Boleh hujan-hujanan asal....#idemain #stimulasi

Obsesi masa kecil
Awalnya mengijinkan anak hujan-hujanan (waktu si sulung masih balita) karena ‘dendam’ pribadi. Iya karena waktu kecil selalu di larang hujan-hujanan kecuali terpaksa yaitu saat pulang sekolah hujan. Habis itu biasanya di omelin Ibu, katanya, harusnya nunggu  di jemput baru pulang atau kalau hujan reda.
main hujan-hujanan itu seru!


Jarak sekolah (dasar) saya dari rumah sekitar 1 km dan di tempuh dengan jalan kaki karena terhitung jarak dekat. Biasanya kami pulang dan pergi sekolah bareng teman – teman sekampung, walaupun tidak sekelas dan tidak satu sd (ada sd cisitu 1, 2, 3 dsb).  Jika hujan  para orangtua kami menjemput, kalaupun tidak sempat menjemput pasti menitipkan payung, sendal dan plastik pada tetangga yang jemput untuk anaknya.

Buat apa sendal dan plastik? Buat ganti sepatu hehehe. Jadi jika hujan kami buka sepatu, masukkan ke dalam tas dan ganti dengan sandal jepit. Alasannya simple, biar besok sekolah sepatu kering hehehe.

Main hujan-hujanan stimulasi kecerdasan naturalis
Tapi ada syaratnya anak boleh hujan-hujanan. Hujan sudah berhenti jadi tinggal gerimis atau tetesan kecil, tidak ada angin, kilat dan petir, kondisi badan anak sehat dan hujan-hujanan tidak lebih dari 15 menit. Lebih baik jika di lengkapi jas hujan dan sepatu bot.

Saat anak bermain hujan-hujanan ia merasakan langsung fenomena alam. Mereka jadi mengamati apa yang terjadi di sekitarnya ketika hujan. Ujung-ujungnya pasti mereka bertanya banyak hal pada kita.  Kenapa  hujan turun dari langit? Kenapa hujan tidak datang setiap hari? Kenapa ada petir dsb. Penjelasan sederhana yang kita berikan akan meningkatkan kemampuan anak menganalisa hubungan sebab akibat dan kaitan antara fenomena alam satu dengan lainnya.

Apa sih kecerdasan naturalis? Berkaitan dengan kemampuan merasakan bentuk serta menghubungkan elemen yang ada di alam.  Anak dengan cerdas naturalis memiliki ketertarikan yang besar terhadap dunia luar, binatang dan tumbuhan.

Stimulasi lain kecerdasan naturalis adalah dengan menyediakan aquarium di rumah, mengajak jalan-jalan ke hutan dan membacakan buku tentang binatang dan tumbuhan (non fiksi).

Jadi kebiasaan
Karena pengalaman asik dan serunya main hujan-hujanan, jadilah saya mengijinkan si sulung hujan-hujan dengan beberapa syarat termasuk mengenakan jas hujan dan sepatu bot. Setelah punya dua anak peraturannya lebih longgar, kadang lupa di pakaikan jas hujan dan tidak punya sepatu bot untuk hujan-hujanan.

Siapa sangka hujan-hujanan jadi kebiasaan. Setiap hujan anak-anak minta hujan-hujanan. Sudah di larang tapi tetap selalu punya cara untuk basah. Jadi saat hujan turun lebat mereka duduk manis di rumah atau lihat hujan melalui jendela begitu hujan reda, tinggal rintik-rintik, mereka selalu punya alasan untuk keluar rumah. Mengambil sandal lah, mengambil mainan dsb.

Mereka tahu Mamanya ini tidak akan marah besar karena  tidak melanggar SOP, sesuai syarat yang pernah di sepakati. Jadi kalau saya ngomel karena mereka hujan-hujanan pasti si sulung balik bicara.
“Mama kan pernah bilang boleh hujan-hujanan kalau hujannya udah berhenti, ga ada petir dan aku lagi gak sakit.”

Saya  mendesah.“Tapi jangan lama-lama ya, lima menit lagi udahan.”

Biasanya saya agak ngomel saat mandiin mereka, lebih tepatnya ngeluh hahaha. Cucian jadi banyak, sayang air buat nyuci, dsb.

6 komentar

  1. mumpung musim hujan bu, main hujannya bisa sepuasnya
    asal nggak lagi sakit saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebelum hujan di pastikan kondisi anak-anak fit dan sebenarnya bukan hujan-hujanan tapi sisa hujan heheh

      Hapus
  2. mbak, itu tempat main hujan-hujanannya kok asik banget kayak kolam tapi bersih, dulu juga suka ujan2an, tapi alfi belum aku bolehin untuk hujan-hujanan mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan kolam mba , itu teras belakang. sebenarnya bukan hujan-hujananan karena mereka main hujan pas hujan suha berhenti tinggal gerimis atau rintik2

      Hapus
  3. Masa hujan2an anak2ku udah lewat hahahaaa.... Dulu sibuk ngingetin supaya nggak kelaman, skrg mrk sendiri yg nggak mau basah kehujanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu dia mba, mumpung lagi masanya kalau udah gede pasti gak mau sengaja hujan-hujanan heheheh

      Hapus