Pertanyaan-pertanyaan Ajaib


Pastinya hampir semua anak kecil mengalaminya, mungkin termasuk kita waktu kecil dulu. Bertanya seputar hal-hal biasa tapi membutuhkan jawaban ‘luar biasa’.
Seperti pertanyaan Azka malam ini sebelum tidur.
“Kenapa mas Rayn laki-laki?” Rayn adalah nama sepupunya. “kalau Azka perempuan ya? Mama juga?”
Atau “Mas Rayn satu ya? Azka juga?” ini adalah pertanyaan ketika saya menanyakan kabar teman di mesjidnya (TPA) yang kembar.  “kenapa Azka satu?”

 
Untuk pertanyaan pertama, Azka sudah tahu salah satu perbedaan laki-laki dan perempuan adalah jenis kelaminnya – Dia pernah melihat seorang bayi laki-laki tengah dibersihan pup nya oleh ibunya – waktu itu dia bertanya,”Apa itu?” dari situlah saya mengajarkan konsep perbedaan jenis kelamin.
Jadi saya melihat pertanyaan pertama Azka lebih pada soal kenapa dia   diciptakan jadi perempaun dan sepupunya laki-laki.  Bukan jawabannya yang bikin bingung tapi cara menyampaian dan pilihan kata yang kiranya dapat dipahaminya yang bikin saya sedikit bingung. Jadi saya tidka tahu apa jawaban yang saya berikan tepat atau tidak. “Karena Allah yang menciptakannya. Azka dan mama jadi perempuan . Mas Rayn dan Abi laki-laki.”

Pertanyaan jadi berlanjut,”Allah itu siapa?”
Konsep Allah dan Tuhan sudah kami perkenalkan dengan mengajarkannya berdoa (yang biasanya saya bacakan juga terjemahannya dalam bahasa Indonesia) dan sholat.
“Allah itu yang menciptakan kita semua, binatang juga.” Lalu saya melantunkan Asmaul husna yang sudah hampir di hapal Azka sejak masuk TPA sekitar tiga bulan lalu. Azka ikut bersenandung dan sepertinya gak ‘ngeh’ lagi dengan pertanyaan dan jawaban soal Allah. Tapi bagi saya jawabannya belum selesai ini  benar-benar pr untuk saya.

Pertanyaan kedua soal kembar. Saya jawab (dengan kebenaran jawaban yang benar-benar saya ragukan),” Waktu di perut mama Azka cuma satu, kalau Fauzi berdua sama Fauzan.” Sedikit demi sedikit Azka mulai mengerti apa itu hamil karena kebetulan saat ini saya sedang hamil 6 bulan dan setiap kali periksa ke dokter dan dimonitoring (dengan usg) Azka selalu melihat. 

Makin menyadari menjaid seorang mama itu harus smart. Jadi mana bisa menjadi  seorang  mama tanpa banyak membaca buku jika kita ingin si kecil kelak cerdas dan kritis. Aih-aih makin banyak nich pr baca buku.


Tidak ada komentar