Eksis dengan Internet : Mom on Blog

 Being mom is wonderful journey. Saya yakin semua mama merasakan hal yang sama.

Menikah, prakonsepsi, kehamilan dan kelahiran adalah fase yang dilalui perempuan sebelum menyandang gelar sebagai mama. Walaupun setiap mama  melewati  fase tersebut,  cara menyikapi dan merespon setiap cobaan yang menyertainya tidaklah sama. Tidak semua perempuan melalui masa prakonsepsi dalam waktu singkat, tidak semua perempuan bisa tetap beraktivitas normal saat hamil dan tidak setiap perempuan bisa membuat being full day mom setelah bayi yang ditunggu-tunggu lahir. Kejadian yang menyertai  kehadiran anak kedua, ketiga dan seterusnya tidaklah selalu tepat sama, selalu ada ada kejutan manis atau pun pahit yang membuat seorang mama  dituntut untuk terus belajar dan bersabar.

Tidak berlebihan jika kemudian banyak mama menuangkan pengalamannya dalam bentuk tulisan di blog dan bukan sekedar ingin eksis. Mulanya mungkin sekedar di dasari rasa excited sebagai mama baru. Pengalaman yang membuat seorang perempuan belajar banyak hal baru. Pengalam yang membuat seorang perempuan makin menyadari fitrah yang diberikan sang pencipta padanya. Fitrah yang tidak diberikan pada laki-laki. Termasuk kemampuan seorang perempuan yang bisa melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu.  If it were easy, men would do it too. Tapi kenyataannya kelebihan ini tidak dimiliki laki-laki.

Menulis di blog sebenanya tidak ada bedanya dengan menulis diary hanya platformnya yang berneda, jika dulu berbentuk buku kini digital. Banyak hal yang di dapat seorang mama dengan ngeblog. Bukan sekedar cerita anak-anak yang membuat tersenyum atau menangis ketika  kita membacanya kembali. Kejadian yang membuat kita berpikir lebih dalam sehingga menemukan hikmah yang tersembunyi. 

Melalui ngeblog mama mengenali perubahan dirinya. Perubahan diri yang bisa dilihat dari  dari caranya menyikapi suatu peristiwa. Sudah bertambahkan kesabaran? Bisa kah membuat keputusan yang bijak? There is no way to be perfect mother but not only way to be good mother (Jill Curchil).

Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki seorang mama terlebih mama  bekerja blog memungkinkan mama tetap bisa eksis melintasi ruang dan waktu. Menembus sekat budaya dan kepercayaan untuk berkenalan dengan sesama mama blogger,  berbagi pengalaman, dan saling menguatkan, terlebih bagi mama muda seperti saya yang minim pengalaman. 

Blog yang ditulis orang mama  bisa bermanfaat dalam hal pengasuhan anak, dengan mencatat setiap perkembangannya dan solusi praktis yang kadang tidak sengaja ditemukan, berdiskusi dengan sesama mama blogger mengenai berbagai permasalah tumbuh kembang dan pengasuhan.

Menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan berarti mengoptimalkan kemampuan berpikir mama dan ini tentunya menambah nilai penghargaan terhadap diri sendiri.

Yang tidak boleh dilupakan adalah netiket atau internet etiket, agar blog tetap menjaga privasi diri sendiri dan keluarga.
 Netiket yang perlu diperhatikan diantaranya;
*Jika mengutip artikel sebutkan sumbernya.
*Tidak menyebar fitnah dengan menyebutkan merek, nama orang atau institusi.
*Tidak mengandung unsur sara dan pornografi.

Untuk keamanan, sebaiknya;
*Tidak mencantumkan alamat rumah dengan detail, karena blog bisa diakses siapa saja .
*Tidak mengunduh foto yang memperlihatkan daerah pribadi walaupun foto bayi atau balita karena ini bisa saja dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab. Tidak mengunduh foto yang memperlihatkan detail rumah dan ruang pribadi dalam rumah.
*Sebaiknya beri watermark pada setiap foto yang kita unduh.
*Tidak memposting tulisan yang sifatnya pribadi dan melampaui batas privasi keluarga.

Happy Blogging moms!

KOPDAR (AGAIN)


Ini kopdar kesekian saya dengan mba Arin-Murtiyarini di mall, bedanya kali ini tanpa anak-anak di samping kami yang membuat obrolan kami tidak fokus, karena mata kami berdua lebih fokus pada anak kami masing-masing yang tidak mau duduk manis.
Obrolan kami tidak jauh dari buku dan nulis. Kami saling meminjamkan buku. Sharing menembus media mass.

Dua minggu sebelumnya saya sempat membuat janji juga dengan mba Arin hanya beberapa menit dan kejutannya mba Arin mentraktir saya buku.

Karena dia menjuarai suatu lomba menulis. Congrat ya mba....

Digital Diary


 Alasan saya ngeblog karena saya suka menulis. Menulis apa saja. Walaupun mulai ngeblog sejak kuliah tapi rasanya lebih bersemangat setelah punya anak padahal waktu yang dimiliki untuk menulis sangat terbatas, malam hari saat anak-anak dan suami tidur, sementara siang hari saya bekerja.  

Menuliskan kejadian sehari-hari yang saya lalui bersama si kecil dan tumbuh kembang mereka. Tulisan yang kemudian membuat saya belajar menjadi smart mama agar bisa bijak menghadapi pertanyaan dan ulah si kecil dengan terus meng up grade pengetahuan soal parenting. Belajar sabar dan toleran menghadapi ulah dengan keinginan saya  yang selalu ingin rumah rapih, bersih dan safety, tidak ada genangan air yang bisa membuat si kecil terjatuh, tidak ada adegan atau gerakan berbahaya yang membuatnya jatuh atau kejedot – padahal saya tahu dari ekplorasi itu si kecil belajar banyak hal dan saya yang harus sabar dan sigap menghadapinya. Jadi bisa dibilang menulis blog bagi saya menjadi semacam cermin untuk saya bisa menilai, sudah sejauh mana pembelajaran saya sebagai seorang mama dan istri. Sudah bertambahkan kesabaran saya? Apakah saya cukup bijak merespon tingkah polah si kecil? 

Dan tentu saja posting-posting foto narsis hehehe   Mungkin ini yang disebut dalam kalimat ‘of all the right of woman, the greatest is to be a mother’. Walaupun begitu saya tidak melupakan rambu-rambu ngeblog. Rambu-rambu yang membuat privasi dan keamanan keluarga kami tetap terjaga. 

Pertama kali membuat blog lebih didominasi rasa exiced sebagai mama baru namun seiring berjalannya waktu, lebih-lebih dengan seringnya blog walking, berkunjung dan membaca blog orang, saya mulai merasakan ngeblog bukan sekedar menuliskan rekaman kejadian tapi sharing.  

Lebih dari itu saya merasa blog jadi perekat hubungan keluarga kecil kami.  Dengan kembali membuka blog, melihat foto dan membaca tulisan mengenai kebersamaan kami, saya jadi mengingat satu hal, kami pasangan yang cocok dan kami adalah tim. Dan tentu saja saya ingin catatan di  blog ini jadi kenangan indah untuk si kecil kelak.

Dari ngeblog saya memiliki banyak teman baru sehobi. Membuat obrolan kami seolah tiada habisnya.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes “Ngeblog di Mata Perempuan” yang diselenggarakan oleh EmakBlogger

Speechless

                  
   Tulisan Speechless  di muat di citizen journalis BALTYRA

My Blog on Parents Magazine Indonesia



Blog Ibu Bahagia. Begitu judul tulisan yang merupakan review dari blog saya  di majalah Parents Indonesia bulan Februari 2012.   

Tepat, sesuai judul blog yang saya. Tepat, karena saya seorang mama ibu yang bahagia. Saya sangat bersyukur dengan kepercayaan yang diberikan Allah swt yaitu sepasang anak yang sehat dan cerdas dan tentu saja wonderful and family man husband (sstt...semoga dia tidak baca ini, nanti ge-er an hahaha).

Tapi tentu tidak setiap saat bahagia. Saya kadang stress, bingung, marah dan kesal menghadapi polah anak-anak terlebih ketika nasehat yang saya berikan secara halus dan lembut tidak digubrisnya. Suara saya akan otomatis naik beberapa oktaf, padahal saya sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak berkata dengan nada tinggi atau keras. Tangan saya pun menjangkau untuk menyentil tangan atau kaki si kecil Azka jika dia marah dengan menendang  atau melempar mainannya. Dan ini tentu melanggar janji yang sudah saya buat, untuk tidak menggunakan kekerasan dalam mendidik anak. Tapi apa menyentil masuk dalam katagori kekerasan .....( mencari pembelaan diri heheh)
Sebagai seorang istri, saya masih jauh dari sempurna.