Cerita Tas Canvas


tas-tas favorit
Berbicara soal tas, saya suka tas berbahan kanvas karena terkesan santai dan sporty, selain  penampilan saya yang tidak modis ini rasanya tidak matching jika pakai tas bling-bling :D. Saya punya tiga tas berbahan kanvas, yang terlama di beli sekitar 6 tahun lalu, dan masih sering di pakai (antara hemat dan pelit hehehe), motif bunga ros ala shabby chic,  sudah agak belel tapi makin belel makin sayang sama tas ini. Yang kedua dibeli sekitar  tiga tahun lalu, Mama saya pernah protes katanya kurang pantas tas ini saya pakai karena kebesaran – untuk ukuran tubuh saya hehehe.

Yang ketiga tas baru *pamer*,  hasil ngeblog lho tepatnya hasil tukar voucher job review dari sebuah onlineshop, ukurannya pas untuk tubuh saya yang kecil.

Kalau bicara soal isi tas, tergantung dengan siapa saya pergi, kalau bawa anak-anak pasti isi tas lebih banyak karena membawa perintilan ini itu seperti tisu basah satu pak besar, sapu tangan, sisir, lotion, minyak kayu putih, hand sanitasi dan kantung kresek. Bawa tas   pun biasanya dua, satu tote bag yang isinya baju ganti, tempat minum, cemilan dsb.

Kalau pergi  sendiri lebih simple, isi tasnya mungkin tak jauh berbeda dengan isi tas perempuan lainnya seperti;

isi tas 

Peralatan dandan ala kadarnya terdiri dari pelembab, bedak dan lipstik. Jadi setelah sholat  pake pelembab, bedakan dan bibir sedikit di ulas biar nampak fresh,  tidak tampak pucat dan sedikit menyamarkan kerutan halus hahaha *ketahuan umurnya deh*.

Dompet dan isinya wajib dong ya, termasuk di dalamnya kartu flash untuk naik busway dan tiket langganan KRL. Jika bepergian sendiri (ke Jakarta) saya pengguna setia busway  atau KRL, tergantung tempat acara. Tapi lebih sering naik busway karena dari Ciputat sini ada APTB, jadi tinggal nyambung busway. 

Dan berhubung saya ‘buta’ Jakarta walaupun sudah berKTP Jakarta 9 tahun (nebeng alamat mertua) yang tidak boleh ketinggalan saat saya ke Jakarta sendirian (entah acara blogger atau bertemu narasumber tulisan) adalah peta busway, agar tidak salah naik bis. Tapi tetap saja ya walaupun sudah bawa peta busway, pernah salah naik busway, karena  masih pusing jika pindah busway dan melewati jembatan, jadilah niat ke Monas malah nyasar sampai Kota dengan rute lewat Kebun Jeruk dan Kedoya.

Dulu saat stasiun KRL belum rapih (masih kumuh dan horor) di mana setiap statsiun tidak ada tulisan nama statsiunnya, saya selalu membawa secarik kertas yang isinya  tulisan urutan nama statsiun, agar tidak salah turun atau kelewat.

Handphone dan power bank harus bawa donk ya, selain biar update dan terhubung dengan keluarga, hp juga berfungsi untuk hiburan jika macet, entah baca portal berita atau selancar di medsos, seringnya sih yang terakhir, baca berita apalagi berita politik malah suka bikin puyeng. Eit, bukan berarti tidak peduli sama kondisi dalam negeri ya.

Tisu dan atau saputangan, walaupun udah tidak musim bawa saputangan, kebiasaan yang diterapkan ibu sejak sekolah dasar ini masih  terbawa sampai sekarang.

Buku, tidak harus buku baru atau buku belum di baca. Gadgetan sepanjang jalan kadang bosan. Apalagi jika terjebak macet berjam-jam. Jika naik busway biasanya saya terkena jebakan macet di sekitar Pondok Indah. Biasanya saya bawa buku favorit, jadi kalau pun di baca ulang tetap asik.

Pulpen, entah untuk apa tapi selalu merasa perlu membawa.

Plastik, fungsinya tergantung situasi, bisa untuk sampah atau kalau hujan barang-barang dalam tas di masukin ke plastik karena tasnya tidak kedap air.

Mukena lipat, walaupun di setiap  mushola biasanya tersedia, sayangnya tidak semua mushola menjaga kebersihan mukenanya.

Peniti, untuk cadangan jika peniti di kerudung lepas jatuh (dan sukar di cari) saat wudhu. Selain 


Oh iya saya juga suka baw kunci rumah dan pagar - lupa tidak terfoto. Kami punya dua kunci rumah dan pagar, satu biasanya di bawa pak suami karena dia kadang pulang kantor malam.  Jika saya yang pergi sendiri, kunci itu saya bawa. Selain itu saya juga suka bawa payung lipat jika musim hujan.



Demikian isi tas saya. Isi tas kamu apa?




1 komentar

  1. Isinya banyai juga, Mbak. Pulpen musti dobawa, kali aja ada yg minta ttd di tengah jalan. Wkwkwk

    BalasHapus