Kalau mengikuti apa yang dicontohkan rasulullah Muhammad SAW, hidangan pembuka puasa atau tajil itu simple, hanya air putih dan beberapa butir kurma. Apa yang dicontohkan Rasulullah saw berbuka dengan kurma memang bukan tanpa alasan, kandungan gula dalam bentuk fruktusa  dari kurma mudah dicerna, diserap dan diproses menjadi energi. Sehingga mampu mengembalikan energi yang terkuras selama sehari karena puasa. 

Namun persepsi 'berbuka dengan yang manis' lebih meluas dari sekedar kurma. Aneka sirup, sup buah dan kolak, jadi favorit. Pilihan takjil yang sebenarnya memperberat kerja  lambung dan organ pencernaan lain. Karena kandungan gula dari makanan diatas dalam bentuk glukosa yang lebih sukar dicerna dibanding gula dalam bentuk fruktosa (gula dalam bentuk fruktosa terdapat dalam buah-buahan). Menurut artikel yang saya baca, jika akan mengkonsumsi takjil seperti diatas sebaiknya tetap saat pertama kali berbuka puasa, konsumsi kurma dan air putih, beri jeda dengan melakukan sholat dulu baru deh makan takjil sesuai selera termasuk gorengan. Tapi tetap ya jika mau puasanya sehat jumlahnya dibatasi hehehe. 

Saya termasuk yang memfavoritkan gorengan untuk takjil tapi untunglah masih terkendali alias dibatasi, tidak setiap hari menyediakan gorengan hehehe.

Karena saat puasa kita hanya makan dua kali sehari dengan waktu terbatas, adakalanya makanan bersisa. Entah nasi, lauk pauk atau makanan lain termasuk roti. Sebenarnya ini karena si kecil saya suka makan roti, biasanya satu pak roti tawar kita makan ramai-ramai tapi karena puasa melihat roti rasanya tidak nafsu (lebih menggoda gorengan) jadilah hingga mendekati waktu expired roti tak kunjung habis. Dan paling mudah dibuat puding roti, tinggal hancurkan, tambah telur, santan atau susu dan toping atau tambahan lain sesuai selera, lalu kukus atau panggang.

Untuk takarannya bisa dikira-kira. Penamahan santan atau susu sampai roti terendam dan lembut. Telur cukup satu. Bisa ditambahkan kurma, pisang atau aneka buah-buahan lain yang tersedia di rumah.