Pernah jatuh cinta pada sebuah
buku, karena tokoh utama, penulis atau ceritanya? Saya sering hahahha. Dan kalau
sudah begitu tidak puas rasanya jika hanya baca tapi harus memiliki. Sayangnya pada beberapa
keadaan memiliki buku itu sulit. Bahkan sangat sulit, saking pengennya punya
buku Enid Blyton, saya rela tidak beli baju lebaran jadi uang baju lebaran di
beliin buku. Padahal baju lebaran untuk saya dan Ibu penting karena lebaran
sepertinya alasan kuat untuk Ibu membelikan kami baju baru - maklumlah ya kami membeli baju baru setahun sekali. Tapi beneran tidak menyesal akhirnya baju lebaran
di tukar buku Enid Blyton. Bangga
akhirnya punya buku sendiri *walaupun cuma satu* setelah selama ini pinjam sana
sini demi menuntaskan obsesi membaca semua buku Enid Blyton. Itu waktu duduk di bangku sekolah dasar.
Alhamdulillah setelah punya
penghasilan sendiri, bisa beli buku walaupun tidak banyak dan tidak semua buku yang
disuka kebeli. Dan mulai nyicil beli buku yang dulu di baca tapi tidak terbeli. Berikut buku-buku yang membuat saya terobsesi.
Seri Laura Inggels Wilder, baru terkumpul empat, tiga beli seken, satu
beli baru. Buku seken tidak selalu murah lho, contohnya salah satu buku Laura saya beli harganya 45 ribu, hampir sama dengan
buku barunya, padahal buku seken yang saya beli terbitan tahun 85.
Generasi 80 dan 90, pasti tahu ya
buku ini bahkan filmnya sempat di putar di TVRI. Saya ingat setiap kali film
ini tayang, Ibu saya memanggil untuk menonton di rumah tetangga *karena kami
tidak punya tv*, saya manut sama Ibu, nonton, tapi ga ngerti *karena belum bisa
baca cepat teks terjemahannya*. Baru sekitar kelas 5 atau 6 sd saya membaca buku ini dari meminjam.
Gone with the wind
Kalau novel Gone With The Wind versi terjemahannya ini saya beli pas cuci gudang di gramed kota
Surabaya, yang ngordinir teman di BBI (Blogger Buku Indonesia).
Dan belum juga tuntas saya baca setelah bertahun-tahun nangkring di rak buku
hehehe. Yang membuat jatuh cinta pada buku ini adalah filmnya. Yap, saya lebih
dulu nonton filmya daripada bukunya. Waktu itu *saya lupa tahun beraoa* sempat
di putar di rcti dan karena durasi film ini panjang, di bikin 3 kali tayang.
gambar versi filmnya |
Walaupun baru baca buku ini setengahnya, bukan cuma ceritanya yang
menarik juga cara penyampaiannya. Detail dengan deskripsi situasi, bahasa tubuh
dan cermat menempatkan keadaan pada masa itu (perang saudara di Amerika, antara
kubu yang membebaskan perbudakan dan sebaliknya) sebagai background cerita.
Penggambaran karakter tokohnya pun sangat kuat dan natural. Versi yang bahasa
Inggrisnya saya dapat minta dari seorang teman.
Winnetou by Karl May
Tokoh fiksi yang membuat saya
jatuh cinta adalah Winnetou,
walaupun tidak sampai nangis saat baca ending buku ini di mana Winnetou meninggal tapi hati melow
banget seharian. Sebenarnya dari membaca kata pengantarnya saja sudah sedih.
Sedih akhirnya satu suku bangsa, satu peradaban yaitu orang kulit merah alias Indian musnah.
Kenal buku Winnetou sejak sd tapi baru tertarik membaca waktu jaman kuliah hasil pinjam di perpus
keuskupan Bandung. Nunggu-nunggu republish belum publish juga,
beruntung seorang teman kuliah menjualnya dengan harga murah dengan kondisi
masih bagus. Peernya tinggal nyari satu buku lanjutannya.
mencari jilid 3 nya |
Winnetou menceritakan tentang seorang kepala suku Indian bernama
Winnetou pada masa awal Amerika di tinggali kulit putih. Buku ini yang membawa penulisnya, Karl May,
terkenal. Dan yang luar biasa, penulisnya menuliskan kisah Winnetou dengan setting
Amerika saat dia belum pernah sekalipun kesana, semua berdasarkan riset
dan imajinasinya. Baru setelah bukunya mendunia Karl May akhirnya mengunjungi Amerika. Misi yang ingin di sampaikan Karl May lewat buku-bukunya yang
bersetting wild west adalah perdamaian dan kemanusiaan.
Pramoedya Ananta Toer (PAT)
Ada juga buku yang saya beli dan
diniatkan di koleksi karena pengarang dan cerita-ceritanya, contohnya buku-buku Pramoedya Ananta Toer. Saya suka
tulisan PAT sejak baca buku tetralogi pulau buru. Walaupun dinamai tetralogi
pulau buru ini bukan cerita tentang pulau buru tapi karena di tulis saat
ia di tahan di pulau buru karena pandangan politiknya. Tentralogi terdiri dari
4 buku, yang menceritakan kisah R.M Minke
yang melakukan pergerakan nasional melalui tulisan-tulisan di pers pribumi
pertama yang didirikannya.
PAT |
Tentralogi merupakan novel fiksi
sejarah, R.M Minke tokoh dalam buku sebenarnya adalah R.M Tirto Adi Soeryo. Semasa
hidupnya ia mendirikan pers pribumi pertama bernama Medan Priyayi dan ia
merupakan pelopor berdirinya Syarikat Dagang Islam yang kemudian berubah nama
menjadi Syarikat Islam (SI).
Pemerintah memberi gelar R.M
Tirto Adi Soeryo sebagai Pahlawan Nasional dan Pelopor Pers Nasional. Hingga
kini belum diketahui bagaimana R.M Tirto meninggal dan di mana dikuburkannya. Ada
beberapa asumsi, salah satunya R.M Tirto di culik dan di buang *penjara* pihak
Belanda dan tidak ada seorangpun yang tahu dimana sampai akhirnya dia
meninggal. Seperti kisahnya Tan Malaka, yang seolah lenyap dan hanya
meninggalkan sebuah tulisan *buku*.
Buku Arus Balik belum tuntas saya baca walaupun di beli sejak
akhir masa kuliah. Tapi ya itu tadi untuk di miliki dan dikoleksi hahaha.
Sejarah Islam
Mulai tertarik dengan sejarah
Islam dan kenal dengan istilah perang salib, cordova dan ratu isabel, saat
waktu kecil *sekolah dasar* ngaji di sebuah mushola. jadi setiap hari anak-anak
di kampung tenpat saya tinggal ngaji dari sehabis magrib sampai selesai isya di mushola. Ngajinya gak cuma baca quran, tiap hari beda pelajaran dan salah satu
yang paling saya suka adalah pelajaran tarikh islam atau sejarah islam.
Pengajarnya seorang mahasiswa itb, ya karena pa haji yang punya mushola punya
banyak kos-kosan, diperdayakanlah anak kostnya itu untuk ngajar anak-anak di
mesjid. Pengetahuannya mengenai sejarah islam dan dunia membuat saya bengong
dan terkagum-kagum *kakak mahasiswa ini sepertinya hobi baca buku, karena kalau
dilihat dari jurusan kuliahnya jauh*.
Sampai kuliah jadi suka baca-baca
buku sejarah dan tidak sebatas sejarah islam. Salah satu alasan saya membeli
ensiklopedi ini 8 tahun lalu dengan cara di cicil hahahha. Dan belum di baca
semua
Kebanyakan koleksi buku saya
memang fiksi karena sebelum nikah dan punya anak saya suka baca fiksi dan
sedikit baca biografi dan buku-buku pemikiran.
Setelah menikah dan punya anak koleksi buku saya bertambah, apalagi kalau bukan
buku-buku parenting dan majalah yang memuat tulisan saya.
Pernah juga beli buku dan berniat
mengoleksinya karena terbawa trend, yaitu buku Harry Potter. Buku pertama saya baca tuntas walaupun tidak suka
maksain baca sampai tamat, biar kalau ngobrolin buku ini tidak kudet. Baca buku
dua dan tiga mulai puyeng karena imajinasi saya tidak sampai hahaha. Masih kuat
beli buku keempat, walaupun di baca bikin pusing. Ya udah tidak maksain beli buku
lanjutannya.
Buku memang soal selera ya teman,
kalau kata orang lain tidak menarik bagi kita mungkin sebaliknya. Tapi katanya kamu adalah
buku yang kamu baca.
Koleksi dan kepuasaan
Ngapain beli buku yang udah di
baca? Atau malah tidak kebaca? Ehm, ini soal kepuasaan batin dan rasa senang hati
ya temans.
Rinaaaa...minjem atulah koleksi PATnya hihihhihi
BalasHapusboleh rin...
HapusYa ampuuun, keren-keren kolpri nya. Pinjeeem ya,ya ya? Please.. 😘
BalasHapusboleh mba tapi harus pake ongkir karena jauh heuheu
Hapusboleh mba tapi harus pake ongkir karena jauh heuheu
HapusMBaaakkk boleh dilempar atu ajah bukunya hihihi!
BalasHapusSaya jg gt. Pernah pinjem buku bagus bgt. Eh lama setelah itu keinget dan pengen beli sendiri hehe
ada kepuasan ya mba kalau akhirnya memiliki buku yang kita suka
HapusAku suka Emma karya siapa tuh.. Jane Austen. Aku suka novel romantis manis gituuu..
BalasHapusAku juga suka buku detektif, buku Trio Detektifku dulu lengkap, sayang banget kena musibah kebanjiran dulu hiks..
Setelah kerja, mungkin karena ada banyak keperluan lain koq rasanya harga buku jadi mahal yaaaa... untung punya side job nerjemahin jadi keinginan punya buku bisa tersalurkan lagi hehe... penerjemah kan harus banyak baca buku hehe...
mak...ngerti ga? aku pernah jatuh cinta dep-deep-deep-deeeeeep sama Old shatterhand, tutup muka. maklum baca winnetou zaman ababil pas putih biru huhuhuhu
BalasHapusWinnetou aku punya yang serinya mbak
BalasHapusKetika apa yang kita suka, kemudian bisa kita miliki. Puasnyaaaa emang di situ yaa, Mbak. :D
BalasHapusBtw, itu kalau beli buku seken bisa online, ya? Yg sekiranya bisa dipercaya toko online mana, Mbak?