Quality Time


Saya sangat menyukai dan menikmati pekerjaan sebagai kontributor lepas sebuah majalah berthema parenting. Walaupun dikejar deadline dan untuk bertemu narasumber, berdesak-desakan di komuterline menuju Jakarta lalu  mencari-cari alamat yang dimaksud dengan menumpang ojek, saya enjoy saja.  Saya memang menyukai pekerjaan sampingan ini, pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan utama sebagai karyawan sebuah industri farmasi.

Kadang saya kesulitan membagi waktu antara pekerjaan kantor, anak-anak, suami dan menulis untuk sebuah majalah (kontributor lepas). Tapi yang pasti, waktu saya di rumah hanya untuk anak-anak dan suami jadi walaupun dikejar deadline saya harus mengerjakanan nya saat mereka tertidur.  Ya, walaupun saya menikmati pekerjaan menulis  saya tidak ingin bonding kami berkurang hanya karena pekerjaan. 



saya menyiasati waktu menulis yang terbatas itu, dengan  memanfaatkan waktu jeda diantara istirahat di kantor, dalam perjalanan, menunggu hujan reda saat pulang kantor (bogor sering hujan) atau menunggu narasumber yang tidak jarang mendadak mengundurkan jam bertemu karena beragam alasan.

menikmati layanan indosat mobile saat menunggu narasumber

Terhubung dengan koneksi internet di manapun menjadi keharusan karena Untuk persiapan wawancara atau melengkapi sebuah tulisan hasil wawancara seorang ahli saya mencari bahan terkait  dari internet. Setelah tulisan selesai meminta koreksi dan persetujuan dari narasumber sebelum akhirnya berakhir di meja editor. Deadline untuk sebuah tulisan maksimal lima hari, jadi saya harus benar-benar bergerak cepat dan tepat dengan hasil bagus, untuk itu gadget yang saya miliki selalu Stay MobileWith Indosat termasuk layanan Indosat Super WiFi

di sela acara annual dinner di sebuah hotel di Jakarta minggu lalu tetap bisa memastikan email tulisan sudah di koreksi narsum dengan layanan indosat super WiFi








(Hutang) Review Buku


Agak sulit mengimbangi membaca buku dengan menulis reviewnya ujung-ujungnya waktu yang saya jadikan kambing hitam. Padahal kalau dipikir-pikir masih ada waktu jika niat hehehe.

Jujur, kalau diminta memilih antara mereview buku dan menuliskan ide di kepala, saya memilih yang terakhir karena rasanya lebih mudah. Walaupun tidak mau dibilang sukar menulis review perlu mikir agak kuat termasuk, memikirkan kalimat pembukanya. Jadi saya bisa bermenit-menit nongkrong depan lapi dengan layar putih alias kosong hanya menunggu dan mencari ide untuk kalimat pembuka. Yap, saya tidak bisa mereview buku dengan mencomot bagian sana-sini lalu menempelnya jadi sebuah tulisan. Persepsi saya harus masuk, pendapat saya harus masuk, kritik saya harus masuk terutama fiksi (walaupun yang ini lebih banyak diedit sendiri, khawatir dikira sentimen hehe). Ya, bisanya cuma kritik bikin buku aja belum pernah, gimana coba kalau ada yang bilang begitu. Pengalamannya berdasarkan blbanyak buku fiksi dalam negeri dan terjemahan terutama yang nyastra (sedikit narsis) heheh.  

Nah, karena kecepatan untuk mereview rendah jadilah hutang buku yang perlu di review menumpuk. Finaltinya saya tidak bisa dapat buku gratisan promo penerbit  di Blogger Buku Indonesia. Kalau pun bisa minta malu, apalagi kalau ditodong,”Buku kemarin review nya mana?”

Jadi saya bayar satu dulu, diusahakan setiap minggu bayar satu review.


Ummi Edisi November 2012

Ini adalah tulisan saya yang dimuat di majalah Ummi di rubrik nuansa perempuan edisi november 2012.





Tulisan dibukukan dalam buku Mommylicious, reviewnya bisa baca di sini 

Berminat untuk kirim tulisan ke rubrik ini, kirim saya ke kru_ummi@yahoo.co.id beserta data diri dan foto.


Sama seperti mama lainnya, komitmen saya  bekerja tidak boleh melunturkan kelekatan saya dengan anak-anak. Saya dan Abinya (panggilan kaka Azka Zahra dan Khalif untuk papanya) harus jadi role model untuk mereka dan  kami harus membentuk karakter mereka.  Salah satu kebiasaan yang kami lakukan untuk membuat kelekatan itu adalah menyiapkan sarapan dengan melibatkan Azka. Azka akan mengikuti langkah saya ke dapur dan menawarkan diri membantu menyiapkan sarapan. Tawaran yang tidak bisa saya tolak dan harus bersiap dengan kesabaran ekstra. Bersiap dengan tumpahan susu, karena Azka selalu meminta membuatkan susu untuk saya dan Abinya. Memarut keju untuk roti, menaburkan meses – yang lebih seringnya tertabur di lantai –tapi hal seperti ini yang saya pikir mempererat bonding kami. Pagi hari tanpa suara tv yang menginterupsi. Lalu saya mengajak Azka berkeliling satu blok dengan sepeda motor dan kami berpelukan sebelum berpisah.”Hati-hati di jalan ya, Ma,pesan itu selalu membuat saya haru. Kalimat itu akan diulangnya dengan setengah berteriak sampai saya hilang di belokan dan tak terlihat lagi olehnya.

Sifat anak dan Gen


Postingan narsis dan promo, tulisan saya dimuat di majalah AB sebagai kontributor lepas.Edar 23 november - 9 desember 2012.



Sempat dibuat heran dengan sifat seorang anak yang berbeda dengan kedua orang tuanya atau anak anda sendiri yang mengalaminya. Cek faktanya di AB edisi ini. Dengan konsultan ahli tulisan adalah Prof. Dr. dr. Wahyuning Ramelan SpOG Departemen Biologi Medik FKUI - RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta