Berbeda untuk menginspirasi

Internet dan potensi seorang Ibu
Kalau dulu ngeblog sekedar iseng dan terkesan hanya membuang waktu, kini sebaliknya, ngeblog bisa menjadi profesi. Tak heran jika jadi blogger kini menjadi kebanggaan, terbukti dengan hastag #berkahngeblog. Berkah yang sedikit banyak dikaitkan dengan materi yang di dapat dari ngeblog. Dan ini berkat kemajuan dunia teknologi informasi.

Saya termasuk yang kecipratan rejeki ngeblog, walaupun masih jauh kalau di bilang blogger profesional, ngeblog masih jadi selingan di sela aktivitas rumah tangga.

Kenapa ngeblog bisa menjadi profesi? Karena kini blogger di pandang sebagai agen promosi yang sangat layak di perhitungankan karena jangkauan luas dengan  fee relatif kecil di banding promo di media cetak, televisi atau media online besar. Tak heran jika banyak brand, termasuk brand besar melirik celah ini.

Sejujurnya, ini cukup menguntungkan untuk saya, seorang Ibu yang menghabiskan waktunya di rumah dan suka menulis blog. Keberadaan internet dan media sosial memungkin saya  tetap mengembangkan potensi yang saya miliki walaupun hanya di rumah.

Tentu bukan hanya menulis atau ngeblog yang di untungkan dengan keadaan ini. Banyak Ibu yang jiwa wirausahanya tergali karena interaksinya dengan internet dan media sosial dengan berjualan online.

Lain cerita dengan tetangga saya, seorang ibu empat anak yang setelah resign dari sebuah perusahaan perminyakan tetap bisa melanjutkan profesinya dari rumah dengan menjadi konsultan perminyakan. Semua di lakukan di depan laptop, hanya sesekali bertemu klien.

Beda cerita dengan teman kuliah saya yang kini menjadi penerjemah dan di lakukan di rumah.

Kemajuan dunia informasi teknologi memungkinkan banyak Ibu yang memilih di rumah tetap bisa melejitkan potensi dirinya. Ini bukan berarti saya mengajak semua ibu bekerja dari rumah lho, selain karena ada beberapa profesi yang tidak bisa di kerjakan dari rumah, juga setiap Ibu berhak atas pilihannya. Dan berbeda pilihan inilah yang membuat warna dalam kehidupan. Apa jadinya jika tidak ada Ibu yang bekerja di luar rumah (kantoran), bukan tidak mungkin semua kebijakan dalam tata kehidupan akan berpihak pada lelaki.

Yang ingin saya tekannya adalah kemajuan di era digital ini memungkinkan semua Ibu melejitkan potensi dirinya, terutama para Ibu di perkotaan di mana gadget sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Apa yang di dapatkan ketika seorang Ibu mampu melejitkan potensi dirinya; kebahagian, materi dan pertemanan. Kebahagian seorang Ibu otomatis akan membuat keluarga bahagia, sedangkan materi walaupun suami tidak menuntut, Ibu bisa membantu kekuarga, mandiri secara finansial dan berbagi.

Menjadi Ibu cerdas
Keberadaan internet memungkin semua ibu menjadi pintar karena semua informasi bisa diakses dengan mudah dan cepat termasuk beragam teori atau tips pengasuhan, walaupun ada slogan ‘setiap orangtua memiliki gaya pengasuhan berbeda’  pada akhirnya semua orangtua memiliki tujuan sama, si kecil tumbuh dengan karakter dan attitude baik dan kelak sukses dalam kehidupan bermasyarakat.

Cerdas berinternet dan bermedia sosial
Tak bisa di pungkiri internet dan media sosial juga berdampak negatif jika kita tidak cukup bijak menggunakan atau merespon suatu berita.

Yang paling sering terjadi di kalangan para Ibu adalah perdebatan antara pilihan Ibu bekerja di luar rumah atau di rumah, ASI atau sufor, melahirkan caesar atau normal, dan sederet pilihan lainnya yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan karena semua Ibu berhak atas pilihan hidupnya. Dan tidak mungkin membuat  pikiran orang lain sama  dengan pikiran kita.

Bagi saya Ibu bekerja di luar rumah dan di rumah sama-sama membuat kagum. Diam-diam saya mengagumi teman yang seorang Ibu bekerja, setiap pagi mengejar kereta menuju Kota, sore hari menuju Tangsel, harus cukup berani dan tegar menjalani serta mengenyahkan rasa melow karena saya pernah merasakan nano-nanonya jadi Ibu bekerja.

Sayapun di buat takjub dengan seorang teman yang total menjadi Ibu dalam arti tidak melakukan hal lain selain mengurus anak dan keluarga. Saya melihat lewat akun instagramnya bagaimana dia dengan telaten membuat beragam peraga dan mainan untuk menstimulasi anak-anaknya, membuat makanan – makanan cantik dan (tampak) lezat dan menjelajah tempat-tempat eduwisata di Jakarta dengan anak-anaknya.  Saya berpikir, apa tidak bosan?  Di sisi lain ini menyadarkan saya, bahwa total tak hanya dalam pekerjaan juga menjadi Ibu untuk anak-anak.


Inspirasi tidak melulu dari datang dari orang besar dan hebat, banyak teman saya di dunia online yang menginspirasi termasuk dari tulisan di status-statusnya yang pendek tapi mengena dan menyejukkan.
Perubahan dapat di mulai dari hal kecil dan dengan tetap menjadi diri sendiri.


 Lomba Blog #4TahunKEB
Lomba Blog #4TahunKEB

2 komentar

  1. postingannya keren mak...memang jadi seorang ibu harus cerdas ..goodluck untuk lombanya ya

    BalasHapus
  2. Iya bagus Mba tulisannya, good luck ya ^^

    BalasHapus