Kreasi Praktis dan Kaya Gizi dengan Premium Sausage Original So Good

Kreasi So Good untuk Menu Keluarga
Banyak hal kecil yang membuat seorang Mama bahagia. Hal yang bagi orang/Mama lain mungkin sepele dan remeh. Contohnya, saya bahagia banget waktu si sulung akhirnya suka sayur asem, kangkung, labu, buncis. Seiring usia sayuran dan buah yang disukainya bertambah. Yap, kedua anak saya sempat mengalami picky eater. Dan problem ini sepertinya banyak juga dialami Mama lain.

Saya pernah membaca artikel yang menyebutkan beberapa  anak akan mengalami masa picky eater, namun bukan berarti dibiarkan dengan asumsi nanti juga tidak picky eater.  Jika dibiarkan  berlarut – larut bisa jadi terbawa hingga dewasa, suka pilih – pilih makanan dan tidak suka sayuran.

Gejala picky eater adalah makan hanya sedikit, sulit mencoba makanan baru, tidak menyukai makanan tertentu namun begitu si anak picky eater memiliki makanan yang paling disukai.

Pada beberapa balita picky eater biasanya karena anak lebih suka minum susu dan jajanan,  pada anak yang lebih besar biasanya menolak makan sayur/buah atau hanya menyukai sayuran/buah tertentu atau malah tidak suka  sayur/buah, sukanya makanan yang gurih – gurih saja.

Dari pengalaman dua anak yang sempat picky eater, salah satu hal penting untuk menghadapinya adalah jangan malas mencoba menu dan variasi makanan baru. Memvariasikan dan mencoba menu baru penting karena bisa jadi anak picky eater bukan karena tidak suka makanan tertentu tapi merasa asing pada makanan baru hingga tidak mau mencoba.

Hal berikut yang mungkin membuat anak picky eater;
  1. Anak tidak suka makanan tertentu karena tidak mau mencoba mencicipi. Ini kerap terjadi anak si sulung saya dulu, belum dicoba sudah bilang tidak mau/tidak suka, hanya karena makanan itu asing baginya, belum pernah melihat saya dan Papanya makan. Jadi dia kadung berasumsi, makanan itu aneh.
  2. Tidak suka karena cara mengolahnya tidak tepat alias rasanya jadi tidak sesuai selera mereka.  Seperti misalnya si sulung lebih suka wortel dibuat sup daripada ditumis atau dimasak capcay.
  3. Memilih kematangan sayuran yang tepat. Beberapa sayuran yang dipanen terlalu tua biasanya rasanya agak pahit atau rasa manisnya berkurang. Misal kacang panjang dan buncis. Untuk buncis saya biasanya memilih baby buncis karena rasanya ada manis – manisnya dan seratnya lunak. Anak – anak yang asalnya tidak suka buncis sejak memasak baby buncis jadi suka.
  4. Bosan makan yang itu – itu saja atau sajian kurang menarik. Jangankan anak – anak ya kita saja bosan jika makan yang itu itu saja. Dan sajian menarik bisa mendongkrak selera makan.
Setiap hari mengusahakan menu makan berbeda, walaupun anak – anak  tidak suka, meminta mereka mencoba – kadang saya memaksa mereka untuk mencoba. Agar mereka tetap mau makan saya sediakan juga makanan kesukaan anak-anak, jadi dimakan bersamaan dengan makanan yang baru mau dicoba atau makan yang tidak disukai.

Kedua si kecil saya suka banget ayam goreng tapi tentu tidak setiap masak ayam digoreng, saya selalu variasikan.

Boleh baca  resep Ayam Panggang Madu So Good

atau Semur dan Capcay Ayam So Good

Resep lain tentu bisa dilihat di www.dapursogood.id

Selain ayam, makanan kesukaan anak – anak adalah chicken nugget dan sosis, kedua makanan ini sepertinya menjadi makanan favorit hampir semua anak. Walaupun kedua makanan ini praktis tinggal goreng saya mengusahakan memvariasikannya dicampur dengan bahan makanan lain sehingga citarasa dan nilai gizinya bertambah.


Berkreasi dengan  Premium Sausage Original So Good 
Beberapa waktu saya mencoba membuat menu bekal sekolah dari  Premium Sausage Original So Good. Disebut sosis premium karena diolah dari daging berkualitas dengan komposisi daging yang lebih banyak. Jadi tidak heran jika harganya  lebih mahal dari harga sosis pada umumnya.  Rasa dagingnya terasa banget dan rasa msgnya tidak tajam, ini lah yang membuat saya suka.  Kalau biasanya saya jadikan campuran untuk sayur sop, kali ini jadi camilan untuk bekal sekolah atau sarapan praktis.

Selain itu Premium Sausage Original So Good diproduksi secara higienis dan sudah bersertifikat halal. Oh ya produk So Good siap masak lain bisa dilihat di www.sogood.id

Tahu Telur Premium Sausage Original So Good




Bahan (takaran 1 porsi)
Premiun Sausage Original So Good yang sudah direbus/kukus, iris
Satu butir telur
satu potong tahu, hancurkan
beberapa lembar daum bayam
keju parut ½ sdm
merica


Cara membuat
iris ukuran kecil
kocok telur, masukkan tahu, Premium Sausage Original So Good, keju, merica, bayam. Campur hingga rata.
Panaskan wajan antilengket ukuran kecil. Masukkan campuran telur, goreng hingga matang.
Bisa dimakan dengan mayonnaise, saos sambal atau saos.

Roti Goreng Premium Sausage Original So Good



Bahan
3 lembar roti
Premiun Sausage Original So Good yang sudah direbus/kukus, potong
keju parut/lembaran
Selada air
Telur, kocok
Tepung panir/tepung roti



Cara membuat
Letakkan diatas roti selada air, sosis dan keju, gulung, tekan (jika perlu semat dengan tusukan), gulingkan pada kocokan telur lalu tepuk panir. Lakukan hingga roti habis. Goreng dalam minyak panas.

Nasi Premiun Sausage Original So Good gulung telur
Memanfaatkan nasi sisa kemarin dengan cara menggorengnya tanpa minyak dan tambahkan potongan keju dan Premiun Sausage Original So Good. Gulung dengan dadar telur. 


Teman - teman punya kreasi lain? Yuk di share

Kedua anak saya masih berproses untuk bisa makan sekali jenis sayuran, alhamdulillah selalu ada kemajuan walaupun bertahap. Berikut tips saya menghadapi si picky eater;
  1. Jangan bosan mencobakan anak – anak beragam menu makanan. Pengalaman memiliki anak picky eater juga yang mendorong saya akhirnya suka masak dan mencoba resep baru. Sebelum nikah beneran ga suka di dapur kecuali kepaksa.
  2. Menvariasikan masakan dan melibatkan anak saat masak. Jangan takut mencoba resep baru. Melibatkan anak saat masak memang lebih repot dan berantakan, tapi itulah momen bisa menjelaskan manfaat makanan sehat dibanding jajan pada anak.
  3. Jadi role model dan jadikan momen makan bersama hal penting.
  4. Mendorong mereka  mengeksplorasi beragam makanan. Jadwal makan diluar saatnya mengenalkan anak pada beragam kuliner nusantara yang tentunya disesuaikan. Mencoba ketoprak, soto, batagor, kupat tahu, gado – gado . Tips saat mencoba makanan baru, sebaiknya jangan pesan satu porsi untuk mereka, setengah atau berdua orangtua.
  5. Kurangi jajanan tidak sehat. Kuliner yes tapi no jajan tidak sehat. Perjelas batasan jajanan sehat dan tidak sehat pada anak.
  6. Jadi role model dan makan bersama menjadi hal penting. Soal jadi role model saya belajar dari Ibu, yang suka hampir semua jenis sayuran dan lalapan. Dulu saya heran dan tergidik setiap melihat Ibu makan tumis pare, leunca atau daun pepaya karena rasanya pahit. Tapi setelah dewasa saya suka ketiga sayuran itu. 
Jadi Mama itu memang proses yang panjang dan harus siap dengan segala problem menghadapi anak.

Video tutorialnya bisa dilihat di sini

  

8 komentar

  1. waah... ketika anak bosan dgn satu menu, masih ada menu yg lainnya ya mba... seorg ibu memang dituntut utk kreatif dlm mengolah makanan.

    BalasHapus
  2. Layak dicoba nih lezat, So good selalu enak dikreasikan apapun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak dan sarat gizi ya mba produk so good

      Hapus