Main Hujan


Saat kecil, saya  iri ketika hujan tiba dan melihat teman-teman yang juga tetangga saya berhujan-hujanan ria. Ya, saya ingin sekali hujan-hujanan tapi mama selalu melarangnya sebelum sempat saya mengucapkan keinginan saya. Saat yang saya tunggu-tunggu agar bisa hujan-hujanan adalah hujan turun tepat saat jam sekolah bubar. Saya akan melepas sepatu dan kaos kaki lalu bergegas pulang. Walaupun mama sudah mewanti-wanti untuk tidak pulang saat hujan tapi menunggu dijemputnya (jarak dari rumah ke sekolah dekat bisa ditempuh dengan berjalan kaki). Saya akan berbohong dengan berkata,”Tadi hujannya turun di tengah jalan.”
“Kenapa nggak berteduh?”
“Tanggung, Ma.”
“Kalau sakit bla....bla...”

Kini, saat si kecil Azka minta hujan-hujanan saya sesekali mengabulkannya dengan syarat kondisi badannya sehat, tidak ada petir dan saat hujan akan reda. Saya melarangnya hujan-hujannya saat hujan baru saja turun karena saya yakin hujan zaman sekarang dengan banyaknya polusi kendaraan bermotor dan pabrik jadi bersifat asam dan ini yang menyebabkan penyakit bukan hanya flu juga gatal pada kulit. Syarat terakhir, hujan-hujanan harus lengkap memakai sepatu boot, jas hujan dan payung. Sebenarnya ini tidak termasuk katagori hujan-hujanan kali ya, tapi syarat terakhir itu sepertinya tidak memberatkan Azka. Mata si kecil akan mengerjap sumringah saat saya membantunya mengenakan jas hujan dan sepatu boot.

3 komentar

  1. Hihihi aku juga sebesar ini masih suka hujan-hujanan kok *eh*
    Kalau pake payung mah namanya bukan ujan2an :P

    BalasHapus
  2. Sepertinya setiap mau ngomen di blog orang sudah keduluan sama Untje ... rajin amat blog walking ya si Una ini ... :D

    Betul mbak, anak2 sekarang kalo mau hujan2an harus komplit begitu alat perangnya. Iklim sekarang gak kayak dulu. Dulu hujan2an gak pakai baju pun masih lebih sehat dengan hujan2an di iklim sekarang. Mungkin karena pengaruh polusi itu tadi ya mbak ... ^__^

    http://mugniarm.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Setuju sekali kalau anak-anak mau main hujan-hujanan harus punya strategi dan alat perang. Persis seperti anak saya
    Salam kenal

    http://thisisyourway.blogspot.com/

    BalasHapus