Menyiapkan anak laki-laki mimpi basah (Aqil Baligh) oleh Elly Risman

*Elly Risman, psikolog, pendiri Yayasan Kita dan Buah Hati

Tulisan ini saya dapat dari grup WA, cukup panjang tapi menurut saya penting banget, alasan itu pula yang membuat saya menyalin dan mempublishnya di blog sekaligus sebagai pengingat untuk menghadapi anak laki-laki saya yang masih berusia 4 tahun.

Dear Parents,
Tahukah anda, bahwa anak laki-laki yang belum baligh dijadikan sasaran tembak bisnis pornografi internasional?

Mengapa demikian?
Karena anak laki-laki cenderung menggunakan otak kiri dan alat kemaluannya berada di luar. Di berbagai media (komik, games, PS, internet, VCD, HP), mereka menampilkan gambar-gambar  yang mengandung materi pornografi, melalui tampilan yang dekat dan akrab dengan dunia anak-anak. Dengan berbagai rangsangan yang cukup banyak dari media-media tersebut, dan asupan gizi yang diterima anak-anak dari makanannya, hormon testosterone di dalam tubuh bergerak 20 kali lebih cepat. Sehingga, testis mulai memproduksi sperma. Dan kantung sperma menjadi penuh. Karena itu, anak laki-laki kita dengan mudahnya mengeluarkan mani lebih cepat dari yang lainnya dan kadang-kadang, dengan banyaknya rangsangan dari berbagai media tersebut, mereka tidak perlu dengan bermimpi!


Dear Parents,
Menyiapkan anak kita memasuki masa baligh adalah tantangan besar bagi kita sebagai orangtua. Kelihatannya sepele namun sangat penting bagi mereka untuk mengetahui seputar masa baligh agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang memiliki seksualitas yang sehat, lurus dan benar. Memang banyak kendala yang kita hadapi; tabu dan saru, bagaimana harus memulainya, kapan waktu yang tepat untuk memulai, sejauh mana yang harus kita bicarakan, dan lain-lain.

Memang tidak mudah untuk mendobrak kendala-kendala tersebut, namun jika kita tidak melakukannya sejak dini, bisa jadi mereka mendapatkan informasi-informasi yang salah dari sumber yang tidak jelas. Jadi, salah satu kewajiban orang tua adalah menyiapkan putra-putrinya memasuki masa puber/baligh.

Biasanya anak perempuan yang lebih sering dipersiapkan untuk memasuki masa menstruasi. Jarang, para ayah yang menyiapkan anak laki-lakinya menghadapi mimpi basah. Ini adalah tanggung jawab Ayah untuk membicarakannya kepada mereka.

Mengapa harus Ayah?
Karena anak laki-laki yang berusia di atas 7 tahun, membutuhkan waktu yang lebih banyak dengan Ayahnya, daripada dengan Ibunya. Dan jika bicara seputar mimpi basah dan tidak pernah mengalaminya bukan? Namun, bila karena satu hal, Ayah tidak sempat dan tidak punya waktu untuk itu, Ibulah yang harus mengambil tanggung jawab ini.

Tips menyiapkan anak laki-laki menghadapi mimpi basah
Untuk pertama kali, kita akan membicarakan tentang apa itu mimpi basah, dan bedanya mani dengan madzi, dan apa yang harus dilakukan jika leuar cairan tersebut.

Agar anak bisa membedakan mani dan madzi, persiapkan terlebih dahulu alat-alatnya;
Untuk mani : aduk kanji/tepung sagu dengan air, jangan terlalu encer, hingga masih ada butir-butir kecilnya. Beri sedikit bbuk kunyit, hingga menjadi agak kuning. Taruh di wadah/botol.
Untuk madzi : belim lem khusus, seperti lem UHU.

Berikutnya siapkan waktu khusus dengan anak untuk membicarakannya. Apa saya yang harus disampaikan;
Pertama, sampaikan kepada mereka bahwa saat ini mereka telah tumbuh berkembang menjadi remaja, dengan adanya perubahan-perubahan pada fisik mereka. Dan sebentar lagi mereka akan memasuki masa puber/baligh.

Contoh; Nak, ayah lihat kamu sudah semakin besar saja ya.. Tuh lihat tungkai kakimu sudah semakin panjang, suaramu sudah agak berat. Wah, anak ayah sudah mau remaja nih.
Nah, Ayah mau bicarain sama kamu tentang hal penting menjelang seorang anak menjadi remaja atau istilahnya ia memasuki masa puber/baligh.
Di awal, mungkin mereka akan merasa jengah dan malu. Namun, yakinkan kepada mereka, bahwa membicarakan masalah tersebut merupakan tanggung jawab kita sebagai orangtua, yang nanti akan ditanyakan oleh Allah di akhirat.

Ketika bicara dengan anak laki-laki yang belum baligh, gunakan the power of touch. Sentuh bahu atau kepala mereka. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang sering mengusap kepala atau bahu anak laki-laki yang belum baligh.
Hal ini dapat menumbuhkan keakraban antara Ayah dan anak.
Jika sudah baligh, mereka tidak akan mau di sentuh.
Gunakan juga jangkar emosi (panggilan khusus yang bisa mendekatkan hubungan kita dengan anak), misal, Nak, buah hati Papa, Jagoan Ayah dll.

Sampaikan kepada anak tentang mimpi basah dan mani;
Bahwa karena ia telah memiliki ciri-ciri/tanda-tanda memasuki masa puber, maka pada suatu malam nanti, ia akan mengalami mimpi sedang bermesraan dengan perempuan yang dikenal maupun tidak dikenal. Dan pada saat terbangun ia akan mendapatkan cairan yang disebut mani, sambil kita perlihatkan cairan kanji yang diberi kunyit yang sudah kita siapkan). Peristiwa itu di sebut mimpi basah.

Jika seorang anak laki-laki telah mengalami mimpi basah, tandanya ia sudah menjadi seorang remaja/dewasa muda. Dan mulai saat itu, ia sudah bertanggung jawab kepada Tuhan atas segala perbuatan yang ia lakukan baik kebaikan maupun keburukan. Pahala dan dosa atas perbuatannya itu akan menjadi tanggungannya. Dalam agama islam ia disebut sudah mukallaf.

Beritahukan kewajiban yang harus ia lakukan setelah mengalami mimpi basah (sesuai ajaran agama masing-masing). Dalam islam, orang yang mimpi basah diwajibkan untuk mandi besar/mandi junub.
Yaitu;
Membersihkan cairan sperma yang masih menempel. Cuci kedua tangan. Berniat untuk bersuci (aku berniat mensucikan diri dari hadats besar karena Allah). Minta anak melapalkannya. Berwudhu. Mandi, minimal menyiram air ke bagian tubuh sebelah kanan dan kiri sebanyak tiga kali hingga seluruh anggota badan terkena air. Cuci kaki sebanyak tiga kali.
Setelah kita terangkan minta kepadanya untuk mengulangi apa yang telah kita sampaikan.

Tentang madzi
Jika ia melihat hal-hal/gambar-gambar yang tidak pantas dilihat anak (gambar tidak senonoh), maka bisa jadi ia akan mengeluarkan cairan yang disebut madzi. (kita beritahukan contoh cairannya yaitu lem).
Cara membersihkannya cukup dengan mencuci kemaluan, tangan lalu berwudhu.
Ingatkan, jika tidak melakukannya ia tidak bisa sholat dan tidak bisa membaca al-quran.
Setelah itu minta anak mengulangi apa yang kita sampaikan.

Hal penting yang harus di ingat sebelum membicarakan masalah ini kepada anak adalah kita berlatih dahulu bagaimana cara menyampaikannya. Mengapa? Agar komunikasi yang akan kita lakukan tidak tegang, dan berjalan dengan hangat. Agar anak merasa nyaman dan ia dapat menerima pesan yang kita sampaikan dengan baik.


Selamat mencoba.

6 komentar

  1. wah waktu anakku sih aku yang menenrangkan krn menurut suamiku aku lebih bisa menerangkan lbh detail secara aku guru ya.

    BalasHapus
  2. aku jadi deg-degan nih mbak. Bearti sebentar lagi akan mengalami ini, .Harus siap menjelaskan pada anak-anak nih

    BalasHapus
  3. Anakku cewek, tugas ku ini, hihi

    BalasHapus
  4. Harus siap nich, untungnya Faiz dekat dengan aku dan bapaknya, jadi semoga lebih mudah...TFS Mbak

    BalasHapus
  5. Mbaaaa, makasiii sharing-nya yah.

    Ini manfaat banget nget nget buat akuuuu :)

    BalasHapus
  6. Iya ya, yg sering mndapatkan perhatian anak cewek. . . :)

    BalasHapus