terpakai maksimal dan menggembung. Kalau notebook lebih tipis, selain tidak memakan banyak tempat di tas juga  ringan.  Bagi saya sendiri gak bikin pegel punggung.  Sehingga saya bisa mengganti  waktu meluruskan punggung (karena pegal) saat tiba di tempat tujuan atau saat menunggu komuter line dengan membaca buku.

sesak

Anytime Anywhere

Notebook lebih tipis dan ringan tentunya lebih ergonomis, mudah dan nyaman di bawa kemana-mana atau saat diletakkan di pangkuan ketika digunakan, dalam kendaraan misalnya, dengan catatan tidak sambil nyetir sendiri ya J.

Wish List

Impiannya, bisa memiliki salah satu notebook Acer E1 Slim series, dimensinya 30% lebih tipis dan berat 15% lebih ringan, hanya 2.1 kg. Walaupun  dimensinya lebih tipis tapi bisa membuat lebih  produktif karena fiturnya lengkap termasuk adanya DVD-RW –nya, karena biasanya notebook dengan dimensi lebih tipis dan ringan menghilangkan fitur ini.  Bagi saya ketersediaan DVD-RW penting agar bisa nonton kapan dan di mana pun, termasuk saat menunggu. Karena jika di rumah waktu menonton yang sering 'dikorbankan' , padahal menonton proses produktif lho jika yang ditonton berkualitas.

30% lebih tipis . gambar di ambil dari sini 


Acer E1-432 adalah salah satu seri dari Acer E1 Slim series generasi terbaru ini dilengkapi port LAN (RJ-45) dan wirelss adafter Acer Nplify 802,11b/g/n, jadi bisa memanfaatkan jaringan wifi dimanapun dan kebetulan hampir semua rumah  sakit yang saya kunjungi untuk menemui narsum (dokter) sudah dilengkapi  Wifi, jadi bisa browsing, selain sosmed tentu up grade pengetahuan parenting dan info buku baru,  bahkan dowload film karena memiliki harddisk SATA 500GB (jika narsum molor sampai lebih dari 2 jam)  tanpa perlu membawa modem lumayan hemat kan J.

Penggunaan prosesorIntel 4th Gen terbaru atau Haswell pada Acer Aspire E1-432 membuat prosesor bekerja dengan sangat efisien yang memungkinkan daya tahan baterai hingga 6 jam.  Jadi tak perlu khawatir drop sebelum ketemu colokan  jika sudah full di charge di rumah.

Monitor LED nya berukuran  14”,  saya tidak perlu menyempitkan pandangan atau membungkukkan badan saat menggunakan notebook ini untuk beragam aktivitas terutama menulis. Monitor ukuran kecil yang artinya tidak sesuai dengan luas pandang akan membuat mata berakomodasi lebih kuat  dan ini mengakibatkan mata menjadi cepat lelah.  Jika mata sudah lelah otomatis keinginan berlama-lama di depan komputer terlebih menulis jadi hilang. Yang timbul malah rasa ngantuk.

Dengan notebook  lebih tipis dan ringan, saya jadi bisa lebih produktif karena bukan hanya waktu menunggu narsum yang bisa saya manfaatkan secara maksimal juga saat menunggu kaka Azka les musik sambil nulis untuk update blog atau orderan artikel. Maklum saya masih gagap kalau nulis di tab, kagok kalau istilah orang sunda mah. Biasanya kalau pergi dengan anak saya tidak membawa notebook karena berat jadi nambah rempong karena bawa tas si kecil juga.

kalau notebooknya tipis gak seberat ini kayaknya :P
(waktu ikut acaranya blogger reporter, bawa notebook buat lomba blog ditempat)

Berharap kenyaman mengetik di notebook Acer E1-432  karena  model keyboardnya chiclet, membuat saya lupa waktu hingga bisa menulis puluhan halaman hingga bisa merampungkan calon buku solo.  Amin J

Spesifikasi lengkap Acer E1-432 bisa dilihat di sini.

tampilan slim dan premium


Notebook tipis dengan fitur lengkap biasanya mahal, tapi harga Acer E1 Slim series dari Acer Indonesia ini cukup kompetitif bahkan sangat murah jika membeli sampai akhir bulan ini (31 Okt 2013) karena mendapatkan garansi full service dan sparepart selama 3 tahun. Harga Acer E1 Slim series terbaru yaitu Acer E1-432 Rp. 4.749.000,-

saya suka yang warna silver, lebih elegan :)
gambar diambil dari sini


Petualangan di Malam Hari (Pemenang utama Momen 15 Menit Sariwangi periode 2)

Si kecil Azka Zahra (5y7m) menyebutnya petualangan, kami menyebutnya quality time. Energi kedua anak kami Azka Zahra dan Khalifah Ahsan (1y7m) seperti di charge ketika Papanya sampai rumah setiap pulang kerja. Rasa kantuk dan lelah mereka seolah menguap. Jam menunjuk di angka 7 malam ketika papanya sampai rumah. Dengan serta merta Azka mengajak Papanya dan saya menemaninya main di pekarangan rumah dengan alasan untuk perpetualangan. Dengan senter keduanya  melihat sudut-sudut taman yang gelap dan rimbunan tanaman, terkagum-kagum dengan bentuk bulan yang selalu berubah, kedipan bintang dan kelelawar yang kadang menyambar jambu di pekarangan rumah kami. Siang hari panas matahari begitu terik sehingga anak-anak enggan lama-lama main di pekarangan.

Petualangan Azka dan Khalif :)
Ternyata sangat membahagiakan melihat imajinasi keduanya, ini membuat saya belajar, betapa banyak cara sederhana, sepele dan tanpa bayar untuk membuat mereka bermain sekaligus belajar dan berinteraksi dengan alam.  Kedua si kecil kami akan berceloteh riang,  diselingi pertanyaan Azka mengenai fenomena alam yang dilihatnya.  Menjawab rentetan pertanyaan Azka yang kadang ajaib, seperti siapa yang menciptakan bintang? Saat di jawab Tuhan, balik bertanya siapa Tuhan? Laki-laki atau perempuan? Di mana rumahnya? Atau pertanyaan sederhana, kenapa teh aku boleh manisnya sedikit? Kenapa mama gak suka teh pake gula? Pertanyaan yang membuat saya dan suami menjadi teman diskusi dan sama-sama belajar,  untuk menyiapkan jawaban pertanyaan anak-anak yang kerap tak terduga.

Tak jarang keduanya membuat kami tertawa atau terkagum-kagum, karena berebut menunjukkan ‘kebolehan’ atau kemampuan baru mereka pada Papanya. Seperti misalnya,”Mewarnai aku tadi di sekolah dapat bintang lima,” seru Azka. sementara Khalif menyenandungkan lagu burung kakatua dengan terputus-putus atau memanggil-manggil kami untuk mencari perhatian.

Ditemani secangkir teh hangat membuat suasana bertambah hangat dan nyaman, sehingga lebih seringnya kami enggan beranjak kalau saja tidak ingat bahwa anak-anak harus segera tidur. Kebersamaan itu juga membuat kami lebih lekat karena kami memiliki waktu bersama.

Alhamdulillah, menang :) bisa juga di baca di sini


A Creative Writing Master Class with Maggie Tiojakin

Saya merasa sangat beruntung bisa ikut  NARASI GRAMEDIA :  A Creative Writing Master Class with Maggie Tiojakin yang diadakan Gramedia tgl 28 sept lalu, walaupun untuk itu harus nunggu satu bulan karena sesi pertama penuh.

Ini bukan workshop offline menulis berbayar pertama yang saya ikuti dengan pemateri  penulis yang bukunya luar biasa  tapi rasanya ini yang paling berasa dan mengena ilmunya.  Atau mungkin karena teori menulis hal baru untuk saya jadi terasa excited maklum lebih dari 15 tahun hidup saya di jejali teori dan rumus kimia. *Jadi kapan nulisnya? Ikut kursus terus. Nah itu dia berharap dengan ikut kelas ini bisa menuangkan ide dan imajinasi dengan lancar karena biasanya tersedat tak sampai di halaman sepuluh*.

Acara ini berlangsung selama 5 jam, jadi yang saya tulis di sini tidak semuanya ya point-point pentingnya saja,  dari apa itu cerita dan creative writing.

Selama ini kebanyakan orang menganggap cerita atau fiksi hanya hiburan. Karena cerita fiksi kerap diidentikkan dengan fantasi dan kebohongan.  cerita yang baik bukan sekedar hiburan tapi medium komunikasi  yang mengantarkan pesan.

Mengutip katanya Maggie,“Cerita adalah cara kita mengabadikan budaya hidup, dengan memahami proses bercerita, otomatis kita akan menjadi pencerita yang lebih baik.”

Dan fiksi adalah bentuk cerita yang paling jujur. Imajinasi adalah manifestasi pikiran, iman serta ketakutan. Tiga hal yang membentuk pribadi manusia (Winter Dream, Maggie Tiojakin, 2010)

Tidak ada cerita/fiksi jelek, yang ada hanya dua cerita bagus dan cerita luar biasa. Cerita luar biasa ini yang biasanya tak lengkang jaman enak di baca walaupun usia ceritanya sudah puluhan bahkan ratusan tahun, sebut saja cerpen-cerpennya Anton Chekov atau O. Henry,  kalau dari lokal ada penulis Pram, Ahmad Tohari, SGA yang karyanya sudah terbukti melintasi jaman...silahkan menambahkan, yang saya sebutkan itu hanya penulis fav saya.

Setiap orang bisa menulis dan menulis adalah keterampilan yang bisa dipelajari tapi ada dua hal yang tidak dimiliki semua orang atau dimiliki dengan intensitas berbeda dan berpengaruh pada kualitas tulisan yaitu persepsi (bagaimana orang melihat dunia sekitarnya termasuk nilai) dan empati (kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain – tidak mudah menjudge). Cara mengasah persepsi dan empati adalah dengan banyak membaca,  memperhatikan dan berlatih, kalau istilah Maggie, be a journalist and learn to write.

Apa sich yang menyebabkan cerita ini menjadi luar biasa? Cerita luar biasa ini umumnya mempunyai 5 hal

1.       Nilai universal – benang merah yang dimiliki setiap orang terlepas dari budaya, politik, tradisi dan keyakinan.
2.       Cerita itu mempunyai kemampuan lintas budaya, generasi dan masa.
3.       Memiliki potensi untuk berdiri sendiri terlepas dari pencerita dan platform yang digunakan.
4.       Tema luas dan tujuannya jelas.
5.       Potensi untuk memberikan arti lebih bagi pembaca.

Menulis cerita perlu rule atau aturan. Tapi seperti kata Maggie kemudian, You can break the rule but you must have standard  *maafkan kalau bahasa inggrisnya salah-salah nich –  Maggie banyak menyelipkan kalimat  dalam bahasa Inggris*. Gunanya aturan agar tulisan memiliki integritas.

Berikut 11 aturan  creative writing menurut Maggie Tiojakin

1.      Keep it simple, stupid. Cerita atau karya yang baik tidak selalu harus menjlimet bahasanya.
Kata, kalimat dan deskripsi adegan sederhana dan mudah di mengerti.
2.   Always keep the story moving. Kata Maggie, ini yang tidak banyak dimiliki penulis saat ini, cerita tidak terlihat bergerak dalam hal tempat dan situasi, tidak ada deskripsi detail yang dilakukan atau dimana  tokoh  berada ketika dialog berlangsung – gak ada juga deskripsi gesture tokoh. Gak mungkin kan si tokoh diam  kaku selama ngomong.
3.  There is nothing new under the sun. Gak ada ide baru di dunia ini yang membedakan adalah cara  menyampaiannya dan  ini yang harus dilakukan penulis.
4.      Write what u know. Riset itu penting.
5.      Writing is show business. Tulis (deskripsikan termasuk gesture) apa yang dilakukan tokoh dalam cerita  jika  sedang sedih atau gembira.
6.       You are not the smartest person in the planet.
7.       Writing is revising. Jangan lupa untuk selalu ngedit.
8.      There is no such thing as a writer block.  Writer block biasanya muncul karena banyak pikiran atau kurang   baca buku.
9.       Moral lessons are for kids. Jangan menggurui tapi biarkan pembaca menginterprensi.
10.   Be bold alias jangan malu-malu.

11.   The are no rules. Artinya You can break the rule but you must have standard.

Salah satu bahan cerita yang di bedah dalam kelas  ini adalah film Titanic. Peserta di ajak mempreteli plot, setting, alur, karakter tokoh-tokoh dalam film ini, di mana klimak, gesture tokoh (ini yang kerap terlewat di banyak penulis fiksi saat ini) krisis cerita dan jenis endingnya.

Pelajaran untuk saya, kalau nonton film jangan sekedar nonton tapi pelajari. Dan mengutip katanya Maggie Tiojakin,”Penulis bisa belajar dari berbagai platform cerita salah satunya visual art.”

gak sempat foto2 sama maggie :( karena ditunggu anak-anak dan miswa

Yang belum tahu siapa Maggie Tiojakin yuk intip di sini situsnya www.MaggieTiojakin.com.

Oh ya kabarnya, kelas ini akan rutin diadakan gramedia, diadakan lagi tahun depan dengan materi berbeda (pembahasan lebih dalam dari materi sebelumnya).  Yang berminat bisa siap-siap pantengin website atau  timeline nya GPU or Maggie Tiojakin.

Pro Kontra Mobil Murah

Mau urun obrolan akh, mumpung masih hangat, mobil murah pabrikan terkenal lauching di even   IIndonesia International Motor Show (IIMS) 2013 yang digelar sampai 29 september.



Kebijakan mobil jelas memicu pro kontra. Pertama, belum lauching mobil murah aja  jalanan macet apalagi nanti. Kedua, subsidi BBM yang kemungkinan membengkak. Untuk menghindari efek kedua, pemerintah membuat peraturan, mobil murah menggunakan BBM non subsidi, caranya meminta pabrikan mobil murah menseting mesinnya dengan mesin yang cocok menggunakan BBM non subsidi. Kalau mobil murah maksa pake BBM bersubsidi maka kemampuan mesinnya tidak maksimal. Untuk mengurangi kemacetan, pemerintah masih membenahi transportasi masal  (udah lauching mobil murah masih membenahi?)

gambar diambil dari www.metrotvnews.com
Menurut saya ini peraturan agak aneh,  secara mobil yang harganya menengah saja sekelas avanza misalnya, hampir gak ada yang pake pertamax (selama pengamatan tiap ngisi bensin), mobil 250 cc masih ada yang nakal pake premium. Bahkan mobil  yang harganya 1M ini  tanpa malu-malu minum premium, saya baca di sini

Logikanya, mobil murah pasti dibeli orang kelas menengah yang pas-pas an, pasti ga bisa nafas donk beli pertamax. Kalau begitu sama saja dengan kalimat,’orang pas-pas an dilarang nyaman’.  Lha, iya lha wong jaman sekarang mobil itu kebutuhan, secara transportasi masal jauh dari nyaman dan mahal.
Alangkah adil dan lebih baiknya jika kebijakannya subsidi BBM dihapuskan saja dan dialihkan ke angkutan masal (teknisnya ya dipikirin lah). Sehingga orang bisa tetap memiliki mobil tapi hanya digunakan pada keadaan tertentu (jarak jauh, darurat dan mudik), selebihnya menggunakan transportasi masal.

Mobil sebagai kebutuhan

Sebagai keluarga muda, dengan dua anak balita terasa memiliki mobil itu karena kebutuhan, terutama saat akan berkunjung ke rumah ortu atau mertua, saat mudik, anak sakit dan hujan dan jarak tempuh jauh lainnya.
Mengingat transportasi massal kurang ramah terhadap anak-anak dan balita. Walaupun di komuter dan transjakarta sudah disediakan tempat duduk khusus untuk ibu hamil dan membawa anak, selain jumlahnya kurang juga masih banyak penumpang lain yang tanpa malu menggunakan fasilitas ini dengan  (pura-pura) tidur - pengalaman.

Disediakan gerbong khusus di komuterline gak terlalu ngaruh, karena malah beberapa perempuan lebih kejam alias gak mau ngalah karena merasa sama-sama perempuan kali ya. Jadi biasanya jika saya bepergian membawa si kecil naik komuter  memilih gerbong campuran karena jika kursi khusus penuh, biasanya para kaum adam langsung memberikan tempat duduk, entah malu atau kasian.

Kenapa ada kebijakan mobil murah?

“Ini yang salah pemerintah, kok ngeluarin kebijakan mobil murah?” saya pernah menggerutu seperti itu saat terjebak dalam kemacetan. Lha, belum keluar mobil murah aja, macetnya setengah mati toh!?
“Karena ini menggerakkan ekonomi. Kelas menengah terus tumbuh,  daya beli naik, dan mobil jadi kebutuhan.  Industri otomotif itu banyak menyerap tenaga kerja, industri yang bergerak dari hulu ke hilir. Bertambah produksi penyerapan tenaga kerja besar,” jelas miswa. “Dan  kendaraan bermotor seperti mobil membayar 5 jenis pajak saat terjadi transaksi termasuk pembuatan SIM dan STNK. Pajak-pajak ini yang jadi masukan uang negara. ” Lalu miswa menyebutkan ke 5 jenis pajak itu (tapi lupa nanti saya tanya miswa lagi, dua minggu ini dia sibuk jaga lapak di IIMS).

“Tapi ya makin macet.”
“Nah itu dia, harusnya dibarengi kebijakan lain, misal, BBM bersubsidi di hapus. Agar semua orang tetap punya mobil tapi gak setiap hari digunakan, untuk sehari-hari pake transportasi masal. Pajak progresif diperketat, jalanan di tambah ke samping kanan kiri atau atas. Gimana gak macet, pertambahan jalan pertahun 1 persen, jumlah kendaraan bermotor pertahun naik 10%.”

Manggut-manggut.


Baby Blues atau bukan sih...

Baby blues atau depresi ringan biasa dialami oleh ibu baru dan akan sembuh dengan sendirinya. Tapi tak perlu terburu-buru menyalahkan baby blues ketika marah dan bete hanya karena hal-hal sepele, karena bisa jadi itu hanya sekedar stres yang disebabkan oleh kelelahan.

Bagaimana membedakannya? Artikel lengkapnya ada di majalah AyahBunda edis minggu  ini no 19 hal 60 tulisan saya dengan  narasumber dengan Muhammad Rizal, Psi., psikolog di lembaga terapan Universitas Indonesia, edisi spesial ulang tahun, isinya komplit 'merayakan jadi ibu' dan eye catching banget.







Mewujudkan Indonesia Baru bersama Pertamax

Belajar dari Kebesaran Sejarah

Beberapa dari sekian banyak alasan saya bangga menjadi bangsa Indonesia adalah karena negara ini lepas dari penjajah dan merdeka bukan merupakan hadiah dari penjajah tapi perjuangan dari generasi ke generasi selama tiga setengah abad. Dan pernah menjadi bangsa yang besar karena keberaniannya untuk tidak memihak saat dunia ideologi terbelah menjadi dua kubu. Blok barat dan blok timur

saksi bisu kebesaran Indonesia masa lalu
foto diambil dari www.bandungtourism.com
68 Tahun Merdeka

Kini setelah  68 tahun merdeka,  pertumbuhan ekonomi Indonesia terus membaik, jumlah kelas menengah terus meningkat hingga delapan tahun ke depan dan  kemiskinan berkurang. Tak heran  jika kemudian  Indonesia dinilai sebagai merupakan market yang menjanjikan, seperti yang diungkapkan salah seorang pakar ekonomi dari Universitas Indonesia. Kenyataannya bisa terlihat dari bertambahnya produk dan brand global yang masuk dan berinvestasi di Indonesia tak terkecuali industri otomotif walaupun macet masih menjadi kendala.  

Namun ada pernyataan yang cukup menggelitik, menurut sebuah riset  guncangan ekonomi  global tidak akan membuat ekonomi Indonesia terpuruk, ancaman justru datang dari dalam yaitu karena  korupsi dan birokrasi. Pada kenyataannya memang, kasus korupsi seperti tak pernah usai, begitu pun birokrasi yang belum sepenuhnya bersih dari KKN. Belum termasuk masalah penegakan hukum yang memihak pada yang lebih berkuasa,  tidak disiplin, pembangunan yang tidak merata, wakil rakyat yang bekerja tidak mewakili rakyat, masalah-masalah yang kerap membuat sebagian masyarakat gagap dan pesimis ketika ditanya, “Cinta dan bangga berbangsa  Indonesia?” 

Tapi  semua masyarakat berteriak berang ketika satu tarian, corak batik, satu pulau, diakui milik negara tetangga. Api nasionalisme seperti tersulut seketika. Semua mengaku cinta Indonesia. Semoga rasa itu  bukan sekedar euforia tapi karena memang inilah perasaan mendasar bahwa sebenarnya kita semua  cinta Indonesia, hanya kerap di buat gagap dengan banyaknya persoalan di negeri ini terutama kasus korupsinya.

Potensi untuk Indonesia Baru

Indonesia memiliki banyak potensi dan modal dasar untuk bisa maju dan bersaing di dunia, sebagai pemain bukan sekedar menjadi market.  Indonesia baru yang bersih dari KKN.  Tiga potensi yang dimiliki diantara ; keanekaragaman budaya,  keindahan alam dan kekayaan alam, dan senyum optimis dan penuh harapan anak-anak Indonesia.   Potensi yang seharusnya membuat cinta, bangga menjadi bangsa Indonesia dan berpartisipasi aktif untuk bersama-sama menjadikan Indonesia Baru yang bersih, adil dan kemakmuran merata.
senyum dan harapan anak Indonesia
foto dokumentasi pribadi

keindahan dan kekayaan alam Indonesia
foto dokumentasi pribadi

kekayaan budaya Indonesia
foto dokumentasi pribadi

Salah satu bentuk mengolah keanegaraman  budaya dengan cinta adalah melestarikan dan mengenalkannya pada generasi muda dan anak-anak.  Senyum optimis dan penuh harapan anak-anak Indonesia akan hilang jika tak dirawat dengan cinta kasih. Mengolah kekayaan alam dengan cinta dilakukan dengan membuat produk yang ramah lingkungan agar tak menyisakan warisan berupa polusi untuk generasi mendatang.

Saya optimis Indonesia Baru yang lebih baik, disiplin, kemakmuran merata dan bersih  akan terwujud, karena masih ada ratusan sarjana muda yang bersedia mengabdikan dirinya ke pelosok nan jauh terpencil untuk menginspirasi anak sekolah dasar agar tercipta pemerataan perubahan dan kemajuan. Muncul pemimpin yang bersih dan bekerja untuk kesejahteraan rakyat dan munculnya komunitas-komunitas yang melakukan gerakan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik di berbagai bidang.

komunitas-komunitas membangun


Walaupun begitu  kita semua harus  turut aktif  berpartisipasi mewujudkan Indonesia Baru, karena tanpa partisipasi semua masyarakat Indonesia. Indonesia Baru tak akan cepat terwujud padahal persaingan global bergerak cepat.

Partisipasi mewujudkan Indonesia Baru

Partisipasi mewujudkan Indonesia Baru dapat dimulai dengan melakukan  hal-hal kecil yang kerap kita abaikan dan menularkannya pada orang terdekat, keluarga bahkan anak kita. Seperti mengenai disiplin, taat peraturan dan membuang sampah pada tempatnya.

Membuat gerakan masal  menjadikan disiplin mentaati peraturan sebagai budaya.  Kenapa harus dilakukan secara masal, karena beberapa ketidakdisiplinan dilakukan birokrasi yang jika dilawan segelintir orang dengan cara tidak KKN, akan sukar terwujud. Contoh sederhananya banyak sekali, diantaranya pembuatan surat ini itu.

Menumbuhkan semangat nasionalisme sejak dini pada anak-anak dengan cara sederhana, seperti mengenalkan keanekaragaman budaya, sikap toleransi terhadap perbedaan, mengenalkan lagu kebangsaan dan daerah.

Bergabung dan atau mendukung  komunitas-komunitas sosial yang melakukan gerakan nyata untuk perubahan Indonesia yang lebih baik entah itu bidang sosial, budaya atau ekonomi. 

Menggunakan produk dalam negeri  karena dengan menggunakan produk dalam negeri berarti turut membantu gerak perekonomian nasional. Namun bukan berarti anti produk global dengan menolak keberadaan mereka. Kehadiran produk dan brand global seharusnya menjadi pemicu agar produk atau brand local meningkatkan kualitasnya agar bisa berekspansi menjadi produk atau brand yang mengglobal.

Menggunakan produk dalam negeri salah satunya dengan cara penggunaan Pertamax. Kenapa?  

Pertama ; Pertamax adalah  produk pertamina, salah satu BUMN yang menjadi lokomotif perekonomian negara, dengan menggunakannya berarti kita turut menggerakkan ekonomi negara sehingga terjadi pembangunan yang berkesinambungan.


Kedua ; Penggunaan pertamax mengurangi polusi. Pertamax terbukti  menghasilkan gas buangan karbon dioksida lebih sedikit di banding BBM lain. Ini berarti penggunaan pertamax mengurangi polusi gas karbon dioksida yang disinyalir penyebab terjadinya efek rumah kaca yang mengakibatkan suhu bumi meningkat. Pertamax juga tidak mengandung timbal yang merupakan logam berat berbahaya jika terpapar pada manusia. Paparan timbal pada manusia dari bahan bakar melalui air tanah yang tercemari, seperti sumur tanah dan sungai.

Pertamax menerapkan teknologi ecosave yang menghasilkan pembakaran sempurna pada mesin sehingga mengurangi polutan beracun seperti carbon monoksida atau NOx.  Mesin kendaraanpun berkerja lebih tahan lama dan irit.

Turut mengurangi polusi karena udara dan lingkungan bersih  membantu tubuh sehat jiwa raga sehingga bisa berpartisipasi dan berprestasi  untuk membangun Indonesia Baru. Berarti juga kita turut serta mewariskan udara dan lingkungan bersih untuk generasi penerus Indonesia Baru, anak-anak.
gambar di ambil dari sini

Ketiga ; Pertamax merupakan BBM Non Subsidi. Menggunakan Pertamax menunjukkan kepedulian terjadinya pemerataan pembangunan dan kesejahteraan. Karena subsidi BBM  dialokasikan untuk pendidikan dan kesehatan masyarakat golongan kurang mampu. 

Keempat ; Kesadaran penggunaan pertamax pada kelas menengah akan memunculkan kesadaran untuk tidak segan dan malu menggunakan transportasi publik pada keadaan atau situasi tertentu, ini tentu mendukung program pemerintah mengenai perbaikan sistem transportasi masal untuk mengurangi kemacetan. 
Awalnya mungkin menyiksa jika tidak biasa tapi jika tidak dimulai sekarang, kapan lagi?

Saatnya tak hanya menggerutui dan menuntut tapi berpartisipasi dalam  membangun Indonesia Baru yang lebih baik, makmur dan bersih. Mari belajar dari para pahlawan kemerdekaan yang tak pernah bertanya apa yang sudah negara berikan pada mereka tapi apa yang sudah mereka berikan untuk negara.

Ide saya untuk Pertamax dan Pertamina :

  1. Menambah  beasiswa pada siswa dan mahasiswa berprestasi terutama untuk siswa dan mahasiswa di daerah.
  2. Menjadi sponsor untuk acara yang di adakan komunitas – komunitas berbasis sosial yang kegiatannya positif mengarah pada perubahan Indonesia yang lebih baik.
  3. Pertamina meningkatkan mutu dan pelayanannya sehingga bisa menjadi brand yang bisa bersaing di pasar global dan melakukan ekspansi pasar ke luar negeri.
  4. Pertamina melalui program CR nya membagi pengetahuannya kepada para UKM lokal melalui  worshop atau training; bagaimana meningkatkan mutu dan pelayanan agar bisa bersaing di pasar global.
  5. Memberi award pada komunitas atau sosok yang menginspirasi lewat karya atau kerja nyata yang mengarah pada perubahan Indonesia yang lebih baik.
  6. Menjadi sponsor untuk acara yang bertujuan melestarikan budaya.
  7. Berpartisipasi aktif dalam upaya rehabilitasi dan restorasi lahan hijau.


akuisisi SPBU COCO Dago Bandung oleh Pertamina : menjadi Tuan di negeri sendiri
gambar di ambil dari sini 

 
si biru saya ini mesinnya cocok pake pertamax
struk pembelian pertamax 4 sept 2013 ( tinta print mau abis kayaknya :(